Ratusan Siswa DO Kembali Lanjutkan Sekolah

Rabu, 22 Oktober 2014 - 19:27 WIB
Ratusan Siswa DO Kembali...
Ratusan Siswa DO Kembali Lanjutkan Sekolah
A A A
SUBANG - Sebanyak 120 anak putus sekolah atau drop out (DO) di Kabupaten Subang, kembali melanjutkan sekolah. Anak-anak itu banyak yang putus di bangku SD, SMP, dan SMA.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang Kusman Yuhana Natasaputra mengatakan, anak-anak itu mau ikut sekolah setelah mengikuti Program Penanggulangan Pekerja Anak Penunjang Keluarga Harapan (P3A-PKH) yang digelar Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

"Sebelum ikut program, mereka ada yang jadi pengamen, pengembala ternak, kuli bangunan, atau pelayan rumah makan. Tapi sekarang mereka sudah kembali lanjutkan pendidikannya. Hal ini patut disyukuri," ungkapnya, kepada wartawan, Rabu (22/10/2014).

Dia menuturkan, persoalan klasik seperti keterbatasan ekonomi, menjadi penyebab utama ratusan anak tersebut mengalami putus sekolah, sehingga memaksa mereka untuk memasuki dunia kerja.

Namun setelah digembleng selama empat bulan, mereka berhasil mengubah pola pikirnya mengenai pentingnya sekolah. Sehingga, mereka termotivasi untuk kembali melanjutkan pendidikan yang sempat terputus.

Kusman menyebut, program P3A-PKH rutin digelar dinasnya setiap tahun. "Tahun ini, kami berhasil membina sekitar 120 anak putus sekolah, mayoritasnya anak-anak perempuan," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Norma Kerja Disnakertrans Agus Diana memaparkan, anak-anak putus sekolah yang diprioritaskan mengikuti P34-PKH dibatasi maksimal berusia 18 tahun atau setara SMA.

Tahun ini, total anak drop out yang seharusnya mengikuti program P3A-PKH sebanyak 350 orang. Tapi karena keterbatasan anggaran, jumlah yang ikut menjadi 120 anak.

Dia menyebut, program pemberantasan anak putus sekolah dilakukan kerjasama dengan kalangan pesantren. Sebab, di dunia pesantren terdapat pendidikan dan pengajaran khusus mengenai keagamaan serta akhlak.

"Selama digembleng empat bulan itu, mereka mendapatkan sejumlah fasilitas, diantaranya uang saku, mulai dari Rp250 ribu hingga Rp1 juta per orang per bulan,"ucapnya.

Seorang peserta pelatihan P3A-PKH, Ratnasari mengaku, dirinya termotivasi untuk kembali sekolah setelah mendapat gemblengan selama empat bulan. Menurutnya, melanjutkan pendidikan ternyata jauh lebih penting dibandingkan bekerja di usia dini, karena hal itu menentukan masa depan.

"Dengan bekal pendidikan yang lebih baik, saya yakin akan dapat pekerjaan yang jauh lebih layak dibandingkan sekarang," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3803 seconds (0.1#10.140)