Sungai Barumun Meluap, Ratusan Rumah Terendam Banjir
A
A
A
KOTAPINANG - Ratusan rumah di 12 desa sepanjang bantaran Sungai Barumun, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) terendam banjir.
Banjir tersebut akibat tingginya intensitas curah hujan beberapa hari belakangan ini sehingga air sungai meluap.
Hal ini membuat masyarakat yang rumahnya berada sekitar 500 meter dari bantaran Sungai Barumun merasa was-was.
Apalagi kini debit air sungai sudah meluap sampai merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian mencapai 60 centimeter.
Diantaranya ruamh warga yang terdendam banjir terdapat di Lingkungan IV Labuhanbaru Kelurahan Kotapinang dan 300 KK di Dusun Siponggol, Desa Teluk Panji Bom, Kecamatan Kampung Rakyat; 15 KK di Kelurahan Langgapayang, Kecamatan Sungai Kanan.
Kemudian 15 KK di Desa Aek Rasau, Kecamatan Torgamba; 15 KK di Desa Bangai, Kecamatan Torgamba; 15 KK di Desa Pasir Tuntung, Kecamatan Kotapinang dan 17 KK di Desa Asam Jawa, Kecamatan Torgamba.
Salah seorang korban banjir, Amin (38) mengatakan, ketinggian luapan banjir di sejumlah rumah warga sudah mencapai setinggi 50 centimeter, sehingga mereka sudah bersiap-siap mengungsi ke lokasi yang dianggap aman.
“Rumah ibu saya memang sudah dimasuki luapan air sungai. Tapi kalau barang-barang sudah diletakkan di para-para (ditempat yang lebih tinggi) di dalam rumah kami,” kata Amin, Rabu (26/11/2014).
Dia menceritakan luapan air Sungai Barumun sering terjadi disaat musim hujan tiba seperti menjelang akhir tahun. Maka itu tak jarang terjadi luapan air sungai sudah sampai ke badan Jalan Raya yang berada di lingkungan mereka.
“Kondisi Sungai Barumun masih tergantung dengan situasi debit air yang cukup tinggi di daerah hulu sungai di Desa Simangambat, Kabupaten Paluta. Kalau disana banjir maka beberapa hari kemudian akan berdampak banjir di Kotapinang,” urainya.
Amin menambahkan, untuk lingkungan mereka jumlah kepala keluarga mencapai 200 an lebih.
Sebab, tidak jarang dalam satu rumah tangga terdapat antara dua kepala keluarga dan tiga kepala keluarga.
Ini katanya, disebabkan kemampuan sebahagian warga yang belum dapat membeli lahan rumah, sehingga banyak diantaranya bertahan menumpang di kediaman orang tua mereka yang tinggal tidak jauh dari bantaran Sungai Barumun.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) Fuadi mengatakan, Pemkab Labusel telah mendirikan dua buah tenda pengungsian yang terletak di Kampung Labuhan Kotapinang. Sedangkan tenda lainya telah didirikan di luar Kecamatan Kotapinang.
Selain itu, pihaknya juga telah menginstruksikan kepada camat dan kepala desa untuk segera mendata terhadap rumah warganya yang ikut terendam air.
Kemudian pihaknya juga mengimbau para pengungsi agar segera melaporkan semua kebutuhan apa yang diperlukan oleh para pengungsi tersebut.
“Soal penambahan tenda tempat pengungsian kita juga nanti akan berkoordinasi kepada Dandim 0209 Rantau Prapat untuk meminta bantuannya, kalau banjir terus berkepanjangan," tandasnya.
Banjir tersebut akibat tingginya intensitas curah hujan beberapa hari belakangan ini sehingga air sungai meluap.
Hal ini membuat masyarakat yang rumahnya berada sekitar 500 meter dari bantaran Sungai Barumun merasa was-was.
Apalagi kini debit air sungai sudah meluap sampai merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian mencapai 60 centimeter.
Diantaranya ruamh warga yang terdendam banjir terdapat di Lingkungan IV Labuhanbaru Kelurahan Kotapinang dan 300 KK di Dusun Siponggol, Desa Teluk Panji Bom, Kecamatan Kampung Rakyat; 15 KK di Kelurahan Langgapayang, Kecamatan Sungai Kanan.
Kemudian 15 KK di Desa Aek Rasau, Kecamatan Torgamba; 15 KK di Desa Bangai, Kecamatan Torgamba; 15 KK di Desa Pasir Tuntung, Kecamatan Kotapinang dan 17 KK di Desa Asam Jawa, Kecamatan Torgamba.
Salah seorang korban banjir, Amin (38) mengatakan, ketinggian luapan banjir di sejumlah rumah warga sudah mencapai setinggi 50 centimeter, sehingga mereka sudah bersiap-siap mengungsi ke lokasi yang dianggap aman.
“Rumah ibu saya memang sudah dimasuki luapan air sungai. Tapi kalau barang-barang sudah diletakkan di para-para (ditempat yang lebih tinggi) di dalam rumah kami,” kata Amin, Rabu (26/11/2014).
Dia menceritakan luapan air Sungai Barumun sering terjadi disaat musim hujan tiba seperti menjelang akhir tahun. Maka itu tak jarang terjadi luapan air sungai sudah sampai ke badan Jalan Raya yang berada di lingkungan mereka.
“Kondisi Sungai Barumun masih tergantung dengan situasi debit air yang cukup tinggi di daerah hulu sungai di Desa Simangambat, Kabupaten Paluta. Kalau disana banjir maka beberapa hari kemudian akan berdampak banjir di Kotapinang,” urainya.
Amin menambahkan, untuk lingkungan mereka jumlah kepala keluarga mencapai 200 an lebih.
Sebab, tidak jarang dalam satu rumah tangga terdapat antara dua kepala keluarga dan tiga kepala keluarga.
Ini katanya, disebabkan kemampuan sebahagian warga yang belum dapat membeli lahan rumah, sehingga banyak diantaranya bertahan menumpang di kediaman orang tua mereka yang tinggal tidak jauh dari bantaran Sungai Barumun.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) Fuadi mengatakan, Pemkab Labusel telah mendirikan dua buah tenda pengungsian yang terletak di Kampung Labuhan Kotapinang. Sedangkan tenda lainya telah didirikan di luar Kecamatan Kotapinang.
Selain itu, pihaknya juga telah menginstruksikan kepada camat dan kepala desa untuk segera mendata terhadap rumah warganya yang ikut terendam air.
Kemudian pihaknya juga mengimbau para pengungsi agar segera melaporkan semua kebutuhan apa yang diperlukan oleh para pengungsi tersebut.
“Soal penambahan tenda tempat pengungsian kita juga nanti akan berkoordinasi kepada Dandim 0209 Rantau Prapat untuk meminta bantuannya, kalau banjir terus berkepanjangan," tandasnya.
(sms)