Video Porno Pemicu Pelecehan Siswi SD di Medan
A
A
A
MEDAN - Aksi kekerasan dan pelecehan terhadap Na seorang siswi SD kelas 4 di Kota Medan ternyata dipicu seringnya pelaku menonton video porno.
Sebelumnya Na menjadi korban kebrutalan teman sekelasnya sendiri yang menganiaya melakukan pelecehan seksual terhadapnya di dalam toilet sekolah.
Kepala SDN Percontohan Jalan Sei Petani, Ely Zahrami Simatupang mengatakan, dari pengakuan dan pemeriksaan terhadap ke lima teman sekelas Na diketahui bahwa pelecehan seksual dilakukan terjadi pada saat jam istirahat pertama.
Kemudian para pelaku mengajak korban ke toilet dan akhirnya melakukan pelecehan. Salah seorang pelaku saat dimintai keterangan mengaku sering melihat video porno dari handphone salah seorang temannya yang sudah keluar dari sekolah.
Pihak sekolah, kata Ely, masih berupaya melakukan mediasi kepada keluarga korban dan pelaku untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
Sementara itu Susan salah satu orangtua murid, mengaku kekerasan dan pelecehan seksual yang menimpa Na menimbulkan kekhawatiran para orangtua murid di sekolah tersebut.
Mereka menyesalkan peristiwa kekerasan tersebut terjadi pada saat jam belajar mengajar.
“Para orangtua murid berharap agar para pelaku segera dikeluarkan dari sekolah agar hal tersebut tak terjadi terjadi kepada anak mereka, “ kata Susan.
Menanggapi hal tersebut pihak sekolah mengaku menyerahkan keputusan terhadap peristiwa tersebut kepada Dinas Pendidikan Kota Medan.
“Kami tidak berwenang mengeluarkan para pelaku dari sekolah. Karena wewenang tersebut ada pada dinas pendidikan, “ timpal Ely.
Sebelumnya Na menjadi korban kebrutalan teman sekelasnya sendiri yang menganiaya melakukan pelecehan seksual terhadapnya di dalam toilet sekolah.
Kepala SDN Percontohan Jalan Sei Petani, Ely Zahrami Simatupang mengatakan, dari pengakuan dan pemeriksaan terhadap ke lima teman sekelas Na diketahui bahwa pelecehan seksual dilakukan terjadi pada saat jam istirahat pertama.
Kemudian para pelaku mengajak korban ke toilet dan akhirnya melakukan pelecehan. Salah seorang pelaku saat dimintai keterangan mengaku sering melihat video porno dari handphone salah seorang temannya yang sudah keluar dari sekolah.
Pihak sekolah, kata Ely, masih berupaya melakukan mediasi kepada keluarga korban dan pelaku untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
Sementara itu Susan salah satu orangtua murid, mengaku kekerasan dan pelecehan seksual yang menimpa Na menimbulkan kekhawatiran para orangtua murid di sekolah tersebut.
Mereka menyesalkan peristiwa kekerasan tersebut terjadi pada saat jam belajar mengajar.
“Para orangtua murid berharap agar para pelaku segera dikeluarkan dari sekolah agar hal tersebut tak terjadi terjadi kepada anak mereka, “ kata Susan.
Menanggapi hal tersebut pihak sekolah mengaku menyerahkan keputusan terhadap peristiwa tersebut kepada Dinas Pendidikan Kota Medan.
“Kami tidak berwenang mengeluarkan para pelaku dari sekolah. Karena wewenang tersebut ada pada dinas pendidikan, “ timpal Ely.
(sms)