Sultan Naik Panser Anoa, Warga Naik Leopard
A
A
A
YOGYAKARTA - Kirab kendaraan lapis baja baru milik TNI yakni Tank Leopard dan Marder di Kawasan Malioboro mendapat sambutan meriah dari warga Yogyakarta.
Warga berebut memanfaatkan momen menaiki Leopard. Gubernur DIY Sri Sultan HB X juga tak ketinggalan mencoba naik Panser Anoa. Sultan berada di barisan paling depan peserta kirab bersama Komanda Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI MS Fadhilah.
Sejak tiba di Yogyakarta, Jumat 10 Oktober sore, Leopard dan kendaraan tempur lain mendapat sambutan meriah dari warga Yogyakarta. Warga silih berganti mengabadikan momen langka itu dengan berfoto. Tak sedikit juga yang menyempatkan diri menaiki seluruh kendaraan tempur yang didisplay.
Kerumunan warga kian banyak beberapa saat sebelum tank seberat 60 ton dan 35 ton itu dikirab mengelilingi Malioboro.
Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) tak ragu menaiki tank bahkan meminta anggota TNI yang berjaga untuk menghiasi bagian mukanya dengan motif loreng khas TNI.
“Saya baru pertama melihat tank Leopard dan Marder. Ternyata luar biasa, sangat gagah,” ujar Anggih Hardi Pamungkas (23) salah satu warga yang datang.
Dia mengaku datang langsung karena penasaran dengan keberadaa Leopard. Apalagi, pembelian tank buatan Jerman itu sempat menimbulkan kontroversi. “Mumpung mampir di Yogya, sekalian foto-foto dulu. Besok-besok belum tentu mampir lagi,” timpalnya.
Sesuai rencana, Leopard dikirab melalui rute Jalan Pangurakan, Jalan Senopati, menuju Jalan Mataram, Abu Bakar Ali dan Malioboro.
Selama kirab berlangsung, lalu lintas diberlakukan buka tutup jalan. Iringan kirab yang dilepas pukul 08.30 WIB tiba kembali di Alun-alun Utara pukul 09.40 WIB.
Sultan mengungkapkan, kirab ranpur TNI merupakan salah satu cara mendekatkan TNI dengan masyarakat. Kendati begitu, dia berharap momentum seperti ini tidak hanya terjadi saat ulang tahun saja.
“Saya ucapkan terima kasih karena kendaraan baru TNI berkenan mampir di Yogyakarta sehingga masyarakat bisa melihatnya langsung,” ujar Sultan.
Brigjen TNI MS Fadhilah mengatakan, kehadiran siswa SD merupakan salah satu ccara menumbuhkan nasionalisme dan cinta tanah air sejak dini. Apalagi, anak-anak merupakan masa depan bangsa.
“Kita tidak tahu di antara mereka nanti mungkin ada yang jadi pejabat, menteri dan seterusnya. Nasionalisme kita tumbuhkan sejak dini,” kata Fadhilah.
Dia mengatakan, Tank Leopard yang dikirab tidak akan merusak aspal jalan raya. Sebab, tank terbaru milik TNI merupakan tank modern.
Berat tank yang mencapai 60 ton bisa dibagi dan diminalisir saat berada di atas aspal. Belum lagi, ada lapisan karet yang melindungi aspal jalan.
“Di Surabaya sudah dicoba tidak masalah, tidak ada yang rusak. Di Solo juga begitu, tank ini sangat modern dan bobotnya yang cukup berat itu dibagi sedemikian rupa sehingga seper satu centimeter bebannya hanya 0,8 kilogram saja,” pungkasnya.
Warga berebut memanfaatkan momen menaiki Leopard. Gubernur DIY Sri Sultan HB X juga tak ketinggalan mencoba naik Panser Anoa. Sultan berada di barisan paling depan peserta kirab bersama Komanda Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI MS Fadhilah.
Sejak tiba di Yogyakarta, Jumat 10 Oktober sore, Leopard dan kendaraan tempur lain mendapat sambutan meriah dari warga Yogyakarta. Warga silih berganti mengabadikan momen langka itu dengan berfoto. Tak sedikit juga yang menyempatkan diri menaiki seluruh kendaraan tempur yang didisplay.
Kerumunan warga kian banyak beberapa saat sebelum tank seberat 60 ton dan 35 ton itu dikirab mengelilingi Malioboro.
Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) tak ragu menaiki tank bahkan meminta anggota TNI yang berjaga untuk menghiasi bagian mukanya dengan motif loreng khas TNI.
“Saya baru pertama melihat tank Leopard dan Marder. Ternyata luar biasa, sangat gagah,” ujar Anggih Hardi Pamungkas (23) salah satu warga yang datang.
Dia mengaku datang langsung karena penasaran dengan keberadaa Leopard. Apalagi, pembelian tank buatan Jerman itu sempat menimbulkan kontroversi. “Mumpung mampir di Yogya, sekalian foto-foto dulu. Besok-besok belum tentu mampir lagi,” timpalnya.
Sesuai rencana, Leopard dikirab melalui rute Jalan Pangurakan, Jalan Senopati, menuju Jalan Mataram, Abu Bakar Ali dan Malioboro.
Selama kirab berlangsung, lalu lintas diberlakukan buka tutup jalan. Iringan kirab yang dilepas pukul 08.30 WIB tiba kembali di Alun-alun Utara pukul 09.40 WIB.
Sultan mengungkapkan, kirab ranpur TNI merupakan salah satu cara mendekatkan TNI dengan masyarakat. Kendati begitu, dia berharap momentum seperti ini tidak hanya terjadi saat ulang tahun saja.
“Saya ucapkan terima kasih karena kendaraan baru TNI berkenan mampir di Yogyakarta sehingga masyarakat bisa melihatnya langsung,” ujar Sultan.
Brigjen TNI MS Fadhilah mengatakan, kehadiran siswa SD merupakan salah satu ccara menumbuhkan nasionalisme dan cinta tanah air sejak dini. Apalagi, anak-anak merupakan masa depan bangsa.
“Kita tidak tahu di antara mereka nanti mungkin ada yang jadi pejabat, menteri dan seterusnya. Nasionalisme kita tumbuhkan sejak dini,” kata Fadhilah.
Dia mengatakan, Tank Leopard yang dikirab tidak akan merusak aspal jalan raya. Sebab, tank terbaru milik TNI merupakan tank modern.
Berat tank yang mencapai 60 ton bisa dibagi dan diminalisir saat berada di atas aspal. Belum lagi, ada lapisan karet yang melindungi aspal jalan.
“Di Surabaya sudah dicoba tidak masalah, tidak ada yang rusak. Di Solo juga begitu, tank ini sangat modern dan bobotnya yang cukup berat itu dibagi sedemikian rupa sehingga seper satu centimeter bebannya hanya 0,8 kilogram saja,” pungkasnya.
(sms)