Ribuan Orang Mengantarkan Jenazah KH Nawawi Abdul Azis
A
A
A
BANTUL - Ribuan orang mengantarkan jenazah kyai sepuh yang juga tokoh Nahdhatul Ulama Bantul, KH Nawawi Abdul ‘Aziz, Kamis (25/12/2014) ke peristirahatan terakhir.
Mantan rois Syuriah NU Bantul ini meninggal hari Rabu 24 Desember sekitar pukul 19.45 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito karena menderita penyakit tua.
Menurut pihak keluarga yang diwakili KH Khudlori Abdul Azis, pendiri pondok pesantren An Nur Ngrukem Pendowoharjo, Sewon tersebut sebelumnya dirawat hampir sepekan di RS dr Sarjito setelah beberapa hari sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul.
KH Nawawi Abdul Azis dirawat karena usianya yang telah senja dan akhirnya meninggal dalam usia 89 tahun. “Semoga beliau khusnul qhotimah, amin,”ujar tokoh NU Bantul ini, Kamis (25/12/2014).
KH Nawawi Abdul Azis merupakan putra kedua dari KH Adul Azis, seorang petani yang tinggal di Kawedanan tepatnya di Tulusrejo, Grabag, Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.
Ketika meninggal, KH Nawawi Abdul Azis meninggalkan 11 putera/puteri dan juga 49 cucu.
Sebelum meninggal, KH Nawawi Abdul Azis meninggalkan wasiat kepada putera-puterinya untuk meneruskan perjuangannya membesarkan pondok Pesantren An Nur.
“Dan bagi santrinya diharapkan terus mengaji, kalau tidak mengaji ya pulang, kalau tidak pulang ya ngaji,” ungkapnya sembari berkaca-kaca.
Asisten 3 Sekda Bantul, Sunarto sesaat sebelum jenazah diberangkatkan ke pemakaman umum di Dusun Ngrukem mengatakan, Kabupaten Bantul kehilangan seorang ulama besar yang menjadi panutan masyarakat selama ini.
Tokoh yang menjadi pemuka organisasi masyarakat NU ini selalu ditunggu-tunggu wejangan dan petunjuknya, terutama ketika terjadi perselisihan pendapat.
“Kami warga Bantul sangat kehilangan beliau. Sosok yang santun berbudi bowo laksono,” ujarnya.
Mantan rois Syuriah NU Bantul ini meninggal hari Rabu 24 Desember sekitar pukul 19.45 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito karena menderita penyakit tua.
Menurut pihak keluarga yang diwakili KH Khudlori Abdul Azis, pendiri pondok pesantren An Nur Ngrukem Pendowoharjo, Sewon tersebut sebelumnya dirawat hampir sepekan di RS dr Sarjito setelah beberapa hari sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul.
KH Nawawi Abdul Azis dirawat karena usianya yang telah senja dan akhirnya meninggal dalam usia 89 tahun. “Semoga beliau khusnul qhotimah, amin,”ujar tokoh NU Bantul ini, Kamis (25/12/2014).
KH Nawawi Abdul Azis merupakan putra kedua dari KH Adul Azis, seorang petani yang tinggal di Kawedanan tepatnya di Tulusrejo, Grabag, Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.
Ketika meninggal, KH Nawawi Abdul Azis meninggalkan 11 putera/puteri dan juga 49 cucu.
Sebelum meninggal, KH Nawawi Abdul Azis meninggalkan wasiat kepada putera-puterinya untuk meneruskan perjuangannya membesarkan pondok Pesantren An Nur.
“Dan bagi santrinya diharapkan terus mengaji, kalau tidak mengaji ya pulang, kalau tidak pulang ya ngaji,” ungkapnya sembari berkaca-kaca.
Asisten 3 Sekda Bantul, Sunarto sesaat sebelum jenazah diberangkatkan ke pemakaman umum di Dusun Ngrukem mengatakan, Kabupaten Bantul kehilangan seorang ulama besar yang menjadi panutan masyarakat selama ini.
Tokoh yang menjadi pemuka organisasi masyarakat NU ini selalu ditunggu-tunggu wejangan dan petunjuknya, terutama ketika terjadi perselisihan pendapat.
“Kami warga Bantul sangat kehilangan beliau. Sosok yang santun berbudi bowo laksono,” ujarnya.
(sms)