Ratusan Batu di Situs Gunung Sadu Miliki Kandungan Magnetik

Sabtu, 18 Oktober 2014 - 13:22 WIB
Ratusan Batu di Situs Gunung Sadu Miliki Kandungan Magnetik
Ratusan Batu di Situs Gunung Sadu Miliki Kandungan Magnetik
A A A
BANDUNG - Ratusan bebatuan di Situs Gunung Sadu tepatnya di Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, diketahui mengandung kekuatan magnetik.

Hal tersebut setelah Komunitas Nalusur Peradaban Kabupaten Bandung melakukan penelusuran dan pengkajian selama kurun waktu setahun di lokasi yang sempat dijadikan tempat bertapa oleh sorang pangeran dari Mataram pada abad ke 14.

Adanya anomali magnetik tersebut membuat sebagian masyarakat percaya bila situs Gunung Sadu yang sejak tahun 2012 menjadi salah satu cagar budaya di daerah yang dikenal dengan 'Dalem Bandung' itu dapat memberikan pengaruh besar terhadap kesehatan.

Tak heran, selain dijadikan sebagai lokasi ziarah kini situs tersebut ikut menjadi tempat terapi kesehatan baik oleh masyarakat sekitar maupun yang berasal dari luar daerah.

Juru Pelihara Situs Gunung Sadu Chandra (50) mengatakan, dalam sebulan lebih dari 40 orang hingga 50 orang kerap berdatangan ke situs Gunung Sadu ini dengan berbagai tujuan.

Sesuai dengan sejarahnya, situs tersebut menjadi tempat diam salah seorang Pangeran dari kerajaan Mataram Raden Jaya Manik bersama tiga orang sahabatnya."Mereka melakukan tapa brata untuk menyempurnakan ilmunya diatas bebatuan," katanya.

Dia menjelaskan, sejak saat itulah tempat tersebut mulai didatangi orang-orang baik itu untuk berziarah, memohon permintaan, hingga menyembuhkan kesehatannya seiring dengan adanya kandungan elektro magnetik di seluruh bebatuan yang ada di lokasi tersebut.

Dirinya yang juga bekerja menjadi sebagai staf di desa Sadu pernah mencobanya."Saat tengah duduk di salah satu batu saya pernah terlempar akibat daya magnet itu," ungkapnya.

Namun sayangnya, lanjut dia, pemerintah setempat kurang melakukan pemeliharan di situs ini. Padahal, pengajuan telah dilakukan beberapa tahun yang lalu namun hingga kini tidak ada respon dan tindaklanjut yang signifikan.

Menurutnya, keberadaan situs Gunung Sadu yang memiliki daya magnetik dapat menjadi lokasi wisata yang cukup menjanjikan.

"Sejauh ini belum pernah ada dari pihak pemerintah yang datang. Disisi lain tempat ini memerlukan revitalisasi, dijaga, dan butuh pemeliharaan optimal," tuturnya.

Ketua Komunitas Nalusur Peradaban Kabupaten Bandung Haqi Priadi mengatakan, tepatnya setahun terakhir ini komunitasnya melakukan penelusuran terhadap beberapa situs gunung diantaranya Gunung Geulis, Batu Bedil, Halimun dan terakhir Gunung Sadu.

Menariknya dari semua penelusuran semua bebatuan di tempat berziarah atau pemujaan ini selalu mengandung anomali magnet."Nah anehnya anomali magnetnya paling besar di Gunung Sadu," katanya.

Berdasarkan perhitungan microtesla, lanjut dia, kekuatan magnet di bebatuan tersebut mencapai 100-300 microtesla. Padahal, dari beberapa tempat lain yang pernah menjadi kunjungan dalam penelusuran timnya rata-rata sekitar 49 microtesla.

Para peziarah tidak menyadari jika bebatuan di tempat yang dikunjungi mengandung daya magnet cukup kuat itu pula yang menjadi pertanyaan.

"Kalau membawa ponsel jika lama-lama ke lokasi ini bisa rusak. Ini menandakan besarnya anomali magnet dari bebatuan," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5289 seconds (0.1#10.140)