Banten Waspada Angin Puting Beliung
Banten Waspada Angin Puting Beliung
A
A
A
SERANG - Bencana angin puting beliung berpotensi besar terjadi di Provinsi Banten. Hal ini ditegaskan kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Serang Tri Tjahjo.
"Sekarang sudah masuk penghujan, tapi awal-awalnya atau pancaroba. Potensi paling banyak puting beliung saat pancaroba. Di Banten, besar banget potensi puting beliung," ujarnya, kepada wartawan, Selasa (2/12/2014).
Dia juga menjelaskan, bahwa angin puting beliung hanya terjadi sekitar 3-5 menit dengan kecepatan angin mencapai 30-40 knot, atau sekitar 80 kilometer per jam.
Sementara itu, sejak Minggu 30 November hingga Senin 1 Desember 2014, wilayah Jawa bagian barat diterpa angin kencang berkekuatan 16 knot, atau sekitar 32 kilometer per jam.
"Kondisi ini, menurut perhitungan masih dalam keadaan normal, karena bila sudah ekstrem, maka kecepatannya di atas 25 knot. Angin kencang terjadi karena ada pusat tekanan rendah di utara Australia, yang sifatnya sebentar atau sementara," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengungkakan, kedatangan angin puting beliung bisa diperkirakan, seperti saat pagi hari, udara terasa panas, lalu sekitar pukul 10.00 WIB, awan tumbuh bergumpal-gumpang, lalu menjelang siang awan tersebut akan menghitam atau biasa disebut awan cumulunimbus, dan orang yang berada di bawah awan tersebut akan merasa udaranya dingin.
"Maka saat itu berpotensi akan terjadi puting beliung. Bisa tiga harian ini. Tapi karena sifatnya temporeri, maka akan hilang. Angin kencang ini tidak akan sampai menumbangkan pohon, seperti di Jakarta," ungkapnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu mewaspadai dengan bencana puting beliung yang lebih berpotensi siang, atau sore hari, sedangkan malam hari jarang terjadi.
"Sekarang sudah masuk penghujan, tapi awal-awalnya atau pancaroba. Potensi paling banyak puting beliung saat pancaroba. Di Banten, besar banget potensi puting beliung," ujarnya, kepada wartawan, Selasa (2/12/2014).
Dia juga menjelaskan, bahwa angin puting beliung hanya terjadi sekitar 3-5 menit dengan kecepatan angin mencapai 30-40 knot, atau sekitar 80 kilometer per jam.
Sementara itu, sejak Minggu 30 November hingga Senin 1 Desember 2014, wilayah Jawa bagian barat diterpa angin kencang berkekuatan 16 knot, atau sekitar 32 kilometer per jam.
"Kondisi ini, menurut perhitungan masih dalam keadaan normal, karena bila sudah ekstrem, maka kecepatannya di atas 25 knot. Angin kencang terjadi karena ada pusat tekanan rendah di utara Australia, yang sifatnya sebentar atau sementara," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengungkakan, kedatangan angin puting beliung bisa diperkirakan, seperti saat pagi hari, udara terasa panas, lalu sekitar pukul 10.00 WIB, awan tumbuh bergumpal-gumpang, lalu menjelang siang awan tersebut akan menghitam atau biasa disebut awan cumulunimbus, dan orang yang berada di bawah awan tersebut akan merasa udaranya dingin.
"Maka saat itu berpotensi akan terjadi puting beliung. Bisa tiga harian ini. Tapi karena sifatnya temporeri, maka akan hilang. Angin kencang ini tidak akan sampai menumbangkan pohon, seperti di Jakarta," ungkapnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu mewaspadai dengan bencana puting beliung yang lebih berpotensi siang, atau sore hari, sedangkan malam hari jarang terjadi.
(san)
Explore More