Sarundajang Terima Silaturahmi Gubernur Gorontalo saat Natalan
A
A
A
MANADO - Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang kedatangan salah satu tamu istimewa kala menggelar open house perayaan Natal di rumah jabatan gubernur, di Bumi Beringin Manado Kamis (25/12/2014). Salah satu tamu spesial tersebut adalah sahabat sekaligus Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
Rusli datang bersama sejumlah wali kota/bupati dan jajaran Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk silaturahmi sekaligus mempererat hubungan kekerabatan yang terjalin baik selama ini.
Apalagi dalam sejarahnya, Gorontalo merupakan ‘adik kandung’ Provinsi Sulut, sebelum kemudian dimekarkan di tahun 2000 sebagai provinsi otonom yang baru.
“Saya datang bersama rekan-rekan Muspida Gorontalo, wali kota dan bupati untuk silaturahmi sekaligus berikan ucapan selamat natal dan tahun baru kepada pemerintah provinsi Sulut,” kata Habibie, kala diwawancarai.
Tradisi kunjungan ke Sulut kala perayaan Natal diakuinya sudah dilaksanakan sejak 2012, kala dirinya terpilih dan dilantik sebagai Gubernur Gorontalo.
Diakui Rusli, kehadiran mereka tak sekedar silaturahmi biasa, tetapi di dalamnya juga terdapat ikatan emosional yang kuat sebagai saudara bersaudara.
“Saya sangat sadar, walaupun Sulut dan Gorontalo secara administratif sudah terpisah, tetapi seluruh etnis di Gorontalo adalah bagian tidak terpisahkan yang cukup dikenal dengan sebutan Bohusami (etnis Bolmong, Hulontalo, Sanger dan Minahasa). Empat suku ini adalah suku terbesar di Sulut dan Gorontalo,” katanya.
Silaturahmi ini sekaligus merupakan perwujudan saling menghormati dan menghargai antar umat beragama, terutama dalam menjaga stabilitas Negara Indonesia.
Apalagi menurut Rusli, Pemprov Sulut juga termasuk provinsi yang aktif melakukan silaturahmi yang sama ketika perayaan Idul Fitri ke Gorontalo.
“Jadi kita menerapkan falsafah torang samua basodara (kita semua bersaudara). Tidak ada minoritas dan mayoritas, karena Indonesia adalah negara Pancasila. Dengan saling kunjung mengunjungi kita tingkatkan toleransi dan kerukunan antara umat beragama. Insya Allah, Gorontalo dan Sulut tidak akan seperti daerah lain yang kacau akibat perbuatan intoleransi atas nama agama,” kata gubernur yang diusung dari Partai Golkar ini.
Dalam gelaran open house tersebut, SHS menjamu banyak sekali tamu, baik dari para Forum Komunikasi Pimpinan Daerah yang beragama non-Nasrani tetapi juga pejabat yang sama-sama merayakan Natal.
Tampak hadir tamu lainnya seperti Komandan Korem 131/Santiago Brigjen TNI Musa Bangun, Kapolda Sulut Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga, Ketua DPRD Sulut Steven Kandouw, Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pdt Henny WB Sumakul, Wakil Inspektorat Pengawasan Umum Polri (Wairwasum) Irjen Pol Dicky Atotoy yang juga mantan Kapolda Sulut, bupati Minahasa Utara Sompie Singal, wakil wali kota Manado Harley Mangindaan dan sejumlah tamu lainnya.
Rusli datang bersama sejumlah wali kota/bupati dan jajaran Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk silaturahmi sekaligus mempererat hubungan kekerabatan yang terjalin baik selama ini.
Apalagi dalam sejarahnya, Gorontalo merupakan ‘adik kandung’ Provinsi Sulut, sebelum kemudian dimekarkan di tahun 2000 sebagai provinsi otonom yang baru.
“Saya datang bersama rekan-rekan Muspida Gorontalo, wali kota dan bupati untuk silaturahmi sekaligus berikan ucapan selamat natal dan tahun baru kepada pemerintah provinsi Sulut,” kata Habibie, kala diwawancarai.
Tradisi kunjungan ke Sulut kala perayaan Natal diakuinya sudah dilaksanakan sejak 2012, kala dirinya terpilih dan dilantik sebagai Gubernur Gorontalo.
Diakui Rusli, kehadiran mereka tak sekedar silaturahmi biasa, tetapi di dalamnya juga terdapat ikatan emosional yang kuat sebagai saudara bersaudara.
“Saya sangat sadar, walaupun Sulut dan Gorontalo secara administratif sudah terpisah, tetapi seluruh etnis di Gorontalo adalah bagian tidak terpisahkan yang cukup dikenal dengan sebutan Bohusami (etnis Bolmong, Hulontalo, Sanger dan Minahasa). Empat suku ini adalah suku terbesar di Sulut dan Gorontalo,” katanya.
Silaturahmi ini sekaligus merupakan perwujudan saling menghormati dan menghargai antar umat beragama, terutama dalam menjaga stabilitas Negara Indonesia.
Apalagi menurut Rusli, Pemprov Sulut juga termasuk provinsi yang aktif melakukan silaturahmi yang sama ketika perayaan Idul Fitri ke Gorontalo.
“Jadi kita menerapkan falsafah torang samua basodara (kita semua bersaudara). Tidak ada minoritas dan mayoritas, karena Indonesia adalah negara Pancasila. Dengan saling kunjung mengunjungi kita tingkatkan toleransi dan kerukunan antara umat beragama. Insya Allah, Gorontalo dan Sulut tidak akan seperti daerah lain yang kacau akibat perbuatan intoleransi atas nama agama,” kata gubernur yang diusung dari Partai Golkar ini.
Dalam gelaran open house tersebut, SHS menjamu banyak sekali tamu, baik dari para Forum Komunikasi Pimpinan Daerah yang beragama non-Nasrani tetapi juga pejabat yang sama-sama merayakan Natal.
Tampak hadir tamu lainnya seperti Komandan Korem 131/Santiago Brigjen TNI Musa Bangun, Kapolda Sulut Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga, Ketua DPRD Sulut Steven Kandouw, Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pdt Henny WB Sumakul, Wakil Inspektorat Pengawasan Umum Polri (Wairwasum) Irjen Pol Dicky Atotoy yang juga mantan Kapolda Sulut, bupati Minahasa Utara Sompie Singal, wakil wali kota Manado Harley Mangindaan dan sejumlah tamu lainnya.
(sms)