Si Thole Resmi Diuji Coba
A
A
A
YOGYAKARTA - Operasionalisasi armada shuttle pariwisata kawasan njero beteng, Si Thole, kemarin secara resmi dilakukan.
Namun untuk seminggu pertama, pemkot akan melakukan kegiatan pra-uji coba terhadap kendaraan yang dioperasionalkan oleh Forum Komunikasi Kawasan Alun-alun (FKKAU)Utara Yogyakarta tersebut. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengatakan, uji coba dilakukan untuk evaluasi terhadap program yang sudah cukup lama disiapkan tersebut.
“Ini pekan pertama adalah pra-uji coba. Nanti setelah itu kami lakukan uji coba selama satu bulan,” katanya. Jika tahap pra-uji coba untuk evaluasi secara internal, maka untuk tahap uji coba dilakukan agenda penyerapan aspirasi dari masyarakat. Dua agenda tersebut sangat penting sebelum operasionalisasi secara penuh mulai awal 2015 mendatang.
Evaluasi internal dalam pra-uji coba di pekan pertama dilakukan mengingat operator dari armada tersebut sebelumnya adalah para pekerja sektor informal yang ada di kawasan Alun-alun Utara. Setidaknya ada sekitar 80-an orang yang direkrut dan sebelumnya memiliki berbagai macam kegiatan informal seperti tukang parkir bus pariwisata.
“Dengan melibatkan mereka sekaligus sebagai upaya untuk perubahan status mereka dari pekerja sektor informal ke formal,” ucapnya. Ketua FKKAU Muhammad Fuad menyebutkan, Si Thole memiliki jam operasional antara pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB. Saat ini baru disediakan lima armada untuk mengawali rangkaian uji coba. “Dalam waktu dekat akan kami tambah menjadi 10 hingga 20 armada termasuk untuk yang tipe terbuka,” ucapnya.
Dari analisa teknis yang dilakukan, untuk satu trayek dari Ngabean ke Keraton membutuhkan waktu 10 menit. Setiap armada mampu membawa tujuh penumpang. Setiap jamnya tidak kurang dari 200 wisatawan bisa dibawa oleh Si Thole. “Ini juga sudah sesuai dengan target 100–200 wisatawan per hari,” ucapnya.
Menyikapi pasca-operasionalisasi Si Thole dan pelarangan bus pariwisata masuk Alun-alun Utara, menurut Fuad, FKKAU sudah melakukan upaya pendekatan dengan sejumlah komunitas untuk menyediakan ruang parkir bus. Komunikasi sudah dilakukan di antaranya dengan komunitas di eks gedung STIE Kerjasama dan Pyramid Cafe Jalan Parangtritis serta Pasar Niten di Jalan Bantul.
Sementara di Ngabedan saat ini dengan revitalisasi yang dilakukan mampu menampung 70 bus dan 155 mobil pribadi. Keterbatasan tersebutlah yang kemudian dikomunikasikan dengan komunitas-komunitas tersebut untuk pemanfaatan ruang yang ada menjadi penampung bus pariwisata.
Maha Deva
Namun untuk seminggu pertama, pemkot akan melakukan kegiatan pra-uji coba terhadap kendaraan yang dioperasionalkan oleh Forum Komunikasi Kawasan Alun-alun (FKKAU)Utara Yogyakarta tersebut. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengatakan, uji coba dilakukan untuk evaluasi terhadap program yang sudah cukup lama disiapkan tersebut.
“Ini pekan pertama adalah pra-uji coba. Nanti setelah itu kami lakukan uji coba selama satu bulan,” katanya. Jika tahap pra-uji coba untuk evaluasi secara internal, maka untuk tahap uji coba dilakukan agenda penyerapan aspirasi dari masyarakat. Dua agenda tersebut sangat penting sebelum operasionalisasi secara penuh mulai awal 2015 mendatang.
Evaluasi internal dalam pra-uji coba di pekan pertama dilakukan mengingat operator dari armada tersebut sebelumnya adalah para pekerja sektor informal yang ada di kawasan Alun-alun Utara. Setidaknya ada sekitar 80-an orang yang direkrut dan sebelumnya memiliki berbagai macam kegiatan informal seperti tukang parkir bus pariwisata.
“Dengan melibatkan mereka sekaligus sebagai upaya untuk perubahan status mereka dari pekerja sektor informal ke formal,” ucapnya. Ketua FKKAU Muhammad Fuad menyebutkan, Si Thole memiliki jam operasional antara pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB. Saat ini baru disediakan lima armada untuk mengawali rangkaian uji coba. “Dalam waktu dekat akan kami tambah menjadi 10 hingga 20 armada termasuk untuk yang tipe terbuka,” ucapnya.
Dari analisa teknis yang dilakukan, untuk satu trayek dari Ngabean ke Keraton membutuhkan waktu 10 menit. Setiap armada mampu membawa tujuh penumpang. Setiap jamnya tidak kurang dari 200 wisatawan bisa dibawa oleh Si Thole. “Ini juga sudah sesuai dengan target 100–200 wisatawan per hari,” ucapnya.
Menyikapi pasca-operasionalisasi Si Thole dan pelarangan bus pariwisata masuk Alun-alun Utara, menurut Fuad, FKKAU sudah melakukan upaya pendekatan dengan sejumlah komunitas untuk menyediakan ruang parkir bus. Komunikasi sudah dilakukan di antaranya dengan komunitas di eks gedung STIE Kerjasama dan Pyramid Cafe Jalan Parangtritis serta Pasar Niten di Jalan Bantul.
Sementara di Ngabedan saat ini dengan revitalisasi yang dilakukan mampu menampung 70 bus dan 155 mobil pribadi. Keterbatasan tersebutlah yang kemudian dikomunikasikan dengan komunitas-komunitas tersebut untuk pemanfaatan ruang yang ada menjadi penampung bus pariwisata.
Maha Deva
(ftr)