Pemkab Bandung dapat Hibah Mesin Penjernih Air
A
A
A
BANDUNG - Pemkab Bandung memiliki mesin penjernihan air hibah dari Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan yang berada di areal Stadion si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
Rencananya, air yang telah diolah dengan mesin tersebut akan disiapkan untuk keperluan tanggap darurat bencana di lokasi rawan bencana karena dapat langsung di konsumsi. Bupati Bandung Dadang M Naser menuturkan, bantuan mesin penjernih air senilai Rp4 miliar itu akan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air minum warga terutama saat musim kemarau. Pasalnya, sejumlah daerah di Kabupaten Bandung masih kerap dilanda krisis air bersih.
“Mesin ini bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan. Jadi daerah yang membutuhkan bisa menggunakan mesin ini untuk memasok air minum,” kata Dadang kemarin. Menurut dia, mesin drinking water supply sistem tersebut untuk sementara ditempatkan di areal Stadion si Jalak Harupat, berdekatan dengan instalasi air bersih milik PDAM Tir taraharja Kabupaten Bandung.
Air yang diolah di mesin tersebut, berasal dari Sungai Ciwidey yang sebelumnya telah di olah di instalasi PDAM Tirtaraharja. Dadang berharap, ke depan Pemkab Bandung dapat memiliki banyak mesin serupa. Uji laboratorium juga telah dilakukan dan hasilnya, lanjut dia, air yang berasal dari aliran sungai yang kondisinya baik tanpa pencemaran (bersih) sudah layak untuk dikonsumsi.
“Setelah diolah, air minum ini warnanya lebih jernih dan rasanya segar. Bahkan dilihat dari kandungannya lebih baik dari air mi num yang diproduksi perusahaan terkemuka di Indonesia,” katanya. General Secretary of Indonesian Korean Orot Foundation, Daniel Kim berharap agar hibah ter sebut bisa membantu memasok kebutuhan air bersih di Kabupaten Bandung.
Dia juga ber harap agar kerja sama Kabupaten Bandung dan daerah di Korea Selatan lebih terjalin baik. “Mesin mobile drinking water supply system menggunakan sistem membran untuk menjernihkan air hingga layak minum,” katanya.
Menurut dia, mesin tersebut telah dirancang ramah lingkungan dan menggunakan teknologi terbaru, sehingga air yang dihasilkan berkualitas baik. Sumber air yang sebelumnya diolah oleh perusahaan air minum melalui tiga kali penyaringan. Penyaringan air berakhir di UV filter untuk menghilangkan kadar kekeruhan air dan menormalkan kadar asam (PH).
Lebih lanjut, kata dia, setelah melalui proses penyaringan tersebut, air memiliki kadar PH 6,9 dan tingkat kekeruhan 0,05, sehingga sangat layak untuk diminum. Dengan demikian, air tersebut bisa langsung di minum tanpa harus dimasak terlebih dulu. “Mesin ini juga dilengkapi tabung yang bisa menyimpan air jernih sampai 20 meter kubik per hari. Jadi jumlahnya cukup banyak,” tandasnya.
Dila Nashear
Rencananya, air yang telah diolah dengan mesin tersebut akan disiapkan untuk keperluan tanggap darurat bencana di lokasi rawan bencana karena dapat langsung di konsumsi. Bupati Bandung Dadang M Naser menuturkan, bantuan mesin penjernih air senilai Rp4 miliar itu akan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air minum warga terutama saat musim kemarau. Pasalnya, sejumlah daerah di Kabupaten Bandung masih kerap dilanda krisis air bersih.
“Mesin ini bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan. Jadi daerah yang membutuhkan bisa menggunakan mesin ini untuk memasok air minum,” kata Dadang kemarin. Menurut dia, mesin drinking water supply sistem tersebut untuk sementara ditempatkan di areal Stadion si Jalak Harupat, berdekatan dengan instalasi air bersih milik PDAM Tir taraharja Kabupaten Bandung.
Air yang diolah di mesin tersebut, berasal dari Sungai Ciwidey yang sebelumnya telah di olah di instalasi PDAM Tirtaraharja. Dadang berharap, ke depan Pemkab Bandung dapat memiliki banyak mesin serupa. Uji laboratorium juga telah dilakukan dan hasilnya, lanjut dia, air yang berasal dari aliran sungai yang kondisinya baik tanpa pencemaran (bersih) sudah layak untuk dikonsumsi.
“Setelah diolah, air minum ini warnanya lebih jernih dan rasanya segar. Bahkan dilihat dari kandungannya lebih baik dari air mi num yang diproduksi perusahaan terkemuka di Indonesia,” katanya. General Secretary of Indonesian Korean Orot Foundation, Daniel Kim berharap agar hibah ter sebut bisa membantu memasok kebutuhan air bersih di Kabupaten Bandung.
Dia juga ber harap agar kerja sama Kabupaten Bandung dan daerah di Korea Selatan lebih terjalin baik. “Mesin mobile drinking water supply system menggunakan sistem membran untuk menjernihkan air hingga layak minum,” katanya.
Menurut dia, mesin tersebut telah dirancang ramah lingkungan dan menggunakan teknologi terbaru, sehingga air yang dihasilkan berkualitas baik. Sumber air yang sebelumnya diolah oleh perusahaan air minum melalui tiga kali penyaringan. Penyaringan air berakhir di UV filter untuk menghilangkan kadar kekeruhan air dan menormalkan kadar asam (PH).
Lebih lanjut, kata dia, setelah melalui proses penyaringan tersebut, air memiliki kadar PH 6,9 dan tingkat kekeruhan 0,05, sehingga sangat layak untuk diminum. Dengan demikian, air tersebut bisa langsung di minum tanpa harus dimasak terlebih dulu. “Mesin ini juga dilengkapi tabung yang bisa menyimpan air jernih sampai 20 meter kubik per hari. Jadi jumlahnya cukup banyak,” tandasnya.
Dila Nashear
(ftr)