3.000 Pembatik Siap Pecahkan Rekor Muri
A
A
A
YOGYAKARTA - Sebanyak 3.000 pembatik dari lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) siap memecahkan rekor muri dengan membatik pada kain sepanjang 3.000 meter di Alun-alun Utara, Yogyakarta, Kamis (2/9) mendatang.
Kegiatan ini digelar untuk menyambut hari batik nasional tahun 2014. Kepala Bidang Industri Logam, Sandang dan Aneka (ILSA) Disperindagkop DIY Paulin MW Napitupulu mengatakan, pemecahan rekor muri ini bertujuan untuk melestarikan batik sebagai salah satu aset budaya Yogyakarta.
Selain itu, kegiatan digelar untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik, menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap budaya dan produk batik, serta mendukung Kota Yogya sebagai kota wisata. “Selain pembatik, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum juga akan ambil bagian,” kata Paulin, Selasa (30/9).
Menurut Paulin, untuk memecahkan rekor muri, membatik akan dilakukan di atas kain mori sepanjang 3.000 meter tanpa putus dengan lebar 40 cm. Kain yang akan digunakan sudah dipola dengan pensil menggunakan pola semen. Karena kain cukup panjang, maka proses membatik dibuat dalam formasi zig-zag.
Dia mengatakan, selain pemecahan rekor muri membatik, pihaknya juga sudah menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangkaian hari batik. Di antaranya pendampingan terhadap 20 IKN, baik dalam desain maupun produksi produk.
Selain itu, pihaknya juga menggelar pameran batik baik di Amplaz maupun Pagelaran Keraton. “Pada pemecahan rekor Muri nanti, juga akan ada pentas seni karawitan dan tari-tarian yang ditampilkan 100 penari kontemporer,” terangnya.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Hendri Suprapto, mengatakan untuk memecahan rekor Muri ini akan menargetkan setiap satu peserta menyelesaikan proses membatik sepanjang satu meter dalam kurun waktu satu jam.
Dia menambahkan, untuk kegiatan Kamis mendatang pihaknya akan kedatangan buyer dari Jepang yang siap membantu memasarkan batik di tingkat global. Hanya saja, pemasaran produk dikhususkan pada batik dengan serat pewarnaan alami.
Kegiatan ini digelar untuk menyambut hari batik nasional tahun 2014. Kepala Bidang Industri Logam, Sandang dan Aneka (ILSA) Disperindagkop DIY Paulin MW Napitupulu mengatakan, pemecahan rekor muri ini bertujuan untuk melestarikan batik sebagai salah satu aset budaya Yogyakarta.
Selain itu, kegiatan digelar untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik, menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap budaya dan produk batik, serta mendukung Kota Yogya sebagai kota wisata. “Selain pembatik, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum juga akan ambil bagian,” kata Paulin, Selasa (30/9).
Menurut Paulin, untuk memecahkan rekor muri, membatik akan dilakukan di atas kain mori sepanjang 3.000 meter tanpa putus dengan lebar 40 cm. Kain yang akan digunakan sudah dipola dengan pensil menggunakan pola semen. Karena kain cukup panjang, maka proses membatik dibuat dalam formasi zig-zag.
Dia mengatakan, selain pemecahan rekor muri membatik, pihaknya juga sudah menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangkaian hari batik. Di antaranya pendampingan terhadap 20 IKN, baik dalam desain maupun produksi produk.
Selain itu, pihaknya juga menggelar pameran batik baik di Amplaz maupun Pagelaran Keraton. “Pada pemecahan rekor Muri nanti, juga akan ada pentas seni karawitan dan tari-tarian yang ditampilkan 100 penari kontemporer,” terangnya.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Hendri Suprapto, mengatakan untuk memecahan rekor Muri ini akan menargetkan setiap satu peserta menyelesaikan proses membatik sepanjang satu meter dalam kurun waktu satu jam.
Dia menambahkan, untuk kegiatan Kamis mendatang pihaknya akan kedatangan buyer dari Jepang yang siap membantu memasarkan batik di tingkat global. Hanya saja, pemasaran produk dikhususkan pada batik dengan serat pewarnaan alami.
(lis)