Penjelasan AirAsia Tak Puaskan Keluarga Penumpang
A
A
A
SURABAYA - Pihak Maskapai Penerbangan AirAsia belum bisa memberi keterangan terkait kondisi pesawat maupun penumpang yang lost contact. Meskipun menggelar jumpa pers, di Kantor Crisis Center Terminal 2 Bandara Juanda, namun belum bisa memuaskan keluarga penumpang.
Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia Sunu Widiyatmoko yang mendampingi CEO AirAsia Tony Fernandez mengatakan kondisi pesawat dalam keadaan laik terbang. Demikian pula dengan pilot termasuk pilot senior yang sudah mempunyai pengalaman 20500 jam terbang. "Pesawat kita ini buatan tahun 2008," ujarnya, Minggu (28/12/2014).
Sunu juga menjelaskan jika pesawat nahas itu berisikan sebanyak 155 penumpang, dengan rincian berkewarganegaraan Indonesia sebanyak 149 penumpang. Satu penumpang berkewarganegaraan Inggris, tiga penumpang berkewarganegaraan Korea Selatan, satu penumpang berkewarganegaraan Malaysia dan satu penumpang berkewarganegaaraan Singapura.
Sedangkan untuk kru pesawat berjumlah tujuh orang, enam orang berkewarganegaraan Indonesia dan hanya satu yang berkewarganegaraan Prancis.
Sedangkan Kepala Basarnar Surabaya Hernanto mengatakan, untuk mencari pesawat yang hilang pihaknya sudah mengerahkan sebanyak tujuh kapal. Kapal-kapal tesebut berangkat dari beberapa pangkalan laut di beberapa daerah, seperti di Pangkal Pinang, Palembang dan lainnya.
Meski demikian, Hernanto juga belum bisa memberikan kabar lebih lanjut terhadap hasil pencarian yang dilakukan oleh tim SAR.
"Besok pagi kita lanjutkan lagi pencarian. Kami belum mendapet informasi lebih lanjut, tapi sejak pagi kapal-kapal sudah berangkat ke titik dimana lokasi pesawat lost contact," tandasnya.
Dalam jumpa pers tersebut, selain dihadiri oleh pihak AirAsia juga dihadiri oleh Gubernur Jatim Soekarwo, GM Angkasa Pura 1 Trikora Harjo dan pihak dari Lanudal.
"Kami minta semua infomasi diberikan seluas-luasnya untuk keperluan keluarga penumpang," harap Sukarwo.
Sebelum jumpa pers, pihak AirAsia bertemu dengan keluarga korban di ruang Crisis Center secara tertutup. Cukup lama pertemuan dilakukan sekitar satu jam, namun setelah mendapat penjelasan tidak membuat keluarga penumpang puas.
Keluarga penumpang merasa tidak puas karena tidak ada penjelasan lebih detail terkait pesawat dan kondisi penumpang.
"Kita tidak mendapat penjelasan apa-apa terkait kondisi pesawat. Hanya dijelaskan jika pesawat mendarat di laut, kondisinya seperti apa tidak dijelaskan," tandas Eden, salah satu keluarga penumpang.
Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia Sunu Widiyatmoko yang mendampingi CEO AirAsia Tony Fernandez mengatakan kondisi pesawat dalam keadaan laik terbang. Demikian pula dengan pilot termasuk pilot senior yang sudah mempunyai pengalaman 20500 jam terbang. "Pesawat kita ini buatan tahun 2008," ujarnya, Minggu (28/12/2014).
Sunu juga menjelaskan jika pesawat nahas itu berisikan sebanyak 155 penumpang, dengan rincian berkewarganegaraan Indonesia sebanyak 149 penumpang. Satu penumpang berkewarganegaraan Inggris, tiga penumpang berkewarganegaraan Korea Selatan, satu penumpang berkewarganegaraan Malaysia dan satu penumpang berkewarganegaaraan Singapura.
Sedangkan untuk kru pesawat berjumlah tujuh orang, enam orang berkewarganegaraan Indonesia dan hanya satu yang berkewarganegaraan Prancis.
Sedangkan Kepala Basarnar Surabaya Hernanto mengatakan, untuk mencari pesawat yang hilang pihaknya sudah mengerahkan sebanyak tujuh kapal. Kapal-kapal tesebut berangkat dari beberapa pangkalan laut di beberapa daerah, seperti di Pangkal Pinang, Palembang dan lainnya.
Meski demikian, Hernanto juga belum bisa memberikan kabar lebih lanjut terhadap hasil pencarian yang dilakukan oleh tim SAR.
"Besok pagi kita lanjutkan lagi pencarian. Kami belum mendapet informasi lebih lanjut, tapi sejak pagi kapal-kapal sudah berangkat ke titik dimana lokasi pesawat lost contact," tandasnya.
Dalam jumpa pers tersebut, selain dihadiri oleh pihak AirAsia juga dihadiri oleh Gubernur Jatim Soekarwo, GM Angkasa Pura 1 Trikora Harjo dan pihak dari Lanudal.
"Kami minta semua infomasi diberikan seluas-luasnya untuk keperluan keluarga penumpang," harap Sukarwo.
Sebelum jumpa pers, pihak AirAsia bertemu dengan keluarga korban di ruang Crisis Center secara tertutup. Cukup lama pertemuan dilakukan sekitar satu jam, namun setelah mendapat penjelasan tidak membuat keluarga penumpang puas.
Keluarga penumpang merasa tidak puas karena tidak ada penjelasan lebih detail terkait pesawat dan kondisi penumpang.
"Kita tidak mendapat penjelasan apa-apa terkait kondisi pesawat. Hanya dijelaskan jika pesawat mendarat di laut, kondisinya seperti apa tidak dijelaskan," tandas Eden, salah satu keluarga penumpang.
(hyk)