Bimo Bayi Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan Dermawan

Rabu, 29 Oktober 2014 - 06:01 WIB
Bimo Bayi Penderita...
Bimo Bayi Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan Dermawan
A A A
MARTAPURA - Bimo, bayi yang berusia sembilan bulan, anak pertama pasangan suami istri Kirman dan Merry Andani sejak lahir hingga sekarang hanya bisa terbaring lemah akibat penyakit hydrocephalus yang dideritanya.

Kirman dan istrinya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani sebelumnya tidak menyangka jika putra pertama mereka mengidap penyakit ganas itu.

“Saat lahir anak kami kembar siam di RSUD Baturaja dan ketika itu dokter mengatakan ada tanda-tanda keanehan di kepala anak kami dan menyarankan supaya bayi kami segera dirujuk ke Palembang untuk dilakukan cek up terhadap kondisi anak kami,” kata Kirman didampingi istrinya, Selasa (28/10/2014).

Tapi karena tidak ada biaya kemudian diputuskan untuk membawa bayinya pulang ke rumah.

Sekitar satu minggu setelah istrinya melahirkan, salah satu anaknya meninggal dunia. Dia dan istrinya tidak mengetahui apa penyebab sehingga anak yang dilahirkan kembar itu meninggal dunia.

Setelah saudara kembarnya meninggal dunia tiba-tiba kepala Bimo semakin membesar, karena kondisi ekonomi akhirnya dia dan istrinya hanya bisa pasrah.

”Memang sudah beberapa kali bidan desa datang ke rumah memeriksa kondisi anak kami, tapi karena kami tidak ada uang untuk biaya pengobatan ke dokter maupun ke rumah sakit akhirnya kami hanya bisa pasrah,” jelasnya.

Wargawarga Desa Negeri Ratu Baru, Kecamatan Bunga Mayang, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur ini mengatakan, jika anaknya tumbuh dengan kondisi normal layaknya balita lain saat ini Bimo sudah bisa duduk maupun merangkak.

Sejak tiga bulan terakhir kondisi anaknya sering sakit-sakitan kondisi ini tentu membuat dia dan istrinya sebagai orang tua menjadi tambah sedih.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan OKU Timur Sindang Iwari melalui Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes) Sugihartono menjelaskan, bayi itu menderita hydrocephalus. Yaitu adanya cairan yang berlebihan di dalam kepala.

“Harus segera ditangani dan dirujuk ke rumah sakit, namun biasanya jika umurnya belum cukup satu tahun, dokter belum bisa melakukan operasi, sehingga harus menunggu umur satu tahun baru bisa dilakukan pembedahan maupun operasi,” imbuhnya.

Tapi, kata dia, seharusnya segera dirujuk ke rumah sakit, demi keselamatan jiwa bayi itu. “Kita menyarankan supaya segera dirujuk dan dirawat ke rumah sakit, mengingat semakin usia bayi berkembang dan pertumbuhannya bertambah maka kepalanya akan semakin membesar,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7897 seconds (0.1#10.140)