Diduga Dipukul Guru, Siswa Madrasah Ini Dirawat di RS
A
A
A
KENDAL - Seorang siswa sebuah madrasah tsanawiyah di Brangsong, Kabupaten Kendal diduga menjadi korban pemukulan oleh guru di sekolah setempat. Akibatnya, siswa tersebut harus mendapat perawatan di RSUD Dr Soewondo karena mengalami luka dalam.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa bermula saat guru mata pelajaran Bahasa Inggris berinisal DK seusai mengajar mendapati korban berinisial SS tengah duduk tidak sopan dengan menyilangkan kakinya, Selasa (7/10/2014). Hal itu membuat DK marah dan memanggil SS untuk ke depan kelas.
DK pun memberikan nasihat serta tiba-tiba memukul korban menggunakan buku paket yang digulung. Namun, pukulan itu sempat ditangkis oleh SS dengan tangan kanan.
Lantaran mendapat perlawanan, DK kemudian menendang kaki kanan korban, dan kembali memukul menggunakan buku paket mengenai mata kiri korban. Akibatnya, korban sempat mengalami pendarahan pada hidung (mimisan), hingga lari ke ruang Bimbingan Konseling (BK).
Peristiwa pemukulan tersebut sebenarnya sudah kedua kalinya. Pertama, korban dipukul menggunakan buku Kamus Bahasa Inggris di bagian telinga hingga mengeluarkan darah, Selasa (30/9/2014).
"Ya, sudah dua kali dipukul. Pertama pakai buku kamus bahasa Inggris, dan kedua pakai buku paket dan ditendang," kata SS yang masih terbaring di Ruang Flamboyan RSUD Dr Soewondo.
Menurutnya, pemukulan pertama yang dilakukan gurunya itu karena dirinya berbicara dengan temannya seusai berdoa akhir pelajaran. "Wong itu sudah selesai berdoa kok. Sedangkan yang kedua karena saya duduk ngingkrang (bersilang)," jelasnya.
Setelah mengalami pemukulan tersebut, kondisi tubuh korban semakin lemah, mengalami demam dan sakit kepala. Oleh keluarga, SS dibawa ke RSUD Dr Soewondo untuk menjalani perawatan, Jumat (10/10/2014).
Sulamah (47), ibu korban, mengaku bahwa anaknya mengalami demam dan mengeluhkan sakit kepala. "Kadang mengeluh mual. Akhirnya kami bawa ke rumah sakit," katanya.
Sementara, pihak sekolah belum memberikan keterangan terkait persoalan ini. Salah seorang petugas keamanan madrasah tsanawiyah itu, Fauzan, mengaku DK sudah sekitar tiga hari tidak mengajar. "Kalau ingin bertemu kepala sekolah besok pagi saja, karena hari ini pulangnya agak cepat dari biasanya," ucapnya.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Kendal Nur Qoidah menyampaikan bahwa pihaknya telah menyerahkan persoalan tersebut kepada sekolah setempat. "Akan ada pembinaan, tapi itu wewenang pihak sekolah setempat, dalam hal ini kepala sekolah," tandasnya.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa bermula saat guru mata pelajaran Bahasa Inggris berinisal DK seusai mengajar mendapati korban berinisial SS tengah duduk tidak sopan dengan menyilangkan kakinya, Selasa (7/10/2014). Hal itu membuat DK marah dan memanggil SS untuk ke depan kelas.
DK pun memberikan nasihat serta tiba-tiba memukul korban menggunakan buku paket yang digulung. Namun, pukulan itu sempat ditangkis oleh SS dengan tangan kanan.
Lantaran mendapat perlawanan, DK kemudian menendang kaki kanan korban, dan kembali memukul menggunakan buku paket mengenai mata kiri korban. Akibatnya, korban sempat mengalami pendarahan pada hidung (mimisan), hingga lari ke ruang Bimbingan Konseling (BK).
Peristiwa pemukulan tersebut sebenarnya sudah kedua kalinya. Pertama, korban dipukul menggunakan buku Kamus Bahasa Inggris di bagian telinga hingga mengeluarkan darah, Selasa (30/9/2014).
"Ya, sudah dua kali dipukul. Pertama pakai buku kamus bahasa Inggris, dan kedua pakai buku paket dan ditendang," kata SS yang masih terbaring di Ruang Flamboyan RSUD Dr Soewondo.
Menurutnya, pemukulan pertama yang dilakukan gurunya itu karena dirinya berbicara dengan temannya seusai berdoa akhir pelajaran. "Wong itu sudah selesai berdoa kok. Sedangkan yang kedua karena saya duduk ngingkrang (bersilang)," jelasnya.
Setelah mengalami pemukulan tersebut, kondisi tubuh korban semakin lemah, mengalami demam dan sakit kepala. Oleh keluarga, SS dibawa ke RSUD Dr Soewondo untuk menjalani perawatan, Jumat (10/10/2014).
Sulamah (47), ibu korban, mengaku bahwa anaknya mengalami demam dan mengeluhkan sakit kepala. "Kadang mengeluh mual. Akhirnya kami bawa ke rumah sakit," katanya.
Sementara, pihak sekolah belum memberikan keterangan terkait persoalan ini. Salah seorang petugas keamanan madrasah tsanawiyah itu, Fauzan, mengaku DK sudah sekitar tiga hari tidak mengajar. "Kalau ingin bertemu kepala sekolah besok pagi saja, karena hari ini pulangnya agak cepat dari biasanya," ucapnya.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Kendal Nur Qoidah menyampaikan bahwa pihaknya telah menyerahkan persoalan tersebut kepada sekolah setempat. "Akan ada pembinaan, tapi itu wewenang pihak sekolah setempat, dalam hal ini kepala sekolah," tandasnya.
(zik)