Lima Rumah di Cikaum Rusak Diterjang Angin Kencang
A
A
A
SUBANG - Hujan deras yang disertai angin kencang merusak sejumlah rumah warga di Desa Gambarsari, Kecamatan Pagaden, Rabu petang 17 Desember 2014 sekitar pukul 17.00 WIB.
Dua rumah diantaranya rusak berat, bahkan salah satunya rata dengan tanah. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Namun seorang penghuni rumah mengalami sesak napas akibat tertimpa reruntuhan dinding yang ambruk dihantam angin.
Pantauan tiga rumah yang dihantam angin kencang, masing-masing milik Karcim (50) dan Samli (68) keduanya warga Kampung Krajan RT 03/01, serta Darsa (60) warga Kampung Djayasari Rt 10/06.
Rumah permanen milik Karcim yang baru selesai dibangun enam bulan lalu mengalami kerusakan parah.
Dinding bagian belakang dan samping kiri yang terbuat dari batako jebol, serta sebagian besar atap asbes ambruk dan menimpa rumah milik Samli.
Bahkan, rumah semi permanen milik Darsa rata dengan tanah. Selain tiga rumah, angin kencang juga merusak satu kandang domba dan menumbangkan belasan pohon pisang.
"Yang terparah kerusakannya itu rumah Karcim dan Darsa. Adapun rumah Samli hanya rusak ringan di bagian atap, akibat terkena dampak reruntuhan rumah Karcim," ungkap petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Pagaden, Dadang, Kamis (18/12/2014).
Dadang memperkirakan, kejadian itu menimbulkan kerugian sekitar Rp100 juta. "Data-data kerusakan udah kami laporkan ke Dinas Sosial. Adapun bantuan darurat logistik sedang disalurkan ke para korban," timpalnya.
Seorang pemilik rumah, Karcim (50) menuturkan, saat hujan deras terjadi, dia sedang berada di dalam rumah yang lokasinya di pinggir perkampungan dan berbatasan langsung dengan kawasan terbuka berupa areal pesawahan.
Tiba-tiba dari Utara-Selatan (areal pesawahan), dia mendengar gemuruh angin datang lalu menghantam atap rumah yang terbuat dari asbes hingga terangkat ke atas.
Selanjutnya, gemuruh angin yang lebih besar lagi datang lalu menghantam dinding terbuat dari batako, hingga jebol dan sebagian reruntuhannya menimpa dirinya.
"Kalau luka sih gak ada, cuma sampai sekarang dada saya sakit dan napas sesak akibat ketimpa reruntuhan," tutur Karcim.
Menurut dia, hantaman angin yang berlangsung selama lima menit tersebut tak berhenti disitu. Setelah menghancurkan dinding, angin kencang berupa kerucut itu lalu berputar-putar di dalam rumah, merusak seluruh perabotan.
Kemudian masuk ke bagian dapur dan keluar rumah dengan menjebol dinding bagian belakang hingga berantakan.
"Saat itu, saya pun sempat gak bisa bergerak karena terbawa pusaran angin. Situasinya sangat menakutkan, anginnya berwarna hitam bercampur air hujan, dan saat menjebol dinding mengeluarkan suara keras kayak ombak menghantam batu-batu," paparnya.
Selanjutnya, dia bersama istri, Mishayati dan kedua anaknya, berharap, pemerintah membantu renovasi rumah berukuran 6X9 meter miliknya.
"Kami gak punya biaya lagi, soalnya dulu udah habis dipakai bangun rumah ini. Tapi baru enam bulan selesai dibangun, malah rusak lagi oleh angin kencang," kata Karcim.
Kepala Seksi Bantuan Korban Bencana Dinas Sosial Kabupaten Subang, Tito Purwanto, menambahkan, selain merusak tiga rumah di Desa Gambarsari, Kecamatan Pagaden, angin kencang juga merusak lima rumah warga Desa Gandasari, Kecamatan Cikaum. Tapi, kondisinya hanya rusak ringan, gentengnya berjatuhan.
"Jadi, yang terkena angin kencang ini totalnya ada delapan rumah. Kami himbau masyarakat tetap bersiaga dan selalu koordinasi dengan pemerintah," papar Tito
Dia menyebutkan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan logistik kepada para korban, seperti beras, mi instan, lauk pauk, selimut, karpet, dan lainnya.
