Ini Kata Dirut MRT Soal Ketidaknyamanan Masyarakat
Ini Kata Dirut MRT Soal Ketidaknyamanan Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - PT MRT Jakarta mengakui pengerjaan konstruksi MRT membuat kenyamanan masyarakat Ibu Kota terganggu.
Dirut PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, pembangunan konstruksi MRT yang sedang berlangsung telah melewati studi.
Sehingga terjadinya kerusakan seperti pengupasan jalur hijau dan pohon di jalur, serta pengalihan lalu lintas merupakan dalam rangka untuk mempertahankan kondisi kota tetap berfungsi seperti semula.
"Kami berusaha sebaik mungkin. Harus diakui pembangunan MRT ini membuat kenyamanan masyarakat terganggu. Atas itu kami mohon maaf dan meminta pengertiannya," ujar Dono Boestami kepada wartawan, Minggu (2/11/2014).
Lebih jauh dia menyebutkan, sampai sekarang progres pekerjaan MRT telah memasuki pembangunan fondasi jalur layang (elevated). Pekerjaan itu memakan waktu tiga bulan.
Selama itu median jalan akan dipagari. Pemagaran itu untuk masuk pada tahapan pengeboran dan pembongkaran permukaannya.
Sehingga para pengguna jalan akan terganggu kenyamanannya dalam berlalu lintas. Titik jalur layang yang dikerjakan pertama dari Stasiun Blok M Plaza dan Stasiun Sisingamaraja.
"Gangguan lalu lintas ini karena ada rekayasa lalu lintas yang disertai dengan pengurangan jumlah lajur jalan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," sambung Dono Boestami.
Tahapan kerja selama tiga bulan itu, meliputi pekerjaan persiapan dan pemagaran median jalan dan lampu merah Blok M, pengeboran dan piling di depan Taman Martha Tiahahu dan pekerjaan Pile Cap.
Pekerjaan jalur layang ini dilakukan tiga paket. Setiap paket dikerjakan oleh kontraktor asal Jepang berkolaborasi dengan perusahaan domestik.
Pada Paket CP 101 (Depo dan di jalur sekitar Lebak Bulus) sepanjang 1,21 km dan Paket CP 102 (Fatmawati-Cipete) sepanjang 4,74 km dikerjakan oleh Tokyu-Wijaya Karya (Wika) Join Operation.
Paket CP 103 (Stasiun Haji Nawi Stasiun Sisingamaraja) sepanjang 3,84 yang dikerjakan secara joint venture Obayashi-Shimizu-Jaya Konstruksi.
Dirut PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, pembangunan konstruksi MRT yang sedang berlangsung telah melewati studi.
Sehingga terjadinya kerusakan seperti pengupasan jalur hijau dan pohon di jalur, serta pengalihan lalu lintas merupakan dalam rangka untuk mempertahankan kondisi kota tetap berfungsi seperti semula.
"Kami berusaha sebaik mungkin. Harus diakui pembangunan MRT ini membuat kenyamanan masyarakat terganggu. Atas itu kami mohon maaf dan meminta pengertiannya," ujar Dono Boestami kepada wartawan, Minggu (2/11/2014).
Lebih jauh dia menyebutkan, sampai sekarang progres pekerjaan MRT telah memasuki pembangunan fondasi jalur layang (elevated). Pekerjaan itu memakan waktu tiga bulan.
Selama itu median jalan akan dipagari. Pemagaran itu untuk masuk pada tahapan pengeboran dan pembongkaran permukaannya.
Sehingga para pengguna jalan akan terganggu kenyamanannya dalam berlalu lintas. Titik jalur layang yang dikerjakan pertama dari Stasiun Blok M Plaza dan Stasiun Sisingamaraja.
"Gangguan lalu lintas ini karena ada rekayasa lalu lintas yang disertai dengan pengurangan jumlah lajur jalan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," sambung Dono Boestami.
Tahapan kerja selama tiga bulan itu, meliputi pekerjaan persiapan dan pemagaran median jalan dan lampu merah Blok M, pengeboran dan piling di depan Taman Martha Tiahahu dan pekerjaan Pile Cap.
Pekerjaan jalur layang ini dilakukan tiga paket. Setiap paket dikerjakan oleh kontraktor asal Jepang berkolaborasi dengan perusahaan domestik.
Pada Paket CP 101 (Depo dan di jalur sekitar Lebak Bulus) sepanjang 1,21 km dan Paket CP 102 (Fatmawati-Cipete) sepanjang 4,74 km dikerjakan oleh Tokyu-Wijaya Karya (Wika) Join Operation.
Paket CP 103 (Stasiun Haji Nawi Stasiun Sisingamaraja) sepanjang 3,84 yang dikerjakan secara joint venture Obayashi-Shimizu-Jaya Konstruksi.
(whb)