1.000 Polwan Diajarkan Jarimatika
A
A
A
BANDUNG BARAT - Siswa polisi wanita (Polwan) di SPN Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, yang akan dilantik Desember mendatang mendapatkan pembekalan keahlian jarimatika.
Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Mochammad Iriawan menyatakan, ini merupakan salah satu program polisi peduli pendidikan, yang merupakan bagian dari grand strategis polri. Diharapkan para calon brigadir polwan yang 56 hari ke depan akan langsung diterjunkan ke masyarakat memiliki bekal keahlian.
“Diharapkan para polwan nanti bisa mentransfer dan menyosialisasikan keahliannya ke masyarakat dalam rangka kepentingkan kamtibmas,” ucapnya.
Iriawan menjelaskan, nantinya keahlian jarimatika akan disebarkan ke seluruh Jawa Barat dan ini sebelumnya sudah diterapkan di Polres Bandung. Namun bagi siswa yang berasal dari Sumatera, Riau, Jawa Tengah yang menempuh pendidikan di SPN Cisarua, juga bisa mengaplikasikan keahlianya di daerah masing-masing.
Ke depannya, lanjut Iriawan, setiap polsek secara bertahap harus memiliki anggota polwan. Saat ini dari 1.000 siswa polwan hanya 498 siswa yang diambil, dari kuota Jawa Barat sebanyak 545 orang. Hal itu didasarkan persyaratan yang harus dipenuhi para calon siswa. “Jadi Polda Jawa Barat tidak mengambil seluruh kuota karena tidak semuanya memenuhi persyaratan,” ujarnya.
Iriawan juga menegaskan, saat ini kepolisian tidak perlu dipenuhi dengan slogan atau retorika yang seperti bayang-bayang. Akan tetapi, perlu tindakan nyata yang terbaik bagi kepentingan masyarakat.
Terkait pelaksanaan program Jarimatika Kapolres Bandung AKBP Jamaludin mengatakan, program yang sudah berjalan satu tahun ini merupakan bagian dari upaya polisi dalam membantu masyarakat di bidang pendidikan.
“Intinya sekecil apa pun peran polisi dalam pendidikan yang diberikan ke masyarakat diharapkan ada manfaatnya,” tuturnya.
Awalnya Polres Bandung melakukan pembinaan terhadap 300 anggota babinkamtibmas, dan terpilih 250 orang untuk menjadi trainer. Selanjutnya mereka diterjunkan ke desa-desa dan pelosok untuk mentransferkan keahlianya di tengah-tengah masyarakat.
Dampak positif yang dirasakan, lanjut Jamaludi, kini anak-anak tidak lagi memiliki pandangan bahwa polisi itu jahat dan menakutkan.
Bahkan jadi sebaliknya, mereka jadi dekat dan selalu ingin belajar karena selalu ada sesutu hal menarik yang didapatkan. “Setidaknya ketika mereka dewasa, di memori kecilnya tertanam bahwa mereka telah diajarkan cara berhitung oleh polisi dan merubah paradigma tentang polisi,” kata Jamaludin.
Kini Polres Bandung telah memiliki 50 titik rumah Si Jempol yang dijadikan tempat bermain dan belajar, dengan jumlah siswa sebanyak 3.050 siswa. Mereka yang terlibat mulai siswa kelas satu hingga kelas enam sekolah dasar. Bahkan anak usia 3 tahun dan 4 tahun juga ada yang ikut belajar.
Raden Bagja Mulyana
Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Mochammad Iriawan menyatakan, ini merupakan salah satu program polisi peduli pendidikan, yang merupakan bagian dari grand strategis polri. Diharapkan para calon brigadir polwan yang 56 hari ke depan akan langsung diterjunkan ke masyarakat memiliki bekal keahlian.
“Diharapkan para polwan nanti bisa mentransfer dan menyosialisasikan keahliannya ke masyarakat dalam rangka kepentingkan kamtibmas,” ucapnya.
Iriawan menjelaskan, nantinya keahlian jarimatika akan disebarkan ke seluruh Jawa Barat dan ini sebelumnya sudah diterapkan di Polres Bandung. Namun bagi siswa yang berasal dari Sumatera, Riau, Jawa Tengah yang menempuh pendidikan di SPN Cisarua, juga bisa mengaplikasikan keahlianya di daerah masing-masing.
Ke depannya, lanjut Iriawan, setiap polsek secara bertahap harus memiliki anggota polwan. Saat ini dari 1.000 siswa polwan hanya 498 siswa yang diambil, dari kuota Jawa Barat sebanyak 545 orang. Hal itu didasarkan persyaratan yang harus dipenuhi para calon siswa. “Jadi Polda Jawa Barat tidak mengambil seluruh kuota karena tidak semuanya memenuhi persyaratan,” ujarnya.
Iriawan juga menegaskan, saat ini kepolisian tidak perlu dipenuhi dengan slogan atau retorika yang seperti bayang-bayang. Akan tetapi, perlu tindakan nyata yang terbaik bagi kepentingan masyarakat.
Terkait pelaksanaan program Jarimatika Kapolres Bandung AKBP Jamaludin mengatakan, program yang sudah berjalan satu tahun ini merupakan bagian dari upaya polisi dalam membantu masyarakat di bidang pendidikan.
“Intinya sekecil apa pun peran polisi dalam pendidikan yang diberikan ke masyarakat diharapkan ada manfaatnya,” tuturnya.
Awalnya Polres Bandung melakukan pembinaan terhadap 300 anggota babinkamtibmas, dan terpilih 250 orang untuk menjadi trainer. Selanjutnya mereka diterjunkan ke desa-desa dan pelosok untuk mentransferkan keahlianya di tengah-tengah masyarakat.
Dampak positif yang dirasakan, lanjut Jamaludi, kini anak-anak tidak lagi memiliki pandangan bahwa polisi itu jahat dan menakutkan.
Bahkan jadi sebaliknya, mereka jadi dekat dan selalu ingin belajar karena selalu ada sesutu hal menarik yang didapatkan. “Setidaknya ketika mereka dewasa, di memori kecilnya tertanam bahwa mereka telah diajarkan cara berhitung oleh polisi dan merubah paradigma tentang polisi,” kata Jamaludin.
Kini Polres Bandung telah memiliki 50 titik rumah Si Jempol yang dijadikan tempat bermain dan belajar, dengan jumlah siswa sebanyak 3.050 siswa. Mereka yang terlibat mulai siswa kelas satu hingga kelas enam sekolah dasar. Bahkan anak usia 3 tahun dan 4 tahun juga ada yang ikut belajar.
Raden Bagja Mulyana
(ftr)