Dinkes Jabar Serukan Siaga Wabah Ebola
A
A
A
BANDUNG - Adanya dua warga Madiun yang diduga terkena virus mematikan ebola, menjadi kekhawatiran sejumlah daerah untuk waspada, tak terkecuali Jawa Barat (Jabar).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Alma Lucyati mengatakan, pihaknya telah memberikan peringatan kewaspadaan terhadap virus ebola sejak pertama virus ini ramai diperbincangkan.
Bahkan menurutnya, Kementrian Kesehatan RI sudah menekankan perilaku hidup sehat dan bersih, sebagai bentuk pencegahan virus tersebut. “Penyakit akan cepat berkembang pada lingkungan yang kotor, termasuk ebola,” ungkapnya, Senin (3/11/2014).
Terlebih, menurut Alma, penyebaran virus ini sangat cepat, terutama melalui cairan tubuh manusia. Untuk itu, pihaknya berharap, masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Apalagi, masyarakat yang lebih tahu apakah di daerah mereka terdapat warga yang baru pulang dari luar negeri, terutama negara asal pembawa virus ini, yakni Afrika.
Dia mengatakan, pihaknya sudah menginformasikan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk lebih waspada terhadap warganya dan meningkatkan kesadaran bahayanya penyebaran virus ini.
Salah satunya dengan mensosialisasikan perilaku bersih dan sehat, seperti membiasakan diri mencuci tangan, memiliki jamban dengan septic tank yang aman, tidak membuang ingus atau dahak sembarangan, dan tidak menyentuh cairan tubuh orang lain.
Alma menegaskan, penyebaran virus ini akan semakin diperparah jika di daerah tersebut merupakan daerah padat penduduk. Lingkungan yang kotor dan lembab, mempermudah virus ini berkembang biak.
Kepala Sub Bagian Humas dan Protokoler RSHS Nurul Wulandhani mengatakan, pihaknya telah siaga dna sudah mempersiapkan tim dokter khusus penanganan dan penyebaran virus berbahaya. Tim ini rupanya memang sudah ada sejak tahun 2011.
“Kami memiliki tim dokter khusus untuk virus-virus mematikan, seperti Ebola. Saat virus Sars mewabah Indonesia, kami pun sudah menyiapkannya,” tuturnya.
Dengan menyiapkan Tim Penanganan Kasus Infeksi Khusus ini diharapkan, penanganan terhadap korban virus ebola bisa diisolir dan tidak menyebar ke masyarakat luas.
Tim ini terdiri dari dokter penyakit dalam, penyakit kesehatan anak, radilogin rehabilitas, ahli perawatam intensif, dan beberapa bidang kesehatan lain sebagai penunjang pengentasan virus itu.
“Sejak ramai virus Sars pun kami telah memiliki ruang isolasi khusus, sehingga saat ramai virus ebola, kami sudah siap mengantisipasinya,” tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Alma Lucyati mengatakan, pihaknya telah memberikan peringatan kewaspadaan terhadap virus ebola sejak pertama virus ini ramai diperbincangkan.
Bahkan menurutnya, Kementrian Kesehatan RI sudah menekankan perilaku hidup sehat dan bersih, sebagai bentuk pencegahan virus tersebut. “Penyakit akan cepat berkembang pada lingkungan yang kotor, termasuk ebola,” ungkapnya, Senin (3/11/2014).
Terlebih, menurut Alma, penyebaran virus ini sangat cepat, terutama melalui cairan tubuh manusia. Untuk itu, pihaknya berharap, masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Apalagi, masyarakat yang lebih tahu apakah di daerah mereka terdapat warga yang baru pulang dari luar negeri, terutama negara asal pembawa virus ini, yakni Afrika.
Dia mengatakan, pihaknya sudah menginformasikan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk lebih waspada terhadap warganya dan meningkatkan kesadaran bahayanya penyebaran virus ini.
Salah satunya dengan mensosialisasikan perilaku bersih dan sehat, seperti membiasakan diri mencuci tangan, memiliki jamban dengan septic tank yang aman, tidak membuang ingus atau dahak sembarangan, dan tidak menyentuh cairan tubuh orang lain.
Alma menegaskan, penyebaran virus ini akan semakin diperparah jika di daerah tersebut merupakan daerah padat penduduk. Lingkungan yang kotor dan lembab, mempermudah virus ini berkembang biak.
Kepala Sub Bagian Humas dan Protokoler RSHS Nurul Wulandhani mengatakan, pihaknya telah siaga dna sudah mempersiapkan tim dokter khusus penanganan dan penyebaran virus berbahaya. Tim ini rupanya memang sudah ada sejak tahun 2011.
“Kami memiliki tim dokter khusus untuk virus-virus mematikan, seperti Ebola. Saat virus Sars mewabah Indonesia, kami pun sudah menyiapkannya,” tuturnya.
Dengan menyiapkan Tim Penanganan Kasus Infeksi Khusus ini diharapkan, penanganan terhadap korban virus ebola bisa diisolir dan tidak menyebar ke masyarakat luas.
Tim ini terdiri dari dokter penyakit dalam, penyakit kesehatan anak, radilogin rehabilitas, ahli perawatam intensif, dan beberapa bidang kesehatan lain sebagai penunjang pengentasan virus itu.
“Sejak ramai virus Sars pun kami telah memiliki ruang isolasi khusus, sehingga saat ramai virus ebola, kami sudah siap mengantisipasinya,” tandasnya.
(san)