Buritan Bocor, Kapal Berkat Usaha Tenggelam di Karimunjawa
A
A
A
JEPARA - Kapal Berkat Usaha yang bertolak dari Pelabuhan Sukamara Kalimantan Barat ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, tenggelam di Perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Untung saja nakhoda dan empat anak buah kapal (ABK) berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan yang melintas di lokasi kejadian.
Rabu (15/10/2014), nakhoda dan empat ABK Kapal Berkat Usaha yang selamat tersebut tiba di Dermaga Kartini Jepara. Masing-masing yakni Sabran (50), warga Semarang (nakhoda Kapal Berkat Usaha); Eko Setianto (32), warga Semarang (Kepala Kamar Mesin); Mursid (35), warga Tegal (ABK); Dedi (28), warga Weleri (ABK) dan Hasan (18), warga Demak (ABK). Meski terlihat masih shock, kelimanya dalam kondisi sehat.
"Kami ingin pulang ke rumah dulu. Kami bersyukur sekali selamat dalam musibah ini," kata Sabran, Rabu (15/10/2014).
Kapal Berkat Usaha yang tenggelam sekitar 17 mil selatan Perairan Karimunjawa ini mengangkut berbagai barang. Rinciannya yakni 120 ton bungkil (limbah sawit), 34 ton fiber (box ikan/udang), 100 tabung kosong elpiji 12 kg, 1 ton ujung atap (bahan jamu), 1 ton udang kering, dan 700 kg besi tua. Seluruh muatan yang nilainya ditaksir ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah ini ikut tenggelam bersama Kapal Berkat Usaha.
Menurut Sabran, kapal yang dinakhodainya bertolak dari Pelabuhan Sukamara, Minggu (12/10/2014) sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Setelah menempuh perjalanan selama beberapa hari, kapal tersebut sampai di Perairan Karimunjawa Selasa (14/10/2014). Sekitar pukul 11.00 WIB, kapal tersebut mengalami kebocoran. Sabran pun memerintahkan sejumlah ABK untuk mengecek kondisi kapal. Ternyata yang bocor bagian buritan kapal.
"Saya langsung perintahkan agar segera dilakukan pemompaan agar air laut yang masuk ke dalam kapal bisa berkurang," jelas Sabran.
Namun, upaya itu rupanya tak membuahkan hasil. Air laut justru kian deras masuk ke dalam bagian kapal. Melihat kondisi kapal yang sudah tidak bisa diselamatkan itu, Sabran dan empat ABK pun memutuskan untuk meninggalkan kapal. Mereka hanya bermodal jaket pelampung dan rakit penolong yang terdapat di bagian pinggir kapal.
"Kondisi bocornya sudah parah. Kalau tetap di sana pasti kami ikut tenggelam," ujarnya.
Setelah sempat menjauh, Kapal Berkat Usaha benar-benar tenggelam sekitar pukul 13.00 WIB. Sabran dan empat rekannya pun terapung-apung tak tentu arah di laut. Untung saja, beberapa jam kemudian, ada kapal nelayan Karimunjawa yang melintas di sekitar rakit yang dinaiki Sabran dan empat ABK Kapal Berkat Usaha.
Sabran dan empat ABK itu ditolong oleh nelayan tersebut yang belakangan diketahui bernama Mat Said. "Kami pun dievakuasi ke darat oleh Mat Said. Bahkan kami juga ditampung di rumahnya," tutur Sabran.
Sabran dan empat rekannya tinggal sehari di rumah Mat Said. Mereka memulihkan kondisinya sembari menunggu jadwal pelayaran kapal dari Karimunjawa tujuan Jepara.
"Kami berutang budi dengan Mat Said. Mungkin ceritanya akan lain kalau tidak bertemu dia," tandasnya.
Rabu (15/10/2014), nakhoda dan empat ABK Kapal Berkat Usaha yang selamat tersebut tiba di Dermaga Kartini Jepara. Masing-masing yakni Sabran (50), warga Semarang (nakhoda Kapal Berkat Usaha); Eko Setianto (32), warga Semarang (Kepala Kamar Mesin); Mursid (35), warga Tegal (ABK); Dedi (28), warga Weleri (ABK) dan Hasan (18), warga Demak (ABK). Meski terlihat masih shock, kelimanya dalam kondisi sehat.
"Kami ingin pulang ke rumah dulu. Kami bersyukur sekali selamat dalam musibah ini," kata Sabran, Rabu (15/10/2014).
Kapal Berkat Usaha yang tenggelam sekitar 17 mil selatan Perairan Karimunjawa ini mengangkut berbagai barang. Rinciannya yakni 120 ton bungkil (limbah sawit), 34 ton fiber (box ikan/udang), 100 tabung kosong elpiji 12 kg, 1 ton ujung atap (bahan jamu), 1 ton udang kering, dan 700 kg besi tua. Seluruh muatan yang nilainya ditaksir ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah ini ikut tenggelam bersama Kapal Berkat Usaha.
Menurut Sabran, kapal yang dinakhodainya bertolak dari Pelabuhan Sukamara, Minggu (12/10/2014) sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Setelah menempuh perjalanan selama beberapa hari, kapal tersebut sampai di Perairan Karimunjawa Selasa (14/10/2014). Sekitar pukul 11.00 WIB, kapal tersebut mengalami kebocoran. Sabran pun memerintahkan sejumlah ABK untuk mengecek kondisi kapal. Ternyata yang bocor bagian buritan kapal.
"Saya langsung perintahkan agar segera dilakukan pemompaan agar air laut yang masuk ke dalam kapal bisa berkurang," jelas Sabran.
Namun, upaya itu rupanya tak membuahkan hasil. Air laut justru kian deras masuk ke dalam bagian kapal. Melihat kondisi kapal yang sudah tidak bisa diselamatkan itu, Sabran dan empat ABK pun memutuskan untuk meninggalkan kapal. Mereka hanya bermodal jaket pelampung dan rakit penolong yang terdapat di bagian pinggir kapal.
"Kondisi bocornya sudah parah. Kalau tetap di sana pasti kami ikut tenggelam," ujarnya.
Setelah sempat menjauh, Kapal Berkat Usaha benar-benar tenggelam sekitar pukul 13.00 WIB. Sabran dan empat rekannya pun terapung-apung tak tentu arah di laut. Untung saja, beberapa jam kemudian, ada kapal nelayan Karimunjawa yang melintas di sekitar rakit yang dinaiki Sabran dan empat ABK Kapal Berkat Usaha.
Sabran dan empat ABK itu ditolong oleh nelayan tersebut yang belakangan diketahui bernama Mat Said. "Kami pun dievakuasi ke darat oleh Mat Said. Bahkan kami juga ditampung di rumahnya," tutur Sabran.
Sabran dan empat rekannya tinggal sehari di rumah Mat Said. Mereka memulihkan kondisinya sembari menunggu jadwal pelayaran kapal dari Karimunjawa tujuan Jepara.
"Kami berutang budi dengan Mat Said. Mungkin ceritanya akan lain kalau tidak bertemu dia," tandasnya.
(zik)