Wadah Berbagi Pengalaman dan Menjalin Persaudaraan

Jum'at, 21 November 2014 - 16:01 WIB
Wadah Berbagi Pengalaman...
Wadah Berbagi Pengalaman dan Menjalin Persaudaraan
A A A
Membanjirnya pelaku bisnis berbasis internet (online) di Kota Semarang membuat perekonomian di kota ini semakin dinamis. Meski pelakunya semakin banyak, bukan berarti mereka saling panas dalam persaingan.

Justru mereka rukun, guyub dengan membuat Komunitas Pedagang Online Semarang. Koordinator pedagang pasar online Semarang Danang Ari Sambodo mengatakan, lahirnya komunitas ini berawal dari berjumpaan beberapa pedagang online di Kota Lunpia .

Mereka membicarakan banyak hal tentang bisnisnya masingmasing. “Awalnya hanya iseng karena sering bertemu. Jadi secara tidak langsung kenal dengan banyak pedagang online , dari situlah kita sering ngobrol-ngobrol mengenai banyak hal,” kata dia kepada KORAN SINDO di Semarang, kemarin.

Dari obrolan-obrolan itu kemudian pada 2013 muncul gagasan untuk membuat komunitas. Saat itu anggotanya mencapai 100 orang, dengan berbagai jenis barang dagangan, mulai dari jam, kaca mata, pakaian, mainan, dan sebagainya.

“Saat ini jumlah anggotanya sudah mencapai 150 orang lebih,” imbuh penjual kaca mata ini. Lewat komunitas ini, mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan. Selain itu, juga sebagai ajang untuk menjalin persaudaraan. Beberapa kali, mereka mengadakan piknik bersama, menggelar bakti sosial, dan kegiatan lainnya. “Pada Oktober lalu kami rafting ke Magelang,” ujar Danang.

Terkait bisnisnya, Danang mengaku banyak mendapat pengalaman dari bisnis lewat dunia maya ini, mulai dari untung besar hingga rugi besar karena tertipu. Danang mengaku, omzetnya pernah mencapai Rp10 juta per bulan, tetapi itu dulu saat online shop belum menjamur seperti sekarang.

Saat ini banyak pedagang lama yang mengeluh dengan turunnya omset karena pedagang baru merusak harga. “Tapi semua rezeki sudah ada yang mengatur,” kata pria 30 tahun ini. Dia memasarkan dagangannya hampir ke seluruh Indonesia. Bahkan pernah mengirim dagangannya ke Jepang dan Afrika.

Waktu paling tepat untuk mencari konsumen setelah magrib karena jam-jam tersebut kebanyakan orang pulang kerja dan pasti yang dipegang adalah handphone . Jika kesepakatan jual-beli tercapai dan pembeli mentransfer uang di atas pukul 20.00 WIB, barang yang dipesan akan dikirim lusanya.

“Kalau transfernya pagi, ya saya kirimnya malam. Kecuali langganan setia, baru saya kirim dulu tidak apa-apa sebelum bayar,” ungkapnya. Danang berharap semua yang sudah dia lalui bersama temantemannya akan menjadikan aturan seperti kebiasaan, sehingga tidak perlu meminta untuk kompak. Namun dengan kesadaran sendiri, para pedagang online bisa saling menjaga satu sama lain.

AMIN FAUZI
Kota Semarang
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1183 seconds (0.1#10.140)