Dua Remaja Pelaku Perampasan di Surabaya Ditangkap
A
A
A
SURABAYA - Meski masih remaja, F (17) dan R (17) sudah malang melintang di dunia kriminal. Keduanya sama-sama menjadi pelaku perampasan.
F, warga Tambak Mayor, tercatat pernah masuk penjara dan baru keluar pada 2013 atas kasus perampasan motor. Kali ini dia kembali ditangkap polisi karena kasus perampasan tas di Jalan Tidar, Surabaya.
"Kami masih memburu satu tersangka lagi teman F. Mereka berdua berboncengan dan merampas tas wanita yang sedang mengendarai sepeda motor," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono, Rabu (3/9/2014).
Meski demikian, F yang jebolan kelas 2 SMP ini mengaku baru dua kali melakukan perampasan. Pertama merampas sepeda motor dan tertangkap polisi, kemudian yang kedua merampas tas dan juga tertangkap polisi.
"Saya hanya diajak teman saya, waktu itu kami tidur bersama di rumah dan saya diajak jalan-jalan, saat melihat ada korban, kami merampasnya," terang F.
Meski seorang perempuan, korban tidak terima tas yang berisi uang dan ponsel itu dibawa kabur. Dia berusaha mengejar tersangka sambil berteriak maling. Akhirnya, warga yang ada di sekitar jalan itu ikut berusaha mengejar tersangka dan akhirnya tersangka berhasil ditangkap. Sayangnya, satu tersangka lagi berhasil kabur.
Sementara itu, aksi R juga tidak kalah dengan F. Meski R belum pernah masuk penjara namun dia sudah melakukan kejahatan puluhan kali. Dia melakukan aksi bersama teman- temannya yang berjumlah sekitar 20 orang, sebagian teman temannya sudah ada yang tertangkap.
"Biasanya tersangka dan teman-temannya beraksi di kawasan Ketintang, mereka mengeroyok dan menganiaya korban kemudian membawa lari motor korban. Yang menjadi sasaran mereka biasanya Yahama Vixion," terang Kasat Reskrim.
R yang juga jebolan kelas 2 SMP ini berhasil ditangkap polisi dari pengembangan kasus teman-temannya yang sudah tertangkap sebelumnya. Dia berhasil ditangkap saat berada di rumah kosnya di kawasan Juanda.
Meski demikian, R yang juga warga Pakis Wetan ini mengaku bahwa dia hanya diajak teman temannya. "Saya tidak tahu, biasanya teman-teman itu mengajak jalan-jalan dan ternyata saya diajak mencari korban. Saya hanya membantu mereka saja," ujarnya dengan tangan terborgol.
Dia juga mengatakan sudah beberapa kali ikut aksi teman-temannya merampas sepeda motor. Biasanya dilakukan tengah malam hingga dini hari.
F, warga Tambak Mayor, tercatat pernah masuk penjara dan baru keluar pada 2013 atas kasus perampasan motor. Kali ini dia kembali ditangkap polisi karena kasus perampasan tas di Jalan Tidar, Surabaya.
"Kami masih memburu satu tersangka lagi teman F. Mereka berdua berboncengan dan merampas tas wanita yang sedang mengendarai sepeda motor," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono, Rabu (3/9/2014).
Meski demikian, F yang jebolan kelas 2 SMP ini mengaku baru dua kali melakukan perampasan. Pertama merampas sepeda motor dan tertangkap polisi, kemudian yang kedua merampas tas dan juga tertangkap polisi.
"Saya hanya diajak teman saya, waktu itu kami tidur bersama di rumah dan saya diajak jalan-jalan, saat melihat ada korban, kami merampasnya," terang F.
Meski seorang perempuan, korban tidak terima tas yang berisi uang dan ponsel itu dibawa kabur. Dia berusaha mengejar tersangka sambil berteriak maling. Akhirnya, warga yang ada di sekitar jalan itu ikut berusaha mengejar tersangka dan akhirnya tersangka berhasil ditangkap. Sayangnya, satu tersangka lagi berhasil kabur.
Sementara itu, aksi R juga tidak kalah dengan F. Meski R belum pernah masuk penjara namun dia sudah melakukan kejahatan puluhan kali. Dia melakukan aksi bersama teman- temannya yang berjumlah sekitar 20 orang, sebagian teman temannya sudah ada yang tertangkap.
"Biasanya tersangka dan teman-temannya beraksi di kawasan Ketintang, mereka mengeroyok dan menganiaya korban kemudian membawa lari motor korban. Yang menjadi sasaran mereka biasanya Yahama Vixion," terang Kasat Reskrim.
R yang juga jebolan kelas 2 SMP ini berhasil ditangkap polisi dari pengembangan kasus teman-temannya yang sudah tertangkap sebelumnya. Dia berhasil ditangkap saat berada di rumah kosnya di kawasan Juanda.
Meski demikian, R yang juga warga Pakis Wetan ini mengaku bahwa dia hanya diajak teman temannya. "Saya tidak tahu, biasanya teman-teman itu mengajak jalan-jalan dan ternyata saya diajak mencari korban. Saya hanya membantu mereka saja," ujarnya dengan tangan terborgol.
Dia juga mengatakan sudah beberapa kali ikut aksi teman-temannya merampas sepeda motor. Biasanya dilakukan tengah malam hingga dini hari.
(zik)