Pedagang Bulu Belum Pindahan
A
A
A
SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang kemarin menggelar tasyakuran menandai mulai bisa ditempatinya bangunan baru Pasar Bulu.
Namun, ternyata tidak ada satu pun pedagang yang mulai pindahan dari pasar penampungan di Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Jayengan ke gedung baru pasar di Jalan MGR Soegijapranata No 2 tersebut. Pemkot memberikan waktu seminggu untuk pindahan dan harus sudah menjalani aktivitas jualbeli di gedung baru pasar pada akhir Desember 2014.
Tasyakuran diikuti oleh ratusan pedagang. Diawali dengan pemotongan tumpeng oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan dilanjutkan pengajian. Meski setelah tasyakuran sebenarnya pedagang diharapkan segera pindah, tapi hal itu tidak dilakukan. Tidak ada satu pun pedagang yang sudah membawa barang dagangannya ke dalam pasar.
“Hari ini para pedagang menggelar pengajian, mensyukuri proses perpindahan ke bangunan baru meski belum memulai berjualan. Tapi saya lihat mereka sudah mulai menata tempat. Saya perkirakan butuh waktu satu minggu untuk berbenah dan di akhir tahun ini. Tepatnya sekitar tanggal 29-30 Desember, mereka sudah melakukan aktivitas berjualan,” kata Wali Kota Semarang.
Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, mengapresiasi pedagang yang bisa menerima hasil pembangunan Pasar Bulu dengan baik. Dia meminta pedagang bisa merawat bangunan pasar, utamanya terkait kebersihannya. Dalam kegiatan kemarin, dia juga meminta pedagang mengusulkan fasilitas yang dirasa masih kurang.
Seketika itu juga sejumlah pedagang pun melontarkan harapannya, seperti keberadaan musala yang belum ada, kemudian tangga yang perlu ditambah serta besi pengait daging. “Saya minta pedagang untuk mengusulkan apa saja yang masih kurang, dan yang masuk ke kita adalah musala, besi pengait untuk pedagang daging, serta tangga yang perlu dibenahi dan ditambah. Kita akan sempurnakan kekurangan itu dengan anggaran 2015,” ucapnya.
Hendi berharap keberadaan bangunan baru Pasar Bulu ini juga dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kota Semarang. Lokasi Pasar Bulu sangat strategis karena dikelilingi bangunan heritage , seperti Lawangsewu, Museum Mandala Bhakti, Wisma Perdamaian, dan Tugu Muda.
Selain itu, juga dekat dengan kawasan Banjir Kanal Barat (BKB), destinasi wisata baru di Kota ATLAS. “Saya rasa ini menjadi salah satu ikon dan wisata belanja untuk orangorang di luar Kota Semarang mengingat letaknya yang strategis,” ucapnya.
Para pedagang pun antusias agar bisa segera menempati bangunan baru. “Kami berterima kasih kepada Pemkot Semarang yang telah membangunkan Pasar Bulu menjadi lebih bagus dan tidak dipungut biaya sepeserpun. Semoga dengan kondisi pasar yang lebih baik ini, pembelinya juga banyak,” ujar Siti Arya, salah seorang pedagang.
Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Trijoto menyatakan proses pembagian lapak dan kios sudah selesai, Sabtu (20/12) pekan lalu. Dalam beberapa hari ini pedagang sudah mulai mengemas dagangannya dari tempat relokasi sementara ke dalam bangunan baru.
“Paling tidak tanggal 30 Desember pedagang sudah bisa beraktivitas. Karena di tanggal itu sekaligus peresmian yang dilakukan oleh Menko (Perekonomian),” ucapnya.
M Abduh
Namun, ternyata tidak ada satu pun pedagang yang mulai pindahan dari pasar penampungan di Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Jayengan ke gedung baru pasar di Jalan MGR Soegijapranata No 2 tersebut. Pemkot memberikan waktu seminggu untuk pindahan dan harus sudah menjalani aktivitas jualbeli di gedung baru pasar pada akhir Desember 2014.
Tasyakuran diikuti oleh ratusan pedagang. Diawali dengan pemotongan tumpeng oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan dilanjutkan pengajian. Meski setelah tasyakuran sebenarnya pedagang diharapkan segera pindah, tapi hal itu tidak dilakukan. Tidak ada satu pun pedagang yang sudah membawa barang dagangannya ke dalam pasar.
“Hari ini para pedagang menggelar pengajian, mensyukuri proses perpindahan ke bangunan baru meski belum memulai berjualan. Tapi saya lihat mereka sudah mulai menata tempat. Saya perkirakan butuh waktu satu minggu untuk berbenah dan di akhir tahun ini. Tepatnya sekitar tanggal 29-30 Desember, mereka sudah melakukan aktivitas berjualan,” kata Wali Kota Semarang.
Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, mengapresiasi pedagang yang bisa menerima hasil pembangunan Pasar Bulu dengan baik. Dia meminta pedagang bisa merawat bangunan pasar, utamanya terkait kebersihannya. Dalam kegiatan kemarin, dia juga meminta pedagang mengusulkan fasilitas yang dirasa masih kurang.
Seketika itu juga sejumlah pedagang pun melontarkan harapannya, seperti keberadaan musala yang belum ada, kemudian tangga yang perlu ditambah serta besi pengait daging. “Saya minta pedagang untuk mengusulkan apa saja yang masih kurang, dan yang masuk ke kita adalah musala, besi pengait untuk pedagang daging, serta tangga yang perlu dibenahi dan ditambah. Kita akan sempurnakan kekurangan itu dengan anggaran 2015,” ucapnya.
Hendi berharap keberadaan bangunan baru Pasar Bulu ini juga dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kota Semarang. Lokasi Pasar Bulu sangat strategis karena dikelilingi bangunan heritage , seperti Lawangsewu, Museum Mandala Bhakti, Wisma Perdamaian, dan Tugu Muda.
Selain itu, juga dekat dengan kawasan Banjir Kanal Barat (BKB), destinasi wisata baru di Kota ATLAS. “Saya rasa ini menjadi salah satu ikon dan wisata belanja untuk orangorang di luar Kota Semarang mengingat letaknya yang strategis,” ucapnya.
Para pedagang pun antusias agar bisa segera menempati bangunan baru. “Kami berterima kasih kepada Pemkot Semarang yang telah membangunkan Pasar Bulu menjadi lebih bagus dan tidak dipungut biaya sepeserpun. Semoga dengan kondisi pasar yang lebih baik ini, pembelinya juga banyak,” ujar Siti Arya, salah seorang pedagang.
Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Trijoto menyatakan proses pembagian lapak dan kios sudah selesai, Sabtu (20/12) pekan lalu. Dalam beberapa hari ini pedagang sudah mulai mengemas dagangannya dari tempat relokasi sementara ke dalam bangunan baru.
“Paling tidak tanggal 30 Desember pedagang sudah bisa beraktivitas. Karena di tanggal itu sekaligus peresmian yang dilakukan oleh Menko (Perekonomian),” ucapnya.
M Abduh
(ftr)