Burgerkill Bukukan Foto Tour Setebal 360 Halaman
A
A
A
BANDUNG - Gelaran tour band cadas asal Kota Bandung Burgerkill bertajuk Djarum Super Rock Adventure Spit The Venom yang digelar pada 2013 lalu dibukukan.
Buku setebal 360 halaman ini, memuat catatan perjalanan Burgerkill yang dibingkai melalui lembaran foto. Launching Photo Book, dan Pemutaran Perdana Film Dokumenter Djarum Super Rock Adve ture Spit The Venom 2013 digelar di Graha Parahyangan, Jalan Dayang Sumbi kemarin. Acara ini dihadiri seluruh personel Burgerkill, yaitu Vicky (vokalis), Andris (dramer), Ebenz (gitaris), Ramdan (basis), dan Agung (gitaris).
Puluhan begundal menjadi saksi perjalanan tour terpanjang, selama 18 tahun karier musik Burgerkill. Acara yang diselenggarakan Atap Promotions beker jasama dengan Super Music ID ini berhasil membuat para personil BK bangga. Mereka tak menyangka hasil buku yang dikerjakan itu di luar ekspektasi dengan hasil luar biasa. “Ga nyangka bukunya keren banget. Di luar bayangan saya. Benar-benar story telling banget, karena melalui foto ini bisa bercerita. Spechless,” kata Vicky sang vokalis kepada wartawan di sela-sela acara.
Menurut Vicky, pada buku ini berisi banyak momen selama tour berlangsung yang terekam dalam buku tersebut. Hampir selama tiga bulan dari satu kota ke kota lainnya. “Menghibur orang bedabeda panggung. Dibikin sebuah buku jadi doku mentasi yang sangat keren. Jadi sayang aja kalau tidak didokumentasikan,” katanya.
Menurut Vicky, hal yang selalu menjadi momen terindah setiap tampil yakni saat “ritual” foto bersama dengan background penonton yang hadir. “Semua penonton mengangkat tangan mereka ke udara. Itu berkesan banget,”ucap Vicky.
Sementara itu, Refantho Ramadhan sang official photographer mengatakan, dia memang di tugaskan secara khusus untuk membingkai perjalanan tour Spit The Venom pada 2013 lalu. “Awalnya mau ngeluncurin sesuatu buat ending tour-nya. Kon sepnya DVD. Ternyata kami sudah pernah mengeluarkan DVD. Memang materinya banyak stok fotonya. Ada 360 halaman dengan total 320 foto,” ujar pria yang akrab disapa Refa ini.
Dia mengatakan, sudah sejak lama menjadi saksi perjalanan setiap pertunjukan Burgerkill melalui jepretan kameranya. Awalnya saat dia menjadi bagian pembuatan video klip true design pada pertengahan 2011. “Awalnya kenal sama vicky. Kerja sama bareng, ngobrol lalu BK ditinggalkan sama fotografer. Akhirnya jadi. Teman dan ikut aja, tidak ada kontrak,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan Atap Promotions Gio mengatakan, pihaknya memberikan supporting penuh atas peluncuran photo book Burgerkill. Menurut Gio perjalanan konser yang di bingkai dalam sebuah foto merupakan karya yang luar biasa. “Ini sebuah karya yang luar biasa, baru pertama kali ngomongin band di Indonesia yang mendikumentasikan tour mereka secara terperinci dari awal sampai akhir,” kata Gio. Dia mengaku membuat konsep secara khusus. Dia ingin acara tidak hanya sekadar peluncuran buku saja tetapi juga dirangkai dengan pemutaran film dokumenter.
“Melalui acara ini orang perlu tahu. Makanya kami bikin exhibition. Bahwa dokumentasi itu sangat penting. Kerja sama dengan BKTV dan Super Music ID. Awalnya ingin bik in sederhana aja, launching biasa , tapi sama Atap Promotion dibikin beda. Ada artefak-artefak yang mereka pakai saat tour. Itu original yang mereka pakai,” tandasnya.
