Cililin-Rajamandala Putus 18 Jam
A
A
A
BANDUNG BARAT - Ratusan meter kubik tanah longsor menutup Jalan Sandayang, Kampung Sandayang, Desa Cijambu, Kecamatan Pong kor, Kabupaten Bandung Barat.
Longsor yang terjadi pada Jumat (19/12) sekitar pukul 17.00 WIB ini sempat memutus jalur trans portasi yang meng hu bungkan Kecamatan Cililin-Kecamat an Cipatat selama 18 jam. Pantauan KORAN SINDO, gunduk an tanah merah yang menutupi jalan telah berhasil dibuka aksesnya oleh kendaaraan berat dari PT Brantas dengan dibantu warga. Tanah merah yang menggunung di ping gir ja lan setinggi 1,5 meter.
Kendaraan yang melintas harus berhati-hati ka rena jalanan licin akibat air hujan yang membawa material tanah me rah dan menutupi permukaan jalan. Longsor menutup akses jalan menyebabkan sejumlah pengendara yang hendak me lintasi jalur tersebut terpaksa menginap semalaman. Jajang, 40, warga setempat mengatakan, saat kejadian, warga men de ngar suara keras yang ternyata setelah kejadian diketahui bunyi suara keras itu diperkirakan berasal dari suara pepohonan yang terseret dan bertabrakan dengan pohon lain.
“Warga mengetahui longsor itu karena ada bunyi suara keras,” kata Jajang. Kawasan Cipongkor, ujar dia, memang telah diprediksi akan mengalami longsor. Pasalnya, selain tanahnya gembur sehingga sangat rentan terbawa arus air saat curah hujan meningkat. Warga saat ini khawatir akan terjadi longsor susulan.
“Kalau melihat hujan seperti ini terus menerus ditakutkan akan terjadi longsor susulan,” ujar dia. Jajang berharap pe merintah sigap dan tanggap jika terjadi kejadian longsor ini. Pasalnya, akses jalan ini merupakan akses utama menuju kota. “Iya kanakses jalan ini dipakai untuk sekolah dan bekerja ke arah Rajamandala, Bandung, dan Cianjur. Akses jalan yang tertutup material tanah sepanjang 200 meter baru dapat dilalui tadi pagi (kemarin),” ungkap Jajang.
Sebelumnya, kejadian longsor serupa telah terjadi di Kampung Kamalasari, Desa Citiru, Kecamatan Cipongkor, KBB pada Minggu (14/12) sekitar pukul 19.00 WIB. Longsor tersebut memusnahkan pu luhan hektare sawah warga. Saat longsor terjadi, seluruh warga panik ke luar rumah karena mendengar suara bergemuruh.
“Malam itu semua warga keluar dan diam di luar karena mendengar bunyi yang sangat keras. Warga saat itu diam dulu di luar sambil memastikan ada kejadian apa,” ungkap Dodoh, 40, warga Citiru.
Dia menuturkan, suara yang terdengar keras baru dapat dipastikan warga keesokan harinya saat salah satu warga melihat sawahnya yang berada di puncak bukit tersebut meng - anga akibat longsor me nyerupai kawah gunung. “Ada warga melihat sawahnya hilang terseret longsor dan menganga memakan puluhan petak sawah,” tutur dia.
Nur azis
Longsor yang terjadi pada Jumat (19/12) sekitar pukul 17.00 WIB ini sempat memutus jalur trans portasi yang meng hu bungkan Kecamatan Cililin-Kecamat an Cipatat selama 18 jam. Pantauan KORAN SINDO, gunduk an tanah merah yang menutupi jalan telah berhasil dibuka aksesnya oleh kendaaraan berat dari PT Brantas dengan dibantu warga. Tanah merah yang menggunung di ping gir ja lan setinggi 1,5 meter.
Kendaraan yang melintas harus berhati-hati ka rena jalanan licin akibat air hujan yang membawa material tanah me rah dan menutupi permukaan jalan. Longsor menutup akses jalan menyebabkan sejumlah pengendara yang hendak me lintasi jalur tersebut terpaksa menginap semalaman. Jajang, 40, warga setempat mengatakan, saat kejadian, warga men de ngar suara keras yang ternyata setelah kejadian diketahui bunyi suara keras itu diperkirakan berasal dari suara pepohonan yang terseret dan bertabrakan dengan pohon lain.
“Warga mengetahui longsor itu karena ada bunyi suara keras,” kata Jajang. Kawasan Cipongkor, ujar dia, memang telah diprediksi akan mengalami longsor. Pasalnya, selain tanahnya gembur sehingga sangat rentan terbawa arus air saat curah hujan meningkat. Warga saat ini khawatir akan terjadi longsor susulan.
“Kalau melihat hujan seperti ini terus menerus ditakutkan akan terjadi longsor susulan,” ujar dia. Jajang berharap pe merintah sigap dan tanggap jika terjadi kejadian longsor ini. Pasalnya, akses jalan ini merupakan akses utama menuju kota. “Iya kanakses jalan ini dipakai untuk sekolah dan bekerja ke arah Rajamandala, Bandung, dan Cianjur. Akses jalan yang tertutup material tanah sepanjang 200 meter baru dapat dilalui tadi pagi (kemarin),” ungkap Jajang.
Sebelumnya, kejadian longsor serupa telah terjadi di Kampung Kamalasari, Desa Citiru, Kecamatan Cipongkor, KBB pada Minggu (14/12) sekitar pukul 19.00 WIB. Longsor tersebut memusnahkan pu luhan hektare sawah warga. Saat longsor terjadi, seluruh warga panik ke luar rumah karena mendengar suara bergemuruh.
“Malam itu semua warga keluar dan diam di luar karena mendengar bunyi yang sangat keras. Warga saat itu diam dulu di luar sambil memastikan ada kejadian apa,” ungkap Dodoh, 40, warga Citiru.
Dia menuturkan, suara yang terdengar keras baru dapat dipastikan warga keesokan harinya saat salah satu warga melihat sawahnya yang berada di puncak bukit tersebut meng - anga akibat longsor me nyerupai kawah gunung. “Ada warga melihat sawahnya hilang terseret longsor dan menganga memakan puluhan petak sawah,” tutur dia.
Nur azis
(ars)