Lereng Terjal, Salah Satu Penyebab Longsor di Banjarnegara

Jum'at, 19 Desember 2014 - 18:03 WIB
Lereng Terjal, Salah Satu Penyebab Longsor di Banjarnegara
Lereng Terjal, Salah Satu Penyebab Longsor di Banjarnegara
A A A
BANJARNEGARA - Salah satu penyebab sering terjadinya longsor di Kabupaten Banjarnegara yakni lereng dengan kemiringan yang terjal. Selain itu, juga sifat tanah pelapukan sarang yang mudah luruh jika terkena air.

Menurut Kepala Subbid Litigasi Bidang Tanah Badan Geologi, Kristianto dari hasil pemeriksaan bencana gerakan tanah, di Dusun Jemblung morfologinya adalah daerah perbukitan dengan kemiringan lereng terjal sampai sangat terjal yakni 40-60derajat.

Sedangkan pada bagian lembahnya antara 5-15derajat. Untuk Dusun Gintung dan Gondang, morfologinya sama, yakni perbukitan dengan kemiringan lereng terjal sampai sangat terjal antara 40-60derajat.

"Sehingga tanah mudah bergerak dan rawan longsor," ujar Kristianto, Jumat (19/12/2014).

Selain itu, lanjut dia, bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan yang beersifat sarang dengan batuan di bawahnya yang lebih bersifat kedap air.

Ditambah lagi, kurangnya vegetasi yang berakar dalam, dan kuat yang dapat meningkatkan daya ikat tanah.
"Penyebab lain yakni pelapukan dan pelunakan akibat akumulasi air," timpalnya.

Tak hanya itu, penataan aliran air permukaan yang liar sehingga menggerus tanah permukaan dan menimbulkan longsoran kecil. Serta curah hujan yang tinggi menjadi pemicu tanah untuk bergerak.

"Kolam ikan yang langsung menggunakan tanah misalnya. Warga di sini banyak yang memiliki kolam ikan yang langsung tanah. Seharusnya menggunakan kolam semen atau menggunakan terpal," tambahnya.

Menurutnya, masih ada gerakan tanah di sekitar Dusun Jemblung. Hasil identifikasi beberapa gerakan tanah itu umumnya terjadi di jalan raya.

"Selain Sampang, Dusun Gintung Desa binangun Kecamatan Karangkobar, Desa Pencil Kecamatan Wanayasa, Dusun Kebakalan, Desa Kertosari dan Dusun Witra, Desa Sidokena, Kecamatan Kalibening juga masih ada pergerakan. Jadi kami imbau untuk terus waspada," tukasnya.

Pihaknya juga meminta agar lokasi kejadian steril pada saat maupun setelah hujan. Selain itu juga tidak melakukan alih fungsi lahan menjadi kolam pada bawah atau atas lereng.

"Jangan pula mengembangkan pemukiman di sekitar tebing dan tidak bermukim pada alur lembah yang dapat menjadi jalur mengalirnya material longsoran," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4884 seconds (0.1#10.140)