Lebih Manis, Kandungan Gizinya Lebih Tinggi dari Teh Biasa

Senin, 17 November 2014 - 17:06 WIB
Lebih Manis, Kandungan...
Lebih Manis, Kandungan Gizinya Lebih Tinggi dari Teh Biasa
A A A
Bunga sepatu (Hisbiscus rosa sinensis) merupakan salah satu tanaman bunga yang sangat banyak dijumpai karena bisa tumbuh di mana pun.

Namun ternyata, tanaman bunga yang biasanya dijadikan hanya pagar hidup atau dibiarkan begitu saja tumbuh di pinggir-pinggir jalan ini memiliki kandungan yang dibutuhkan tubuh. Di tangan seorang Dosen Pendidikan Kimia FMIPA UNY bunga sepatu diolah menjadi teh.Ia adalah Dr Das Salirawati yang berkeinginan menjadikan teh bunga sepatu menjadi produk industri rumahan yang menjanjikan.

Dikatakannya, teh bunga sepatu dapat dibuat dengan cara dioven maupun disangrai. Keduanya memberikan hasil yang berbeda, baik tekstur, tampilan, aroma, maupun kadar zat gizi yang terkandung di dalamnya.

”Teh bunga sepatu yang dioven memiliki tekstur lebih halus dan aroma wangi bunga yang tercium lebih tajam, sedangkan teh bunga sepatu yang disangrai memiliki tekstur kasar dan bau seperti teh biasa. Untuk jenisnya, bunga sepatu berwarna merah merupakan pilihan terbaik untuk dijadikan teh karena kita tidak perlu menambahkan zat pewarna,” ujarnya.

Menurut Salirawati, dari hasil penelitian yang dilakukan bersama rekan-rekannya terkait kadar zat gizi yang terkandung dalam teh bunga sepatu, ternyata kadar karbohidrat (glukosa), vitamin C, kafein, dan polifenol yang terkandung sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh manusia setiap hari. “ Kadar zat gizi yang terkandung dalam teh bunga sepatu bahkan lebih tinggi dibandingkan pada teh yang biasa dikonsumsi dan teh rosella,” ujarnya.

Dijelaskan Salirawati, teh bunga sepatu merah dan oranye yang diolah dengan cara dioven memiliki kadar glukosa 296 mg/g teh dan 228 mg/g teh. Sedangkan jika disangrai, kadar glukosanya 80 mg/g teh dan 68 mg/g teh. Teh rosella sendiri kadar glukosanya hanya 60 mg/g teh. Dan beberapa teh biasa yang ada di pasaran memiliki kandungan glukosa yang relatif rendah, yaitu berkisar 6-8 mg/g teh.

”Kandungan glukosa yang relatif rendah pada teh biasa inilah yang menyebabkan ketika kita mengonsumsinya selalu ditambahkan gula pasir. Ini memang karena teh biasa rasa yang dominan bukanlah rasa manis tetapi rasa sepat (sejenis rasa pahit) akibat tanin dan katekin yang terkandung di dalamnya relatif tinggi,” katanya. Berbeda dengan konsumsi teh biasa, menurut Salirawati, kadar glukosa yang lebih tinggi membuat teh bunga sepatu sudah terasa manis tanpa perlu diberi tambahan gula.

Sehingga menurutnya, teh bunga sepatu sangat praktis jika dibawa ke mana-mana karena tanpa perlu membawa gula. Sementara itu, dari kadar vitamin C-nya, teh bunga sepatu merah dan oranye yang dioven memiliki kadar 0,038 g/1g teh dan 0,039 g/1g teh, sedangkan jika disangrai sebesar 0,065 g/1g teh dan 0,063 g/1g teh. Pada teh rosella kadar vitamin C-nya hanya 0,006 g/1g teh.

Namun memang, kadar vitamin C pada teh biasa relatif lebih tinggi dibandingkan teh bunga sepatu, yaitu 0,1g/1g teh.”Tapi perlu diketahui, kebutuhan vitamin C orang dewasa hanya sebesar 60 mg/hari, sehingga hanya dengan mengonsumsi satu gram teh bunga sepatu merah/oranye sangrai kebutuhan vitamin C kita dalam sehari sudah terpenuhi yaitu 65 mg atau 63 mg, atau 2 gram teh bunga sepatu merah/oranye oven, yaitu 76 mg atau 78 mg,” katanya.

Selain itu, teh bunga sepatu merah dan orange oven mengandung kafein hanya 0,196 mg/g teh dan 0,685 mg/g teh, sedangkan jika disangrai kafeinnya sebesar 0,223 mg/g teh dan 0,426 mg/g teh. Kadar kafein pada teh biasa dan teh rosella secara umum relatif lebih tinggi dibandingkan pada teh bunga sepatu, yaitu sebesar 0,93 mg/g teh dan 0,637 mg/g teh. Sementara kadar polifenol pada teh bunga sepatu merah dan oranye yang dioven sebesar 1,26% dan 1,2%, sedangkan jika disangrai sebesar 1% dan 0,72%.

Pada teh biasa kadar polifenol sebesar 5%, tapi terdiri dari polifenol yang terlarut dan tak terlarut. Sedangkan teh rosella sampai saat ini belum ada penelitian yang menentukan banyaknya kadar polifenol.

”Seperti halnya vitamin C, kadar kafein yang dibutuhkan tubuh kita relatif sangat kecil, bahkan dianjurkan tidak mengonsumsi terlalu banyak minuman yang mengandung kafein karena berpengaruh kurang baik bagi kesehatan kita. Untuk polifenol, kita tahu zat ini memiliki sifat antioksidan lebih baik dibandingkan vitamin-vitamin lainnya sehingga baik untuk kesehatan, termasuk kesehatan kulit,” tuturnya._

Ratih Keswara
Yogyakarta
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6658 seconds (0.1#10.140)