Penetrasi Penggunaan E-Money Tol Baru 12%

Sabtu, 13 Desember 2014 - 11:40 WIB
Penetrasi Penggunaan E-Money Tol Baru 12%
Penetrasi Penggunaan E-Money Tol Baru 12%
A A A
BANDUNG - Penetrasi penggunaan e-money dalam transaksi pembayaran tol masih tergolong rendah.

Keterbatasan infrastruktur seperti mesin reader gerbang tol otomatis (GTO) disinyalir menjadi salah satu penyebabnya. SEVP Transaction Banking Bank Mandiri Rico Usthavia Frans menyebutkan, penetrasi penggunaan e-money untuk pembayaran tol baru mencapai sekitar 12%. Jumlah yang masih sedikit untuk mencapai less cash society.

“Jumlah reader mesin GTO masih sedikit. Jika saja jumlah GTO mencapai 70%- 80% dari total gardu operasi maka tingkat penetrasi dapat menyentuh angka persentase 40%-50%,” ungkapnya kepada KORAN SINDO di Kantor Jasa Marga Purbaleunyi, kemarin.

Kendala lainnya, terang dia, adalah top up atau isi ulang yang saat ini hanya dapat dilakukan di ATM mengingat kartu menggunakan sistem chip untuk transfer dan penyimpanan data. “Ke depan akan kami kembangkan top up melalui handphone maupun secara online. Kemungkinan baru akan terealisasi mulai tahun depan,” katanya.

Bekerja sama dengan pihak Jasa Marga dan Trans Lingkar Kita Jaya (TLKJ), Bank Mandiri me ngoperasikan pembayaran elektronik pada ruas tol tertutup di Cikampek, Purbaleunyi, Jagorawi, dan Cinere. Penggunaan mandiri e-money pada ruas tol tertutup membuat pengguna jalan tol tidak perlu mengambil kartu tanda masuk elektronik (KT ME), tetapi cukup menempelkan e-toll card atau varian mandiri e-money lainnya pada reader mesin GTO.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pengguna memberikan kartu yang sama tersebut kepada petugas di gerbang keluar untuk pembayaran tol dengan nilai pembayaran tergantung dari jarak pemakaian tol. “e-Toll Card atau varian mandiri e-money lainnya berfungsi sebagai KTME, yakni alat pembayaran tol, pembawa informasi asal gerbang tol, dan golongan kendaraan. Untuk memudahkan pengguna jalan tol, e-toll card akan dijual di ruas-ruas tol tersebut,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi Jasa Marga Hasanudin menyebutkan, jumlah ruas tol yang telah terimplementasi pembayaran elektronik mencapai 18 ruas tol dengan jumlah gardu sebanyak 933 unit. “Kami menargetkan jumlah GTO sebanyak 30% dari total gardu operasi pada akhir 2014 dan 50% pada tahun 2016. Hal ini dilakukan demi meningkatkan penetrasi penggunaan e-money untuk pembayaran tol,” tuturnya.

Dia mengakui, sistem pembayaran elektronik akan meningkatkan efisiensi waktu pembayaran. Pembayaran elektronik sistem tapping ini hanya membutuhkan waktu 2-3 detik sedangkan secara manual 4,5 detik. Namun begitu, pihaknya tetap berharap Bank Mandiri dapat meningkatkan efisiensi waktu proses pembayaran hingga menyentuh 0,5-1 detik.

Dengan begitu, masyarakat lebih terlayani dengan baik. “Di sisi lain, pendapatan Jasa Marga pun akan semakin meningkat,” ucapnya. Adapun kerja sama Jasa Marga dengan Bank Mandiri tersebut berlangsung hingga 2018, namun sejumlah perusahaan lain sudah mulai melirik kerja sama serupa di antaranya PT Telkom yang berkomitmen memberikan efisiensi waktu waktu pembayaran hanya 1 detik.

“Jumlah transaksi pembayaran tol mencapai 3,2 juta kendaraan/hari namun karena masih memakan waktu yang lama maka jumlah antrian mencapai 2,4 juta kendaraan/hari. Dengan efisiensi waktu pembayaran akan menghindarkan kami dari kerugian,” pungkasnya.

Fauzan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9449 seconds (0.1#10.140)