Rini, Polwan Pertama Indonesia Jabat Kabid Dokkes
A
A
A
SEMARANG - Kiprah Komisaris Besar (Kombes) Pol Rini Muliawati setidaknya menjadi salah satu contoh perempuan bisa berprestasi. Polwan bahkan menduduki jabatan penting.
Perwira menengah polisi wanita itu tercatat sebagai polwan pertama yang memegang jabatan Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan (Kabid Dokkes) di tingkat Kepolisian Daerah (Polda) di Indonesia.
Kombes Pol Rini Muliawati sejak April lalu menjabat Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah, menggantikan Kombes Pol Musyafak yang kini bertugas sebagai Kabid Dokkes Polda Metro Jaya.
“Pada 2009 – 2012 saya menjadi Kabid Dokkes Polda Lampung. Saat itu saya masih AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi), masih di Polda Tipe B dipimpin perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol. Itu saya Polwan yang jadi Kabid Dokkes pertama di Indonesia,” ungkapnya saat mengobrol dengan KORAN SINDO di ruang kerjanya, komplek RS Bhayangkara Kota Semarang, Selasa (23/9).
Usai bertugas di Polda Lampung, Rini pindah tugas di Mabes Polri sekira dua tahun. Nah, setelah itu dia kembali diamanahi jabatan menjadi Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah.
Ini berbeda tipe dengan Polda Lampung, di mana pimpinannya adalah perwira tinggi polisi berpangkat Inspektur Jenderal atau jenderal dua bintang.
“Di sini pun, saya masih tercatat polwan pertama jadi Kabid Dokkes. Di Polda-Polda di Indonesia belum ada,” lanjutnya.
Rini selain sebagai polisi, juga merupakan dokter umum. Dia lulus S1 Profesi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada 1986. Satu tahun kemudian, Rini mengikuti Sepa Militer Sukarela Wanita, yakni pada 1986 – 1987. Lulus dari situ, Rini menyandang pangkat Letnan Satu (Lettu).
Rini yang sudah menjadi perwira itu kemudian di tempatkan di Dinas Kedokteran Kesehatan (Dis Dokkes) Polda Jawa Tengah.
Saat itu memang masih memakai nama dinas. Lalu pindah tugas di Polwil Banyumas sebagai Kepala Seksi Dokkes.
Rini mengatakan, karena profesinya sebagai dokter maka di kepolisian kariernya juga terus di bidang kedokteran kesehatan.
“Banyak pengalaman selama bertugas. Dulu ada kasus pembunuhan 9 TKI, ada yang dibuang di Kali Serayu, disembunyikan di septic tank. Saya yang mengotopsi. Itu tahun 1990-an,” ceritanya.
Tugas-tugas di bidang ini terbilang vital. Misalnya, dalam suatu tindak pidana, otopsi atau pemeriksaan jenazah bisa jadi pintu utama mengungkap siapa tersangkanya.
Pemeriksaan kesehatan polisi ataupun calon polisi juga menjadi salah satu tugas bidangnya.
“Harus dijalankan dengan ikhlas dan panggilan jiwa. Kalau tidak akan susah. Tentu harus profesional dalam tugas,” tutup Rini yang berulang tahun tiap 9 Mei ini.
Perwira menengah polisi wanita itu tercatat sebagai polwan pertama yang memegang jabatan Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan (Kabid Dokkes) di tingkat Kepolisian Daerah (Polda) di Indonesia.
Kombes Pol Rini Muliawati sejak April lalu menjabat Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah, menggantikan Kombes Pol Musyafak yang kini bertugas sebagai Kabid Dokkes Polda Metro Jaya.
“Pada 2009 – 2012 saya menjadi Kabid Dokkes Polda Lampung. Saat itu saya masih AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi), masih di Polda Tipe B dipimpin perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol. Itu saya Polwan yang jadi Kabid Dokkes pertama di Indonesia,” ungkapnya saat mengobrol dengan KORAN SINDO di ruang kerjanya, komplek RS Bhayangkara Kota Semarang, Selasa (23/9).
Usai bertugas di Polda Lampung, Rini pindah tugas di Mabes Polri sekira dua tahun. Nah, setelah itu dia kembali diamanahi jabatan menjadi Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah.
Ini berbeda tipe dengan Polda Lampung, di mana pimpinannya adalah perwira tinggi polisi berpangkat Inspektur Jenderal atau jenderal dua bintang.
“Di sini pun, saya masih tercatat polwan pertama jadi Kabid Dokkes. Di Polda-Polda di Indonesia belum ada,” lanjutnya.
Rini selain sebagai polisi, juga merupakan dokter umum. Dia lulus S1 Profesi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada 1986. Satu tahun kemudian, Rini mengikuti Sepa Militer Sukarela Wanita, yakni pada 1986 – 1987. Lulus dari situ, Rini menyandang pangkat Letnan Satu (Lettu).
Rini yang sudah menjadi perwira itu kemudian di tempatkan di Dinas Kedokteran Kesehatan (Dis Dokkes) Polda Jawa Tengah.
Saat itu memang masih memakai nama dinas. Lalu pindah tugas di Polwil Banyumas sebagai Kepala Seksi Dokkes.
Rini mengatakan, karena profesinya sebagai dokter maka di kepolisian kariernya juga terus di bidang kedokteran kesehatan.
“Banyak pengalaman selama bertugas. Dulu ada kasus pembunuhan 9 TKI, ada yang dibuang di Kali Serayu, disembunyikan di septic tank. Saya yang mengotopsi. Itu tahun 1990-an,” ceritanya.
Tugas-tugas di bidang ini terbilang vital. Misalnya, dalam suatu tindak pidana, otopsi atau pemeriksaan jenazah bisa jadi pintu utama mengungkap siapa tersangkanya.
Pemeriksaan kesehatan polisi ataupun calon polisi juga menjadi salah satu tugas bidangnya.
“Harus dijalankan dengan ikhlas dan panggilan jiwa. Kalau tidak akan susah. Tentu harus profesional dalam tugas,” tutup Rini yang berulang tahun tiap 9 Mei ini.
(ilo)