Data Ante Mortem 16 ABK Kapal Oryong 501 Dikirim ke Jakarta
A
A
A
SEMARANG - Petugas Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah mengirimkan data ante mortem 16 Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Oryong 501 asal Jawa Tengah, yang tewas saat musibah kapal tenggelam di Rusia.
Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian Bid Dokkes Polda Jateng, AKBP Sumy Hastry Purwanti mengatakan, data 16 korban sudah dikirimkan ke Jakarta.
"Kami sudah mengambil data 16 korban, terinci 10 di Tegal dan enam di Brebes termasuk Pemalang," ungkapnya saat dihubungi KORAN SINDO, Minggu (7/12/2014).
Pihaknya telah melakukan fase ante mortem yang merupakan fase ketiga dari lima fase dalam proses kegiatan DVI pada insiden bencana atau musibah seperti ini.
Fase ini, petugas sesuai ahlinya ditugaskan mewawancarai anggota keluarga korban meninggal. Serangkaian pertanyaan diajukan untuk membantu identifikasi almarhum korban, mulai tentang deskripsi orang yang hilang, pakaian, perhiasan atau barang-barang pribadi lain yang mungkin dimiliki mereka.
Profil DNA juga ikut diambil untuk membantu identifikasi. "Data-data yang dikirimkan akan dicocokkan dengan data yang diambil dari korban meninggal dunia itu," lanjutnya.
Terpisah, Kepala Bidang Dokkes Polda Jateng Kombes Pol Rini Muliawati menyebut, ABK asal Jateng yang menjadi korban tewas insiden itu berjumlah 16 orang.
"Yang Brebes 1 selamat, yang MD (Meninggal Dunia) 16 orang," kata melalui pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang diterima KORAN SINDO.
Berdasar data yang diterima pihaknya, kata Rini, untuk ABK asal Jawa Tengah ada 17 orang. Terinci; enam asal Kabupaten Brebes, 10 Kabupaten Tegal, dan satu orang asal Kabupaten Pemalang.
Diketahui, musibah tenggelamnya Kapal Oryong 501 di Perairan Laut Bering Rusia, terjadi Senin (1/12/2014). Kapal itu memiliki bobot 1.753 ton. Awak kapal berjumlah 60 orang, terinci; 11 orang Korsel, 35 WNI, 13 warga Filipina, satu warga Rusia. Kapal tersebut buatan Spanyol tahun 1978.
Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian Bid Dokkes Polda Jateng, AKBP Sumy Hastry Purwanti mengatakan, data 16 korban sudah dikirimkan ke Jakarta.
"Kami sudah mengambil data 16 korban, terinci 10 di Tegal dan enam di Brebes termasuk Pemalang," ungkapnya saat dihubungi KORAN SINDO, Minggu (7/12/2014).
Pihaknya telah melakukan fase ante mortem yang merupakan fase ketiga dari lima fase dalam proses kegiatan DVI pada insiden bencana atau musibah seperti ini.
Fase ini, petugas sesuai ahlinya ditugaskan mewawancarai anggota keluarga korban meninggal. Serangkaian pertanyaan diajukan untuk membantu identifikasi almarhum korban, mulai tentang deskripsi orang yang hilang, pakaian, perhiasan atau barang-barang pribadi lain yang mungkin dimiliki mereka.
Profil DNA juga ikut diambil untuk membantu identifikasi. "Data-data yang dikirimkan akan dicocokkan dengan data yang diambil dari korban meninggal dunia itu," lanjutnya.
Terpisah, Kepala Bidang Dokkes Polda Jateng Kombes Pol Rini Muliawati menyebut, ABK asal Jateng yang menjadi korban tewas insiden itu berjumlah 16 orang.
"Yang Brebes 1 selamat, yang MD (Meninggal Dunia) 16 orang," kata melalui pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang diterima KORAN SINDO.
Berdasar data yang diterima pihaknya, kata Rini, untuk ABK asal Jawa Tengah ada 17 orang. Terinci; enam asal Kabupaten Brebes, 10 Kabupaten Tegal, dan satu orang asal Kabupaten Pemalang.
Diketahui, musibah tenggelamnya Kapal Oryong 501 di Perairan Laut Bering Rusia, terjadi Senin (1/12/2014). Kapal itu memiliki bobot 1.753 ton. Awak kapal berjumlah 60 orang, terinci; 11 orang Korsel, 35 WNI, 13 warga Filipina, satu warga Rusia. Kapal tersebut buatan Spanyol tahun 1978.
(zik)