Kontes Robot Terbang Digelar

Sabtu, 11 Oktober 2014 - 00:00 WIB
Kontes Robot Terbang Digelar
Kontes Robot Terbang Digelar
A A A
PASURUAN - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI).

Kontes robot yang diikuti 36 tim dari berbagai SMA/SMK dan perguruan tinggi se-Indonesia membawa misi pencarian dan penyelamatan (SAR) korban bencana.

Robot terbang ini diharapkan menjadi solusi untuk misi terbang pada medan yang membahayakan dan tidak bisa dijangkau dengan jalan darat.

Dengan dukungan teknologi kamera pengintai dan Global Positioning System (GPS) diharapkan menghasilkan inovasi-inovasi dalam pengembangan teknologi kedirgantaraan yang membawa misi kemanusiaan.

Ketua Panitia KRTI, Indra Adji Sulistijono, mengungkapkan, kontes robot yang diselenggarakan kedua kalinya ini bertema Search and Rescue (SAR). Tema ini sebagai diharapkan sebagai model untuk menyelesaikan masalah yang sesungguhnya dalam kontek penanganan kebencanaan nasional.

"Tugas mahasiswa adalah menemukan model atau bagian menyelesaikan masalah yang terjadi sesungguhnya. Semakin canggih tehnologi yang digunakan, maka dia mendapatkan nilai yang lebih baik," kata Indra Adji yang juga Wakil Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).

Menurut Indra Adji, kontes robot terbang ini telah dirintis sejak 2008 oleh Program Studi Aeronotika dan Astronotika, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB dengan nama Indonesian Indoor Aerial Robot Contest (IIARC).

Hingga tahun 2011, pelaksanaan kontes masih dibatasi pada robot terbang dalam ruangan (indoor) dengan berat robot tidak lebih dari 150 gram. Pada tahun 2012, kontes sudah dilakukan di luar ruangan (outdoor) dengan sistem kendali otomatis.

KRTI dibagi menjadi lima kategori. Di antararanya perguruan tinggi fixed wing diikuti 13 tim, perguruan tinggi Rotary Wing 13 tim, kategori umum (hobi dan profesional) fixed wing 4 tim, kategori umum rotary wing 3 tim, SMA/SMK fixed wing 3 tim.

Para peserta berasal dari perguruan tinggi dan SMA/SMK di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

Penilaian robot terbang ini didasarkan atas teori dan praktek dilapangan. Kelaikan terbang menjadi yang utama dalam penilaian praktik lapangan, di antaranya sejak dari take off, mencari objek yang berbentuk manekin, serta menurunkan logistik yang dianalogkan sebagai bantuan kemanusiaan.

Pada tahap akhir yakni kemampuan pendaratan robot yang sempurna.

"Pada tahap take off bisa menggunakan pelontar atau landasan pacu. Robot ini akan terbang diatas ketinggian 10 meter untuk mencari sasaran yang dirahasiakan. Setelah ditemukan mereka harus menurunkan logistik. Semakin dekat jarak logistik dengan sasaran yang dituju, nilainya semakin baik," kata Indra Adji.

Hasil kontes robot terbang ini diharapkan menjadi model bagi pengembangan teknologi kedirgantaraan Indonesia. Sehingga pada masa mendatang, konsep robot terbang ini bisa menjadi salah satu solusi bagi pencarian dan penyelamatan korban bencana alam pada daerah-daerah yang tidak dapat terjangkau.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3729 seconds (0.1#10.140)