Dua rumah diantaranya rusak berat, bahkan salah satunya rata dengan tanah. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Namun seorang penghuni rumah mengalami sesak napas akibat tertimpa reruntuhan dinding yang ambruk dihantam angin.
Pantauan tiga rumah yang dihantam angin kencang, masing-masing milik Karcim (50) dan Samli (68) keduanya warga Kampung Krajan RT 03/01, serta Darsa (60) warga Kampung Djayasari Rt 10/06.
Rumah permanen milik Karcim yang baru selesai dibangun enam bulan lalu mengalami kerusakan parah.
Dinding bagian belakang dan samping kiri yang terbuat dari batako jebol, serta sebagian besar atap asbes ambruk dan menimpa rumah milik Samli.
Bahkan, rumah semi permanen milik Darsa rata dengan tanah. Selain tiga rumah, angin kencang juga merusak satu kandang domba dan menumbangkan belasan pohon pisang.
"Yang terparah kerusakannya itu rumah Karcim dan Darsa. Adapun rumah Samli hanya rusak ringan di bagian atap, akibat terkena dampak reruntuhan rumah Karcim," ungkap petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Pagaden, Dadang, Kamis (18/12/2014).
Dadang memperkirakan, kejadian itu menimbulkan kerugian sekitar Rp100 juta. "Data-data kerusakan udah kami laporkan ke Dinas Sosial. Adapun bantuan darurat logistik sedang disalurkan ke para korban," timpalnya.
Seorang pemilik rumah, Karcim (50) menuturkan, saat hujan deras terjadi, dia sedang berada di dalam rumah yang lokasinya di pinggir perkampungan dan berbatasan langsung dengan kawasan terbuka berupa areal pesawahan.
Tiba-tiba dari Utara-Selatan (areal pesawahan), dia mendengar gemuruh angin datang lalu menghantam atap rumah yang terbuat dari asbes hingga terangkat ke atas.
Selanjutnya, gemuruh angin yang lebih besar lagi datang lalu menghantam dinding terbuat dari batako, hingga jebol dan sebagian reruntuhannya menimpa dirinya.
"Kalau luka sih gak ada, cuma sampai sekarang dada saya sakit dan napas sesak akibat ketimpa reruntuhan," tutur Karcim.
Menurut dia, hantaman angin yang berlangsung selama lima menit tersebut tak berhenti disitu. Setelah menghancurkan dinding, angin kencang berupa kerucut itu lalu berputar-putar di dalam rumah, merusak seluruh perabotan.
Kemudian masuk ke bagian dapur dan keluar rumah dengan menjebol dinding bagian belakang hingga berantakan.
"Saat itu, saya pun sempat gak bisa bergerak karena terbawa pusaran angin. Situasinya sangat menakutkan, anginnya berwarna hitam bercampur air hujan, dan saat menjebol dinding mengeluarkan suara keras kayak ombak menghantam batu-batu," paparnya.
Selanjutnya, dia bersama istri, Mishayati dan kedua anaknya, berharap, pemerintah membantu renovasi rumah berukuran 6X9 meter miliknya.
"Kami gak punya biaya lagi, soalnya dulu udah habis dipakai bangun rumah ini. Tapi baru enam bulan selesai dibangun, malah rusak lagi oleh angin kencang," kata Karcim.
Kepala Seksi Bantuan Korban Bencana Dinas Sosial Kabupaten Subang, Tito Purwanto, menambahkan, selain merusak tiga rumah di Desa Gambarsari, Kecamatan Pagaden, angin kencang juga merusak lima rumah warga Desa Gandasari, Kecamatan Cikaum. Tapi, kondisinya hanya rusak ringan, gentengnya berjatuhan.
"Jadi, yang terkena angin kencang ini totalnya ada delapan rumah. Kami himbau masyarakat tetap bersiaga dan selalu koordinasi dengan pemerintah," papar Tito
Dia menyebutkan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan logistik kepada para korban, seperti beras, mi instan, lauk pauk, selimut, karpet, dan lainnya.
(sms)