PGI Serukan Bertemu Tuhan dalam Keluarga

Kamis, 25 Desember 2014 - 13:36 WIB
PGI Serukan Bertemu...
PGI Serukan Bertemu Tuhan dalam Keluarga
A A A
MEDAN - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) secara nasional mengajak seluruh umat Kristiani di Nusantara untuk bertemu dengan Tuhan dalam keluarga.

Ajakan yang menjadi refleksi Natal 2014 ini diharapkan menjadi medium untuk membenahi keluarga di Indonesia ke arah lebih baik. Sekretaris Umum (Sekum) PGI Pusat, Pdt Gomar Gultom mengatakan, refleksi Natal tersebut merupakan tema khotbah di seluruh gereja-gereja yang menjadi bagian persekutuan PGI.

Tema tersebut diharapkan mampu mengajak seluruh umat Kristiani menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga dan bagaimana keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan. Sebab pada dasarnya, Yesus hadir di dunia terlahir sebagai bagian keluarga yang dibangun oleh pasangan Yusuf dan Maria.

“Kita melihat bahwa saat ini dibutuhkan refleksi untuk membenahi segala aspek dalam kehidupan manusia yang dimulai dari keluarga. Sebab jika kita merefleksikan melalui keluarga kudus Yusuf dan Maria, Allah mengutus Putra Tunggal- Nya,” katanya kepada KORAN SINDO MEDAN, kemarin.

Secara singkat Gomar yang dihubungi sebelum melaksanakan perayaan ibadah Natal di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jayapura mengungkapkan, Natal merupakan sukacita bagi keluarga karena sumber sukacita memilih hadir di dunia melalui keluarga. Putra Allah menerima dan menjalani kehidupan seorang manusia dalam suatu keluarga.

Melalui keluarga itu, Dia tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang taat kepada Allah sampai mati di kayu salib. Dengan refleksi Natal itu keluarga di Indonesia diharapkan berbenah agar Tuhan senantiasa hadir.

“Untuk ilustrasi Natal ini dikuatkan dari Lukkas 2:16 yang menyebutkan, Mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu. Ayat tersebut menunjukkan sukacita yang gembala dan majus bersukacita memuji Allah dan mengikuti jalan-Nya,” katanya.

Ketua IPGI Humbang Hasundutan (Humbahas), Pdt Irvan Hutasoit mengatakan, tema PGI sama dengan gereja-gereja di seluruh Indonesia. Pendeta resor di GKPI Saroha itu mengatakan, tema tersebut sangat tepat untuk sejumlah gejolak keluarga saat ini. Karena perubahan cepat dan perkembangan dahsyat dalam berbagai bidang bukan hanya memberi manfaat, tetapi juga membawa akibat buruk pada kehidupan keluarga.

Tidak jarang muncul banyak konflik dan pertikaian di lingkungan keluarga. Banyak masalah keluarga yang perlu diselesaikan, seperti kemiskinan, pendidikan anak, dan kesehatan. “Lewat Natal kita mengajak seluruh umat, termasuk di Humbahas wilayah tempat kita melayani agar menjadi keluarga yang bersiap untuk bertemu dengan Allah,” katanya.

Irvan menambahkan, keluarga mendapat tantangan serius dan harus dijawab dengan serius juga. Pasalnya, saat ini banyak gejolak mental yang memengaruhi keluarga Indonesia sehingga dibutuhkan pengembalian nilai luhur hubungan cinta kasih, kesetiaan, dan tanggung jawab bersama dalam membangun keluarga. “Natal adalah kesempatan untuk memahami betapa luhurnya keluarga dan bernilainya hidup sebagai keluarga karena di situlah Tuhan yang dicari dan dipuji hadir,” ujarnya.

Sementara di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel Jalan Diponegoro Medan, Pdt Ny Dina Meijer dalam khotbahnya mengangkat tema soal pro-kontra memberikan ucapan Natal. Dia mengangkat soal siapa sebenarnya orangorang yang layak menerima ucapan tersebut.

Dengan tegas dikatakan dia, adalah orang-orang dengan pergumulan hati paling layak menerimaucapanNatalkarenaperayaan ini merupakan pengharapan dengan meyakini adanya Yesus. Jadi menerima ucapan Natal akan membuat seseorang memperoleh pengharapan. “Orangorang miskin atau lainnya yang merasa tidak memiliki pengharapan, itulah berhak menerima ucapan Natal karena dengan menerima ucapan Natal, kembali akan memiliki harapan,” katanya.

