Warga Jalan Timah Tuntut Keadilan
A
A
A
MEDAN - Warga Jalan Timah, Kecamatan Medan Area menuntut keadilan terhadap pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Pasalnya, rumah mereka dibongkar akibat pelaksanaan program pemasangan rel KA ganda. Warga mengungkapkan, banyak rumah lainnya dan plaza yang berdampingan dengan jalur rel KA yang seharusnya tersebut ikut dirobohkan, misalnya Yanglim Plaza.
“Kalau memang masuk tanah negara atau bangunan yang berdampingan dengan rel KA, dibongkar. Jangan hanya rumah kami saja yang dibongkar. Itu plaza dan rumah mewah kenapa dibiarkan. Ini tidak adil,” ungkap salah satu warga Jalan Timah, Suri Siregar, kemarin.
Dia mengungkapkan, penggusuran ini dilakukan tanpa perikemanusiaan. Mereka merasa dizalimi. Ganti rugi hanya diberikan Rp1,5 juta per kepala keluarga (KK). Mereka meminta keadilan atas perlakukan yang semenamena ini. “Penggusuran ini jauh dari rasa keadilan. Hanya kami saja yang diperlakukan seperti ini. Di mana keadilan itu. Yanglim Plaza tidak dibongkar, begitu juga rumah mewah. Jarak lahan dan bangunan milik mereka padahal lebih dekat,” ucapnya.
Ketua Fraksi PAN, Ahmad Arif, mengungkapkan, masyarakat diharapkan tetap tenang dan memperbanyak berdoa agar mendapat pertolongan dari Allah SWT. Pihaknya berjanji akan mempertanyakan persoalan pembongkaran ini. Apalagi ada perlakuan berbeda yang ditunjukkan PT KAI. “Kami akui memang ada ketidakadilan yang ditunjukkan atas peristiwa ini. Makanya kami akan pertanyakan dengan pihak terkait,” ucapnya.
Dia membenarkan seharusnya sebelum digusur, ada solusi yang disampaikan. Jadi, masyarakat tidak kecewa. Selain itu, apabila ingin membersihkan kawasan tersebut, seharusnya semua digusur, jangan pilih-pilih.
“Apa bedanya bangunan warga yang dirobohkan dengan bangunan Yanglim Plaza dan rumah kokoh itu, kalau jaraknya sama dari bibir rel. Lalu kenapa tidak digusur. Artinya ada perlakuan diskriminasi ditunjukkan. Ini sudah tidak benar,” ungkap Arif.
Reza Shahab
Pasalnya, rumah mereka dibongkar akibat pelaksanaan program pemasangan rel KA ganda. Warga mengungkapkan, banyak rumah lainnya dan plaza yang berdampingan dengan jalur rel KA yang seharusnya tersebut ikut dirobohkan, misalnya Yanglim Plaza.
“Kalau memang masuk tanah negara atau bangunan yang berdampingan dengan rel KA, dibongkar. Jangan hanya rumah kami saja yang dibongkar. Itu plaza dan rumah mewah kenapa dibiarkan. Ini tidak adil,” ungkap salah satu warga Jalan Timah, Suri Siregar, kemarin.
Dia mengungkapkan, penggusuran ini dilakukan tanpa perikemanusiaan. Mereka merasa dizalimi. Ganti rugi hanya diberikan Rp1,5 juta per kepala keluarga (KK). Mereka meminta keadilan atas perlakukan yang semenamena ini. “Penggusuran ini jauh dari rasa keadilan. Hanya kami saja yang diperlakukan seperti ini. Di mana keadilan itu. Yanglim Plaza tidak dibongkar, begitu juga rumah mewah. Jarak lahan dan bangunan milik mereka padahal lebih dekat,” ucapnya.
Ketua Fraksi PAN, Ahmad Arif, mengungkapkan, masyarakat diharapkan tetap tenang dan memperbanyak berdoa agar mendapat pertolongan dari Allah SWT. Pihaknya berjanji akan mempertanyakan persoalan pembongkaran ini. Apalagi ada perlakuan berbeda yang ditunjukkan PT KAI. “Kami akui memang ada ketidakadilan yang ditunjukkan atas peristiwa ini. Makanya kami akan pertanyakan dengan pihak terkait,” ucapnya.
Dia membenarkan seharusnya sebelum digusur, ada solusi yang disampaikan. Jadi, masyarakat tidak kecewa. Selain itu, apabila ingin membersihkan kawasan tersebut, seharusnya semua digusur, jangan pilih-pilih.
“Apa bedanya bangunan warga yang dirobohkan dengan bangunan Yanglim Plaza dan rumah kokoh itu, kalau jaraknya sama dari bibir rel. Lalu kenapa tidak digusur. Artinya ada perlakuan diskriminasi ditunjukkan. Ini sudah tidak benar,” ungkap Arif.
Reza Shahab
(ftr)