Pesawat Trush 510p Sebelum Jatuh ke Laut Sempat Berputar-Putar
A
A
A
MANADO - Pesawat carter PK ELR, tipe Trush 510p sempat berputar-putar sebelum jatuh di Perairan Laut Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut).
Mernal Manenda (28) salah satu warga setempat yang berprofesi sebagai nelayan ini mengaku melihat langsung saat pesawat itu jatuh.
"Saat itu saya lagi mancing, dan melihat pesawat berputar-putar dan oleng di atas saya. Tak lama kemudian, pesawat itu jatuh menancap di laut bak orang terjun. Benturannya sangat keras tapi tidak meledak/terbakar, hanya tumpahan minyak banyak berceceran di air laut," ujar Mernal Selasa (2/12/2014).
Menurutnya, pesawat tersebut hampir saja mengenai perahunya saat memancing. Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke masyarakat setempat, dan diteruskan ke kecamatan.
"Saat pesawat jatuh, saya langsung ayunkan perahu ke daratan cepat-cepat, dan melapor kejadian ini pada warga dan kami bersama-sama ke kantor desa, selanjutnya desa melapor ke kecamatan. Kecamatan meneruskan ke aparat setempat," jelasnya.
Pantauan di lokasi, pesawat tersebut jatuh sekitar 10 mil dari bibir pantai Desa Kema, atau di kedalaman 100 meter.
Dalam proses evakuasi, ratusan tim yang tergabung dari Polairud, Bakorkamla, dan Basarnas, berhasil menemukan ban kiri pesawat jenis 29x11-10 Air Hawk.
Ban tersebut kini sudah diletakkan di bibir pantai dan selanjutnya tim kembali mengevakuasi bangkai pesawat lainnya.
Sekedar diketahui, saat ini ribuan masyarakat berkumpul di pesisir pantai menyaksikan proses evakuasi pesawat tersebut.
Diberitakan sebelumnya, pesawat jenis PK-ELR, tipe Thrush-510p pagi tadi dari Gorontalo dan hendak bertolak ke Ternate.
Akibat hujan dan cuaca buruk di Bandara Sultan Babullah Ternate, terpaksa pesawat carteran berukuran kecil itu berbalik arah dan rencana akan landing pukul 10.15 Wita di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Namun beberapa menit menunggu, pesawat tersebut hilang kontak dengan tower Bandara Sam Ratulangi di atas udara Kema, Sulut.
Mernal Manenda (28) salah satu warga setempat yang berprofesi sebagai nelayan ini mengaku melihat langsung saat pesawat itu jatuh.
"Saat itu saya lagi mancing, dan melihat pesawat berputar-putar dan oleng di atas saya. Tak lama kemudian, pesawat itu jatuh menancap di laut bak orang terjun. Benturannya sangat keras tapi tidak meledak/terbakar, hanya tumpahan minyak banyak berceceran di air laut," ujar Mernal Selasa (2/12/2014).
Menurutnya, pesawat tersebut hampir saja mengenai perahunya saat memancing. Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke masyarakat setempat, dan diteruskan ke kecamatan.
"Saat pesawat jatuh, saya langsung ayunkan perahu ke daratan cepat-cepat, dan melapor kejadian ini pada warga dan kami bersama-sama ke kantor desa, selanjutnya desa melapor ke kecamatan. Kecamatan meneruskan ke aparat setempat," jelasnya.
Pantauan di lokasi, pesawat tersebut jatuh sekitar 10 mil dari bibir pantai Desa Kema, atau di kedalaman 100 meter.
Dalam proses evakuasi, ratusan tim yang tergabung dari Polairud, Bakorkamla, dan Basarnas, berhasil menemukan ban kiri pesawat jenis 29x11-10 Air Hawk.
Ban tersebut kini sudah diletakkan di bibir pantai dan selanjutnya tim kembali mengevakuasi bangkai pesawat lainnya.
Sekedar diketahui, saat ini ribuan masyarakat berkumpul di pesisir pantai menyaksikan proses evakuasi pesawat tersebut.
Diberitakan sebelumnya, pesawat jenis PK-ELR, tipe Thrush-510p pagi tadi dari Gorontalo dan hendak bertolak ke Ternate.
Akibat hujan dan cuaca buruk di Bandara Sultan Babullah Ternate, terpaksa pesawat carteran berukuran kecil itu berbalik arah dan rencana akan landing pukul 10.15 Wita di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Namun beberapa menit menunggu, pesawat tersebut hilang kontak dengan tower Bandara Sam Ratulangi di atas udara Kema, Sulut.
(sms)