Seperti yang terdapat dalam Lukkas 1:46-56. Ini merupakan pujian dari Maria dengan penekanan memuliakan Tuhan dengan segenap hati. Tuhan menghadirkan manusia bukan tidak memiliki tujuan, Tuhan mempunyai tujuan dan rencana dalam hidup tiap orang.

Janji Tuhan bagi setiap orang percaya yang mau taat dan memuji Tuhan sekalipun harus melewati berbagai permasalahan hidup, pasti akan diberkati-Nya dan memberikan kemampuan menghadapi berbagai kesukaran hidup serta dibuat berhasil. “Jadi bagi orang-orang yang sudah tidak memiliki harapan hidup atau mengalami kesukaran akan bangkit dengan datangnya Natal, karena ada keyakinan Tuhan akan membantu hingga ada keberhasilan,” kata dia.

Dalam renungan Natal, Pdt Majelis GPIB Immanuel Jalan Diponegoro, Murwanto Musamo mengatakan, Natal merupakan peringatan untuk mengajak umat menampakkan keteladanan dalam kehidupan di tengah masyarakat dengan menempuh jalan damai sejahtera pada Yesus. “Karena Yesus datang mengarahkan kaki pada jalan damai sejahtera, jadi kita harus meneladani sikap itu dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Memilih jalan damai sejahtera Kristus adalah ketika mampu membuka pintu pengampunan bagi sesama. “Kristus berjalan bagi kita yang memilih jalan damai sejahtera. Kristus mampu berbagi dengan mereka yang sementara menantikan sentuhan kasih kepada sesama,” katanya. Sebelumnya, pada malam Natal 2014, situasi Kota Medan, terutama pada gereja besar dalam situasi aman.

Pelaksanaan Misa berjalan dengan tertib tanpa ada gangguan. Pantauan KORAN SINDO MEDAN di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jalan Sudirman, sejumlah personel Sabhara Polresta Medan berjaga-jaga diluar gereja hingga pukul 20.30 WIB. Pemandangan serupa juga terjadi di Gereja Katedral Jalan Pemuda Medan dijaga beberapa perwira Polresta Medan.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Medan Komisaris Besar (Kombes) Pol Nico Afinta mengatakan, hingga menjelang malam Misa, mereka telah mensterilisasi di sejumlah gereja-gereja yang menjadi prioritas pengamanan.

Sejauh ini mereka belum menemukan ada indikasi situasi yang mengancam kondusivitas di gereja- gereja itu. “Personel Jihandak juga sudah melakukan sterilisasi. Kami tidak menemukan ada benda-benda mencurigakan,” ujarnya.

Paus Serukan Pemimpin Katolik-Islam di Timur Tengah Bekerja Sama

Pemimpin umat Katolik Paus Franciskus meminta pemimpin Katolik untuk bekerja sama dengan pemimpin Islam di Timur Tengah dalam memerangi kekerasan. Islam adalah agama yang damai dan sangat menghormati hak asasi manusia sehingga tidak ada alasan untuk menolak bekerja sama dengan muslim. Pesan ini bagian dari surat yang dikirim Paus kepada umat Kristiani di Timur Tengah.

Menurut dia, umat Katolik dan muslim seharusnya bisa berdampingan dan saling memberi manfaat. Kendati umat Katolik hanyalah minoritas, mereka adalah komunitas yang berharga bagi Timur Tengah serta mengemban tanggung jawab besar dalam mempertahankan tanah kelahiran Kristen.

Dalam surat tersebut Paus Franciskus juga mengajak umat Katolik untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi konflik Timur Tengah yang dipengaruhi oleh kelompok agama dan etnis. Dia juga menuntut para pemimpin agama Islam untuk turut mengutuk perdagangan senjata serta serangan terhadap minoritas agama, juga mengutuk kelompok- kelompok yang menggunakan agama untuk membenarkan tindakan kejamnya.

“Masyarakat internasional hendaknya melindungi kaum minoritas yang menderita dengan cara mempromosikan perdamaian melalui negosiasi dan diplomasi. Kekerasan harus dihentikan dengan segera karena telah menimbulkan banyak kerugian,” ucap Paus Franciskus.

Baringin lumban gaol/ Jelia Amelida/ Dody Ferdiansyah/Rini Agustina/Ridwansyah/ Andika Prabowo
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1076 seconds (0.1#10.140)