Florence Terancam Skors dari FH UGM
A
A
A
YOGYAKARTA - Sidang etik pada Florence Sihombing, mahasiswi pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta, sudah digelar Selasa 2 September 2014. Putusan atas sidang itu rencananya dibacakan hari ini, tapi pihak FH UGM Yogyakarta menunda.
"Komite etik memberi rekomendasi pada dekan, kemudian dekan akan memberi surat keputusan. Namun, sebelum itu tentu putusan akan diperdengarkan pada Florence," kata Dekan FH UGM Paripurna, ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Rabu (3/9/2014).
Flo, sapaan Florence, akan diberi hak untuk membela diri atas putusan yang diberikan kepadanya. "Kita harus dengar pembelaan Flo, hanya saja kami belum mengambil keputusan," terangnya.
Paripurna mempertegas jika mahasiswinya itu melakukan kesalahan kategori sedang. Dia sedikit memberi bocoran, bahwa kesalahan etik kategori sedang, biasa disanksi skors. Hal itu juga akan dijatuhkan untuk Florence.
"Sanksi kategori sedang biasanya skors, tapi berapa lama itu yang belum kita putuskan. Skors itu tidak aktif mengikuti perkuliahan untuk jangka waktu tertentu, soal waktu itu yang belum kami putuskan," jelasnya.
Paripurna menyampaikan bahwa putusan yang dijatuhkan bisa tetap atau lebih ringan selama pembelaan yang disampaikan relevan dengan apa yang terjadi. Dia mengaku belum menetapkan waktu skors bagi Florence.
"Misal putusannya ini, ya harus diperdengarkan kepada Flo, kesalahan anda ini, maka dengan itu pelanggaran etik ini kami beri sanksi pada anda sekian," kata Paripurna,
Kemudian, kata dia, Florence diminta tanggapan atas putusan. "Kalau dia terlalu berat, karena fakta-faktanya ini, ya putusan akan berubah," jelasnya.
Tapi, kata dia, jika dalam pembelaan itu Florence menyampaikan sesuatu yang tidak relevan, tidak sesuai dengan fakta, tentu sanksi akan dijatuhkan meski dia menolak.
"Jadi putusan yang kita buat nanti bisa berubah sesuai pembelaan flo, relevan tidak, kalau tidak ya sanksi akan dijatuhkan," tukasnya.
"Komite etik memberi rekomendasi pada dekan, kemudian dekan akan memberi surat keputusan. Namun, sebelum itu tentu putusan akan diperdengarkan pada Florence," kata Dekan FH UGM Paripurna, ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Rabu (3/9/2014).
Flo, sapaan Florence, akan diberi hak untuk membela diri atas putusan yang diberikan kepadanya. "Kita harus dengar pembelaan Flo, hanya saja kami belum mengambil keputusan," terangnya.
Paripurna mempertegas jika mahasiswinya itu melakukan kesalahan kategori sedang. Dia sedikit memberi bocoran, bahwa kesalahan etik kategori sedang, biasa disanksi skors. Hal itu juga akan dijatuhkan untuk Florence.
"Sanksi kategori sedang biasanya skors, tapi berapa lama itu yang belum kita putuskan. Skors itu tidak aktif mengikuti perkuliahan untuk jangka waktu tertentu, soal waktu itu yang belum kami putuskan," jelasnya.
Paripurna menyampaikan bahwa putusan yang dijatuhkan bisa tetap atau lebih ringan selama pembelaan yang disampaikan relevan dengan apa yang terjadi. Dia mengaku belum menetapkan waktu skors bagi Florence.
"Misal putusannya ini, ya harus diperdengarkan kepada Flo, kesalahan anda ini, maka dengan itu pelanggaran etik ini kami beri sanksi pada anda sekian," kata Paripurna,
Kemudian, kata dia, Florence diminta tanggapan atas putusan. "Kalau dia terlalu berat, karena fakta-faktanya ini, ya putusan akan berubah," jelasnya.
Tapi, kata dia, jika dalam pembelaan itu Florence menyampaikan sesuatu yang tidak relevan, tidak sesuai dengan fakta, tentu sanksi akan dijatuhkan meski dia menolak.
"Jadi putusan yang kita buat nanti bisa berubah sesuai pembelaan flo, relevan tidak, kalau tidak ya sanksi akan dijatuhkan," tukasnya.
(san)