KA Majapahit vs Panther, Dua Tewas

Jum'at, 26 Desember 2014 - 19:56 WIB
KA Majapahit vs Panther,...
KA Majapahit vs Panther, Dua Tewas
A A A
TULUNGAGUNG - Sedikitnya dua orang tewas dan enam orang lainya terluka parah saat Kereta Api (KA) Majapahit jurusan Malang-Jakarta menerjang mobil Isuzu Panther. Peristiwa itu terjadi di perlintasan kereta tanpa palang pintu Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jumat (26/12/2014).

Hantaman keras lokomotif pada bagian tengah kendaraan membuat Isuzu Panther N 1694 AK dengan penumpang delapan orang (termasuk sopir) itu terseret sejauh 500 meter.

Sunardi (55) sopir Isuzu Panther tewas seketika di lokasi kejadian. Tengkorak kepala warga Desa Telogosari, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang tersebut remuk akibat tergencet badan kendaraan yang ringsek total.

"Informasinya ini rombongan keluarga seusai berlibur ke kerabatnya di Desa Bendiljati Wetan, kemudian hendak pulang ke Malang," tutur Suharno, warga setempat yang kebetulan berada di lokasi saat peristiwa kecelakaan terjadi.

Peristiwa maut itu terjadi Jumat petang. Informasi dari kepolisian, Wati (50) yang masih bernapas saat dievakuasi dari himpitan kursi dan pecahan kaca, meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD dr Iskak Tulungagung. Wati yang diduga sebagai istri sopir dan berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS), duduk di bangku tengah.

Saat Panther melintas, menurut Suharno, sirine tanda peringatan kedatangan kereta tidak berbunyi. Dari pantauan di lapangan, perlintasan tidak berpalang pintu juga tidak menyiagakan seorang penjaga.

"Mobil berada di selatan hendak menyeberang ke utara. Selisih beberapa menit sebelum peristiwa, sebuah truk juga melintas dari arah berlawanan. Untungnya selamat. Sebab sirinenya memang tidak bunyi. Yang ada hanya lampu peringatan bahaya," terang Suharno.

Setelah menyeret kendaraan sejauh setengah kilometer, KA Majapahit sempat berhenti. Seorang petugas kereta yang mengaku sebagai kondektur mengatakan kereta telah membunyikan klakson sebelum masuk perlintasan.

"Kita sudah memperdengarkan klakson berulangkali," ujarnya tanpa bersedia menyebut nama.

Sementara itu enam penumpang lainya langsung dilarikan ke ruang instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit. Mirza berusia empat tahun ditempatkan di ruang red zone.

Selain kehilangan kesadaran, Mirza menderita luka parah pada bagian kepala. Sementara lainnya, yakni Fadil berusia dua tahun, Miftahul Rohmah (28), Afriani (17), Emy (26), dan Restuning (31) ditempatkan di ruang yellow zone.

Menurut keterangan Furqon, dokter jaga, semua korban yang dirawat mengalami gegar otak dan luka lecet pada bagian badan. "Mulai gegar otak kategori ringan sampai berat. Saat ini kita masih melakukan perawatan intensif," ujarnya.

Kanit Laka Polres Tulungagung Inspektur Dua Sukardi yang ditemui di lokasi mengatakan masih melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan.

"Kita masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan saksi di lapangan. Sebab informasinya saat kejadian sirine di perlintasan tidak aktif, " ujarnya singkat.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6747 seconds (0.1#10.140)