Tidak Menangis karena Air Mata Sudah Habis

Kamis, 01 Januari 2015 - 05:32 WIB
Tidak Menangis karena...
Tidak Menangis karena Air Mata Sudah Habis
A A A
SIDOARJO - Rumah di Jalan Nala Nomor 14 Desa Sawo Tratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo ini masih terlihat sepi. Hanya ada beberapa tetangga dan teman dekat yang berkunjung ke tempat tinggal kakak ipar Hayati Lutfiah, salah satu korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

Tepat di depan rumah, tikar berukuran sekitar 3X3 meter sudah disiapkan sang kakak ipar, Erna Susiati. Beberapa stoples yang berisi makanan ringan juga sudah disiapkan. Di bagian sudut depan rumah, terpampang tiga foto yang terdiri atas foto Joko Suseno (40), Hayati Lutfiyah (39), Naura Kanita (9), dan Sumami (64).

Keempatnya merupakan korban pesawat nahas tersebut. Joko Suseno adalah adik kandung Erna Susiati. Naura Kanita adalah anak dari Joko Suseno dan Hayati. Sedangkan Sumami adalah ibu kandung Joko Suseno dan Erna Susiati. Dari keempat korban ini, yang baru teridentifikasi adalah Hayati Lutfiah.

"Saya tahu kalau temuan salah satu jenazah pesawat AirAsia ini adalah adik ipar saya itu dari Pak RT. Saya tahu sekitar pukul 14.00 WIB," kata Erna saat ditemui Koran Sindo di rumahnya.

Dengan mata berkaca-kaca, Erna menceritakan, awalnya dia menghubungi Ketua RT untuk mematikan lampu rumah adiknya yang ada di Jalan Ketintang Baru Selatan 5 B Nomor 16.

Saat percakapan lewat telepon itulah Pak RT memberitahukan bahwa salah satu jenazah yang berhasil diidentifikasi tim pencari AirAsia QZ8501 adalah Hayati Lutfiah. Sedangkan ketiga keluarganya yang lain seperti Joko Suseno, Naura Kanita, dan Sumami belum terindentifikasi.

"Sekarang kami tengah membicarakan dengan pihak keluarga adik ipar saya, nanti dimakamkan di mana. Tapi saya berharap semua bisa dimakamkan di sini (Sawo Tratap). Sebentar lagi (kemarin) saya akan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk menjemput jenazah adik ipar saya," tutur perempuan yang saat ditemui berjilbab ungu.

Erna melanjutkan, sejak awal dia tidak pernah mendapat firasat akan mendapat musibah ini, baik melalui mimpi atau ucapan-ucapan dari keluarganya yang menjadi korban.

Bahkan, sebelumnya, sang adik, Joko Suseno sempat menawari anaknya untuk ikut berwisata ke Singapura. Lantaran ada kegiatan pengambilan rapor, anaknya tidak diizinkan untuk berangkat.

Selanjutnya, pada saat hari Minggu (28/12/2014) dia bersama suami pergi untuk jalan-jalan. Tak jauh dari rumahnya, terdengar berita dari stasiun radio lokal. Berita itu mengabarkan bahwa pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak.

"Saat itu juga saya ke Bandara Juanda. Saya ingin tahu yang menumpang pesawat AirAsia ini siapa saja. Ini karena saya tahunya adik saya pagi itu berangkat ke Singapura, tapi tak tahu naik pesawat apa," urainya.

Setibanya di bandara, dia langsung menuju Posko Crisis Center AirAsia. Oleh petugas, dia disarankan untuk ke kantor pelayanann AirAsia. Sayangnya, petugas maskapai milik Tony Fernandes itu enggan untuk membeber siapa saja penumpang di pesawat nahas itu.

Tak lama kemudian, dia ditelepon salah satu wartawan dan memintanya untuk kembali ke posko. Wartawan mengabarkan bahwa data semua penumpang AirAsia QZ8501 sudah diumumkan pihak bandara.

"Setelah saya tahu keluarga saya naik pesawat ini, badan saya langsung lemas. Saat itu saya tidak doyan makan. Tiga hari saya tidak makan dan malas diajak bicara. Baru hari ini saya makan dan perlahan mulai bisa diajak bicara dengan leluasa," katanya.

Dengan menarik napas panjang, Erna mengaku dia harus merelakan kepergian keluarganya yang terjadi secara mendadak ini. Perempuan berusia 45 tahun ini tak pernah menyangka keluarganya akan mengalami kematian secara tragis. Akhirnya, dia memilih untuk merelakan kepergian mereka, agar arwah mereka bisa tenang di alam baka.

"Saya sekarang tidak menangis lagi. Kenapa? Karena air mata saya sudah habis. Lagi pula, saya harus merelakan kepergian mereka. Jika saya tidak merelakan, kasihan mereka. Saya juga berdoa agar semua korban bisa ditemukan. Dan, semoga ada mukjizat bahwa mereka selamat," ujarnya sambil membenahi jilbabnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1086 seconds (0.1#10.140)