Pengangguran di Jateng Capai 1,02 Juta Jiwa
A
A
A
TEGAL - Jumlah pengangguran di Jawa Tengah masih tinggi akibat terbatasnya lapangan kerja dan akses informasi lapangan kerja.
Kepala Balai Pengembangan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Reza Pahlevi mengatakan jumlah pengangguran di Jawa Tengah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2013 mencapai 1,02 juta jiwa dengan 0,62% di antaranya pengangguran terbuka. Rentang usia pengangguran tersebut meliputi anak usia 15 tahun ke atas.
“Jumlah pengangguran masih tinggi. Ini sangat memprihatinkan dan perlu mendapat penanganan serius,” ujar Reza saat menghadiri pembukaan Job Matching (bursa kerja) 2014 yang digelar Dinas Pendidikan Kota Tegal di GOR Wisanggeni kemarin. Penyebab masih tingginya angka pengangguran tersebut karena terbatasnya lapangan kerja.
Banyak lulusan SMK yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan, terbatasnya akses informasi lowongan kerja, serta belum berkembangnya jiwa enterpreneur di kalangan siswa. Reza menuturkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi angka pengangguran yang masih tinggi tersebut.
Di antaranya dengan kebijakan Provinsi Jateng sebagai provinsi vokasi yang ditindaklanjuti hingga ke tingkat kabupaten. Kemudian melaksanakan sejumlah program-program peningkatan mutu SMK dengan pemberian bantuan peralatan, pelaksanaan job training , serta peningkatan kerja sama dengan dunia usaha melalui teaching vactory. Selain itu, dibentuk juga pembentukan Forum Komunikasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah untuk menjembatani sekolah dan dunia usaha.
“Alhamdulillah upaya-upaya ini telah mendorong jumlah SMK. Jumlahnya sekarang 1.429 sekolah kejujuran dengan rasio SMK dan SMA perbandingannya 70:30. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat tinggi terhadap eksistensi SMK,” ucapnya.
Lebih lanjut Reza menyambut baik dan mendukung digelarnya job matching oleh Pemkot Tegal karena dapat menjadi sarana promosi lulusan SMK dan menciptakan peluang kerja sama dengan perusahaan. “Ini upaya bagus dari pemkot dalam mengatasi pengangguran,” kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tegal Herlien Tedjo Oetami mengaku kegiatan job matching diikuti 40 perusahaan skala lokal, nasional, dan internasional. Perusahaan- perusahaan tersebut bergerak di bidang perikanan, mekanik, niaga, farmasi, kosmetik dan otomotif. “Masing-masing perusahaan membutuhkan puluhan sampai ratusan tenaga kerja,” ujarnya.
Herlien memperkirakan jumlah lowongan kerja yang disediakan dalam job matching tahun ini mencapai 4.894 lowongan kerja. Keberadaan lowongan tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan para lulusan dan siswa SMK untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. “Kegiatan job matching ini juga untuk meningkatkan peran SMK sebagai pusat pendidikan dan pelatihan serta produksi dan pemasaran. Terpenting mengurangi angka pengangguran dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan,” tandasnya.
Wakil Wali Kota Tegal Nursholeh mengungkapkan, masalah pengangguran merupakan masalah yang rumit dan memerlukan peran serta semua pihak. “Permasalahan ini harus cepat dipecahkan dan dicari jalan keluarnya,” ucapnya. Naiknya harga BBM baru-baru ini menurunkan daya beli masyarakat.
Karena itu, mau tidak mau masyarakat membutuhkan peluang kerja untuk meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga. “Menurut saya, job matching sebuah langkah maju yang dilakukan Disdik yang harus didukung dengan cara meningkatkan kualitas penyelenggaraannya,” katanya.
Farid Firdaus
Kepala Balai Pengembangan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Reza Pahlevi mengatakan jumlah pengangguran di Jawa Tengah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2013 mencapai 1,02 juta jiwa dengan 0,62% di antaranya pengangguran terbuka. Rentang usia pengangguran tersebut meliputi anak usia 15 tahun ke atas.
“Jumlah pengangguran masih tinggi. Ini sangat memprihatinkan dan perlu mendapat penanganan serius,” ujar Reza saat menghadiri pembukaan Job Matching (bursa kerja) 2014 yang digelar Dinas Pendidikan Kota Tegal di GOR Wisanggeni kemarin. Penyebab masih tingginya angka pengangguran tersebut karena terbatasnya lapangan kerja.
Banyak lulusan SMK yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan, terbatasnya akses informasi lowongan kerja, serta belum berkembangnya jiwa enterpreneur di kalangan siswa. Reza menuturkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi angka pengangguran yang masih tinggi tersebut.
Di antaranya dengan kebijakan Provinsi Jateng sebagai provinsi vokasi yang ditindaklanjuti hingga ke tingkat kabupaten. Kemudian melaksanakan sejumlah program-program peningkatan mutu SMK dengan pemberian bantuan peralatan, pelaksanaan job training , serta peningkatan kerja sama dengan dunia usaha melalui teaching vactory. Selain itu, dibentuk juga pembentukan Forum Komunikasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah untuk menjembatani sekolah dan dunia usaha.
“Alhamdulillah upaya-upaya ini telah mendorong jumlah SMK. Jumlahnya sekarang 1.429 sekolah kejujuran dengan rasio SMK dan SMA perbandingannya 70:30. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat tinggi terhadap eksistensi SMK,” ucapnya.
Lebih lanjut Reza menyambut baik dan mendukung digelarnya job matching oleh Pemkot Tegal karena dapat menjadi sarana promosi lulusan SMK dan menciptakan peluang kerja sama dengan perusahaan. “Ini upaya bagus dari pemkot dalam mengatasi pengangguran,” kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tegal Herlien Tedjo Oetami mengaku kegiatan job matching diikuti 40 perusahaan skala lokal, nasional, dan internasional. Perusahaan- perusahaan tersebut bergerak di bidang perikanan, mekanik, niaga, farmasi, kosmetik dan otomotif. “Masing-masing perusahaan membutuhkan puluhan sampai ratusan tenaga kerja,” ujarnya.
Herlien memperkirakan jumlah lowongan kerja yang disediakan dalam job matching tahun ini mencapai 4.894 lowongan kerja. Keberadaan lowongan tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan para lulusan dan siswa SMK untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. “Kegiatan job matching ini juga untuk meningkatkan peran SMK sebagai pusat pendidikan dan pelatihan serta produksi dan pemasaran. Terpenting mengurangi angka pengangguran dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan,” tandasnya.
Wakil Wali Kota Tegal Nursholeh mengungkapkan, masalah pengangguran merupakan masalah yang rumit dan memerlukan peran serta semua pihak. “Permasalahan ini harus cepat dipecahkan dan dicari jalan keluarnya,” ucapnya. Naiknya harga BBM baru-baru ini menurunkan daya beli masyarakat.
Karena itu, mau tidak mau masyarakat membutuhkan peluang kerja untuk meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga. “Menurut saya, job matching sebuah langkah maju yang dilakukan Disdik yang harus didukung dengan cara meningkatkan kualitas penyelenggaraannya,” katanya.
Farid Firdaus
(ftr)