Doa Bersama Digelar di Rumah Wanti

Minggu, 04 Januari 2015 - 10:49 WIB
Doa Bersama Digelar di Rumah Wanti
Doa Bersama Digelar di Rumah Wanti
A A A
Lafal doa dan ayat suci Alquran sayup terdengar dari sebuah rumah Kompleks Sariwangi Asri, Kampung Lembur Tengah, Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, kemarin.

Bangunan bercat kuning gading itu merupakan kediaman keluarga Wanti Setiawati, 30, korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Minggu 28 Desember 2014 lalu. Keluarga, kerabat, dan tetangga berkumpul di kediaman Wanti untuk memanjatkan doa bersama untuk para korban.

Kesedihan masih terlihat di raut wajah keluarga dekat Wanti. Mereka masih terkenang dengan kecantikan, lemah lembut, dan santun gadis yang menjabat sebagai kepala pramugari di maskapai AirAsia itu. Eneng, 45, kaka sepupu Wanti mengatakan, kendati keluarga sangat merasa kehilangan, tetap berusaha untuk menerima dengan ikhlas musibah itu. “Kami sekeluarga berusaha ikhlas dengan musibah ini. Namun kami masih berharap ada kabar terbaik ke depannya,” kata Eneng.

Dia menuturkan, Wanti dikenal sosok cantik, lembut, santun, dan perhatian kepada keluarga. “Wanti sangat baik sama keluarga. Orangnya santun dan lembut. Sampai dengan hari ini, kami masih ingat bagaimana kebaikan korban,” tutur dia. Keluarga, ujar Eneng, mengucapkan banyak terima kasih atas doa terbaik yang dipanjatkan seluruh rakyat Indonesia untuk para korban jatuhnya pesawat tersebut.

“Ini (kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501) merupakan musibah nasional. Saya haturkan terimakasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah mendoakan keluarga kami,” ujar Eneng. Ana, kakak kandung Wanti pun mengatakan, sejak musibah itu terjadi sampai saat ini belum ada kabar terbaru tentang adiknya itu. “Saya minta doanya terus supaya ada kabar terbaik selanjutnya,” kata Ana.

Dia mengungkapkan, kemarin, petugas Polda Jabar telah mengambil sample air liur orang tua Wanti untuk keperluan tes DNA. Tes tersebut untuk memastikan proses identifikasi kedepannya.

“Ya,yatadi pagi sudah di lakukan pengambilan sample air liur orang tua kami untuk tes DNA. Prosesnya hanya sebentar tadi. Jadi tes itu bukan berarti Wanti sudah ditemukan karena sampai dengan detik ini, kami belum menerima ka bar terbaru. Tes itu untuk me mastikan proses identifikasi ke depan,” ungkap dia.

Diketahui, jatuhnya pe sa wat Air Asia QZ8501 rute Surabaya- Singapura d i Selat Ka rim ata, Pangkalan Bun, telah me masuki hari keenam sejak mu sibah itu terjadi. Wanti Setiawati merupakan salah seorang pr a mugari di maskapai penerbangan milik Tony Fern an dez ini. Wanti merupakan salah seorang pramugari senior di AirAsia dan telah bekerja se la ma enam tahun. Bahkan posisi di Airasia menduduki posisi sebagai kepala pramugari.

Korban ditempatkan bertugas di Surabaya selama empat tahun dan di Jakarta selama dua tahun. Sebagai pramugari, jadwal Wan ti sangat padat. Korban terakhir bertemu dengan keluarga pada November 2014 lalu. Namun, pertemuan itu hanya berlangsung beberapa hari karena Wanti harus kem bali menjalankan tugas sebagai pramugari.

Gadis cantik berkulit putih itu tumbuh bersama dengan lima saudaranya dan besar di Desa Sariwangi. Wanti menjalani pendidikan sekolah dasar (SD) di Sariwangi, sedangkan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Kota Cimahi.

Nur azis
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8125 seconds (0.1#10.140)