Dian Rosadi
Buku setebal 360 halaman ini, memuat catatan perjalanan Burgerkill yang dibingkai melalui lembaran foto. Launching Photo Book, dan Pemutaran Perdana Film Dokumenter Djarum Super Rock Adve ture Spit The Venom 2013 digelar di Graha Parahyangan, Jalan Dayang Sumbi kemarin. Acara ini dihadiri seluruh personel Burgerkill, yaitu Vicky (vokalis), Andris (dramer), Ebenz (gitaris), Ramdan (basis), dan Agung (gitaris).
Puluhan begundal menjadi saksi perjalanan tour terpanjang, selama 18 tahun karier musik Burgerkill. Acara yang diselenggarakan Atap Promotions beker jasama dengan Super Music ID ini berhasil membuat para personil BK bangga. Mereka tak menyangka hasil buku yang dikerjakan itu di luar ekspektasi dengan hasil luar biasa. “Ga nyangka bukunya keren banget. Di luar bayangan saya. Benar-benar story telling banget, karena melalui foto ini bisa bercerita. Spechless,” kata Vicky sang vokalis kepada wartawan di sela-sela acara.
Menurut Vicky, pada buku ini berisi banyak momen selama tour berlangsung yang terekam dalam buku tersebut. Hampir selama tiga bulan dari satu kota ke kota lainnya. “Menghibur orang bedabeda panggung. Dibikin sebuah buku jadi doku mentasi yang sangat keren. Jadi sayang aja kalau tidak didokumentasikan,” katanya.
Menurut Vicky, hal yang selalu menjadi momen terindah setiap tampil yakni saat “ritual” foto bersama dengan background penonton yang hadir. “Semua penonton mengangkat tangan mereka ke udara. Itu berkesan banget,”ucap Vicky.
Sementara itu, Refantho Ramadhan sang official photographer mengatakan, dia memang di tugaskan secara khusus untuk membingkai perjalanan tour Spit The Venom pada 2013 lalu. “Awalnya mau ngeluncurin sesuatu buat ending tour-nya. Kon sepnya DVD. Ternyata kami sudah pernah mengeluarkan DVD. Memang materinya banyak stok fotonya. Ada 360 halaman dengan total 320 foto,” ujar pria yang akrab disapa Refa ini.
Dia mengatakan, sudah sejak lama menjadi saksi perjalanan setiap pertunjukan Burgerkill melalui jepretan kameranya. Awalnya saat dia menjadi bagian pembuatan video klip true design pada pertengahan 2011. “Awalnya kenal sama vicky. Kerja sama bareng, ngobrol lalu BK ditinggalkan sama fotografer. Akhirnya jadi. Teman dan ikut aja, tidak ada kontrak,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan Atap Promotions Gio mengatakan, pihaknya memberikan supporting penuh atas peluncuran photo book Burgerkill. Menurut Gio perjalanan konser yang di bingkai dalam sebuah foto merupakan karya yang luar biasa. “Ini sebuah karya yang luar biasa, baru pertama kali ngomongin band di Indonesia yang mendikumentasikan tour mereka secara terperinci dari awal sampai akhir,” kata Gio. Dia mengaku membuat konsep secara khusus. Dia ingin acara tidak hanya sekadar peluncuran buku saja tetapi juga dirangkai dengan pemutaran film dokumenter.
“Melalui acara ini orang perlu tahu. Makanya kami bikin exhibition. Bahwa dokumentasi itu sangat penting. Kerja sama dengan BKTV dan Super Music ID. Awalnya ingin bik in sederhana aja, launching biasa , tapi sama Atap Promotion dibikin beda. Ada artefak-artefak yang mereka pakai saat tour. Itu original yang mereka pakai,” tandasnya.
Dian Rosadi
(ftr)