20 Keluarga Penumpang AirAsia dapat Pendampingan Psikologi
A
A
A
SURABAYA - Sebanyak 20 keluarga penumpang AirAsia mendapat pendampingan dari tim psikologis Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur.
Hal ini dilakukan untuk menenangkan kondisi psikologis mereka. Karena ketika mendengar kabar adanya penemuan jenazah penumpang pesawat di Perairan Karimata, Pangkalan Bun, para keluarga trauma bahkan ada yang histeris.
Kabag Psikologi Polda Jatim, AKBP Cucuk Trihono menjelaskan, tim psikologi memberikan pendampingan terhadap keluarga penumpang pesawat AirAsia sampai kondisi psikisnya normal sehingga mereka bisa menerima kenyatan pahit tersebut.
"Dari hari pertama sampai sekarang, ada 20 anggota keluarga penumpang pesawat yang diberi pendampingan psikologi," ungkap AKBP Cucuk Trihono, di Posko Krisis Centre AirAsia Polda Jatim, Minggu (4/1/2015).
Menurut Cucuk, untuk menstabilkan kondisi psikis para keluarga, pihaknya memakai teknis trauma hiling. Ini dilakukan untuk menghilangkan rasa trauma yang dihadapi para keluarga penumpang.
"Kami juga memakai metode relaksasi dan konseling. Minimal kita membuat suadara kita yang sedang menghadapi persoalan ada teman. Sehingga bisa bercerita dan bisa menenangkan kembali kondisi psikisnya. Adapun yang melakukan pendampingan dari psikolog, psikiater dan rohaniawan," tandasnya.
Hal ini dilakukan untuk menenangkan kondisi psikologis mereka. Karena ketika mendengar kabar adanya penemuan jenazah penumpang pesawat di Perairan Karimata, Pangkalan Bun, para keluarga trauma bahkan ada yang histeris.
Kabag Psikologi Polda Jatim, AKBP Cucuk Trihono menjelaskan, tim psikologi memberikan pendampingan terhadap keluarga penumpang pesawat AirAsia sampai kondisi psikisnya normal sehingga mereka bisa menerima kenyatan pahit tersebut.
"Dari hari pertama sampai sekarang, ada 20 anggota keluarga penumpang pesawat yang diberi pendampingan psikologi," ungkap AKBP Cucuk Trihono, di Posko Krisis Centre AirAsia Polda Jatim, Minggu (4/1/2015).
Menurut Cucuk, untuk menstabilkan kondisi psikis para keluarga, pihaknya memakai teknis trauma hiling. Ini dilakukan untuk menghilangkan rasa trauma yang dihadapi para keluarga penumpang.
"Kami juga memakai metode relaksasi dan konseling. Minimal kita membuat suadara kita yang sedang menghadapi persoalan ada teman. Sehingga bisa bercerita dan bisa menenangkan kembali kondisi psikisnya. Adapun yang melakukan pendampingan dari psikolog, psikiater dan rohaniawan," tandasnya.
(sms)