Satgas Anak Difabel Mendesak Dibentuk
A
A
A
SEMARANG - Fenomena anak berkebutuhan khusus di berbagai daerah di Indonesia seperti gunung es. Hingga saat ini, masih banyak anak difabel yang belum tersentuh dan mendapatkan kehidupan layak.
Hal itu dikatakan Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulya (Kak Seto) di saat menghadiri acara peresmian sekolah anak berkebutuhan khusus Kasih Bunda Anne Avantie di Semarang, kemarin. Kak Seto mengatakan, masih banyak anak berkebutuhan khusus di luar sana perlu diselamatkan dan diberikan pertolongan.
“Anak-anak yang hadir saat ini adalah sebagian kecil dari ribuan anak difabel lain yang belum tersentuh di daerah-daerah. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama, termasuk Pemerintah Kota Semarang agar mengakomodasi dan memelihara semua anak-anak berkebutuhan khusus itu,” kata dia.
Menurut Kak Seto, selama ini belum ada data valid mengenai jumlah anak difabel di berbagai daerah. Seharusnya, pemerintah termasuk Pemkot Semarang, membentuk satgas khusus anak untuk mencari dan menemukan anakanak berkebutuhan khusus itu dan kemudian diberikan hak-haknya.
“Selain itu, saya juga mengusulkan agar Pemkot Semarang memanfaatkan dari sekup terkecil, yakni RT-RW. Kami harap setiap pengurusan kartu keluarga (KK), masyarakat tidak hanya mencantumkan nama dan umur anak, tetapi kondisi kesehatan anak. Hal ini penting dilakukan agar anak-anak yang memiliki kelainan dapat terdata dan diperhatikan,” ujarnya.
Selain itu, Kak Seto juga mengapresiasi pendirian sekolah berkebutuhan khusus Kasih Bunda Anne Avantie di Semarang. Sebab sekolah-sekolah itu penting untuk menunjang pendidikan anakanak difabel. “Ini langkah sangat bagus dan diharapkan dapat dicontoh oleh orang lain di berbagai daerah,” katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang juga hadir dalam kegiatan itu mengatakan, pemkot akan melakukan berbagai hal mendukung sekolah untuk kaum difabel tersebut. “Kami menyambut baik mengenai sekolah ini dan akan kami support semampu kami untuk pengembangan sekolah difabel ini,” ujarnya.
Disinggung mengenai pembentukan satgas anak berkebutuhan khusus hingga RT/RW di Kota Semarang, Hendi mengaku, akan berupaya mewujudkannya. Nanti pihaknya akan membuat sebuah sistem pelaporan yang menggandeng tokoh masyarakat setingkat RT/RW untuk mengakomodasi anak berkebutuhan khusus itu.
“Nanti kami akan inventarisasi dan akan kami lakukan tindakan penanganannya. Kami harap semua anak-anak, baik anak jalanan maupun difabel dapat ditangani dengan baik di kota ini,” katanya.
Anne Avantie selaku pemilik sekolah difabel Kasih Bunda mengaku terketuk hatinya mendirikan sekolah khusus difabel. Sebab selama ini, anak-anak difabel yang dirawat di tempatnya belum memiliki tempat pendidikan yang layak.
“Selama ini kami merawat ratusan anak-anak difabel tersebut. Kemudian kami terpikir untuk membuat sekolah bagi mereka agar pendidikan mereka tetap terjaga,” ujarnya.
Andika Prabowo
Hal itu dikatakan Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulya (Kak Seto) di saat menghadiri acara peresmian sekolah anak berkebutuhan khusus Kasih Bunda Anne Avantie di Semarang, kemarin. Kak Seto mengatakan, masih banyak anak berkebutuhan khusus di luar sana perlu diselamatkan dan diberikan pertolongan.
“Anak-anak yang hadir saat ini adalah sebagian kecil dari ribuan anak difabel lain yang belum tersentuh di daerah-daerah. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama, termasuk Pemerintah Kota Semarang agar mengakomodasi dan memelihara semua anak-anak berkebutuhan khusus itu,” kata dia.
Menurut Kak Seto, selama ini belum ada data valid mengenai jumlah anak difabel di berbagai daerah. Seharusnya, pemerintah termasuk Pemkot Semarang, membentuk satgas khusus anak untuk mencari dan menemukan anakanak berkebutuhan khusus itu dan kemudian diberikan hak-haknya.
“Selain itu, saya juga mengusulkan agar Pemkot Semarang memanfaatkan dari sekup terkecil, yakni RT-RW. Kami harap setiap pengurusan kartu keluarga (KK), masyarakat tidak hanya mencantumkan nama dan umur anak, tetapi kondisi kesehatan anak. Hal ini penting dilakukan agar anak-anak yang memiliki kelainan dapat terdata dan diperhatikan,” ujarnya.
Selain itu, Kak Seto juga mengapresiasi pendirian sekolah berkebutuhan khusus Kasih Bunda Anne Avantie di Semarang. Sebab sekolah-sekolah itu penting untuk menunjang pendidikan anakanak difabel. “Ini langkah sangat bagus dan diharapkan dapat dicontoh oleh orang lain di berbagai daerah,” katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang juga hadir dalam kegiatan itu mengatakan, pemkot akan melakukan berbagai hal mendukung sekolah untuk kaum difabel tersebut. “Kami menyambut baik mengenai sekolah ini dan akan kami support semampu kami untuk pengembangan sekolah difabel ini,” ujarnya.
Disinggung mengenai pembentukan satgas anak berkebutuhan khusus hingga RT/RW di Kota Semarang, Hendi mengaku, akan berupaya mewujudkannya. Nanti pihaknya akan membuat sebuah sistem pelaporan yang menggandeng tokoh masyarakat setingkat RT/RW untuk mengakomodasi anak berkebutuhan khusus itu.
“Nanti kami akan inventarisasi dan akan kami lakukan tindakan penanganannya. Kami harap semua anak-anak, baik anak jalanan maupun difabel dapat ditangani dengan baik di kota ini,” katanya.
Anne Avantie selaku pemilik sekolah difabel Kasih Bunda mengaku terketuk hatinya mendirikan sekolah khusus difabel. Sebab selama ini, anak-anak difabel yang dirawat di tempatnya belum memiliki tempat pendidikan yang layak.
“Selama ini kami merawat ratusan anak-anak difabel tersebut. Kemudian kami terpikir untuk membuat sekolah bagi mereka agar pendidikan mereka tetap terjaga,” ujarnya.
Andika Prabowo
(ftr)