Peserta Terbaik Mendapat Gelar Bangsawan

Senin, 29 Desember 2014 - 12:40 WIB
Peserta Terbaik Mendapat Gelar Bangsawan
Peserta Terbaik Mendapat Gelar Bangsawan
A A A
KENDAL - Langit mendung. Suara gamelan mengiringi belasan penari jatilan di panggung berukuran besar yang berdiri di sebuah lahan luas di Dukuh Sekatul Desa Margosari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.

Penonton yang hadir dari warga sekitar maupun pencinta kesenian rakyat berbagai daerah memadati depan panggung tersebut. Mereka ingin menyaksikan penampilan dari para peserta Festival Tari Rakyat Segoro Gunung yang dihelat pengelola Kampoeng Djawa Sekatul, kemarin. Istimewanya, di samping kanan panggung tersebut terlihat sederet keturunan raja-raja yang datang dari berbagai daerah.

Mereka di antaranya adalah Tengku Syawal (Singapura), Pangeran Muhammad Shah (Brunei Darussalam), Sultan Indrapura (Sumatra Barat), Sultan Badarudin (Palembang), Prabu Sumedang Larang, dan Rama Jati Pangeran Jati Kusuma (Kuningan).

Ketua Panitia, Kanjeng Raden Tumenggung, Setijo Negoro mengatakan bahwa pergelaran kesenian rakyat kali ini diramaikan oleh sedikitnya 16 kelompok kesenian. Mereka berasal dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Temanggung, dan Wonosobo. “Ini merupakan kegiatan kali kedua yang diselenggarakan Kampoeng Djawa Sekatul, tiap tahun. Syukur, telah mendapat respons positif, sehingga peserta cukup banyak,” katanya.

Keberadaan Kampoeng Djawa Sekatul, lanjut dia, bukan hanya menjadi tempat wisata. Namun juga sebagai pelestarian budaya dan seni, terutama kesenian rakyat yang ada di Jawa Tengah. “Kesenian merupakan identitas bangsa yang perlu dilestarikan. Untuk itu, Kampoeng Djawa Sekatul berupaya melestarikan melalui kegiatan-kegiatan tradisi dan pagelaran kesenian dan sebagainya,” kata dia.

Pemilik Kampoeng Djawa Sekatul, Kanjeng Pangeran Harya Adipati (KPHA) Djojo Nagoro menambahkan, Festival Tari Rakyat Segoro Gunung tersebut merupakan rangkaian kegiatan tahunan yang diselenggarakan tahunan. “Hari pertama ada sarasehan ruwatan, hari kedua yaitu ruwatan, dan festival ini adalah hari yang ketiga. Seluruh rangkaian acara sangat meriah. Untuk tari rakyat ini bahkan bisa berlangsung sampai malam,” ujarnya.

Dia mengaku bangga dengan keberadaan kelompok kesenian rakyat yang masih tumbuh di zaman modern. Selain itu, kesenian rakyat juga mulai mengembangkan kreasi-kreasi baru baik dari koreografi hingga musiknya. “Semangat anak-anak muda yang masih mau melestarikan kesenian rakyat ini perlu diapresiasi. Mereka juga total dan mau berpikir ke depannya,” paparnya.

Rencananya, para penampil dalam acara tersebut akan mendapatkan gelar keratonan. Tentu, peserta yang dinilai paling terbaik dan keseriusannya berkesenian. “Selain piala bergilir, akan ada penghargaan berupa gelar keratonan,” tandasnya.

Wikha Setiawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6897 seconds (0.1#10.140)