Iskandar Dibacok Perampok hingga Tewas
A
A
A
MEDAN - Aksi perampokan yang terjadi di Sumatera Utara seakan tidak ada habisnya. Baru saja Bank Muamalat di Jalan Krakatau Medan Timur dirampok, kali ini anak perantauan asal Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, menjadi sasaran perampokan oleh komplotan geng motor. Bahkan, nyawa korban melayang lantaran dihujani bacokan senjata tajam.
Aksi tragis itu bermula ketika korban, diketahui bernama Iskandar (20), yang bertempat tinggal di Jalan AH Nasution, Medan Johor bersama rekannya Marian (19), berada di Rumah Sakit Haji Medan menjenguk rekannya yang sakit, Jumat malam tadi. Namun, Marian mendapat telepon dari kakaknya yang berada di Jalan Saentis, Percut Sei Tuan untuk keperluan mengambil pelat sepeda motor Honda Beat warna putih yang baru dibeli. Akhirnya, keduanya pun beranjak dari Rumah Sakit Haji Medan menuju rumah kakak Marian.
Ketika hendak sampai ke rumah yang dituju, tiba-tiba sepeda motor yang dikendarai oleh Marian ditabrak pelaku yang menaiki sepeda motor Satria FU warna kuning. Sepeda motor yang ditunggangi korban terempas ke aspal, tepatnya di Sampali, Desa Saentis, Percut Sei Tuan pada Sabtu (23/8/2014) sekitar pukul 01.30 WIB, di bawah jalan tol.
Di saat bersamaan, pelaku lainnya datang menaiki sepeda motor Yamaha Mio untuk membantu menganiaya kedua korban. Kemudian, kedua korban dikeroyok pelaku yang diduga berjumlah lima orang. Iskandar yang mendapat bacokan senjata tajam tak kuasa melawan para pelaku. Sementara rekannya, Marian tak luput dari kekejaman pelaku. Namun, dia berhasil menyelamatkan diri meski bersimbah darah.
Setelah puas membacok Iskandar hingga banyak mengeluarkan darah, dengan leluasa para pelaku ini mengambil sepeda motor dan meninggalkannya. Sekitar pukul 03.00 WIB, Iskandar yang tergeletak di aspal langsung mendapatkan pertolongan warga. Warga pun membawa Iskandar ke Rumah Sakit Joko yang berada di Jalan Sudirman, Desa Saentis, Percut Sei Tuan.
Karena telah banyak kehilangan darah, Iskandar yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara ini mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 07.15 WIB. Sebelum Iskandar meninggal, ia sempat memberikan nomor handphone rekannya kepada salah seorang perawat. Anehnya, salah satu perawat di Rumah Sakit Joko itu tidak mengetahui siapa warga yang mengantarkan Iskandar.
Salah satu rekan korban, Darmawan (24), warga Jalan Kenanga, Padang Bulan, Medan Johor ketika berada di rumah sakit mengatakan ia mengetahui sahabatnya itu telah meninggal dunia dari Yudha. Karena dokter yang menangani Iskandar menghubungi ponsel Yudha untuk memberi kabar bahwa Iskandar meninggal dunia akibat luka bacokan.
"Saya sebenarnya enggak tahu kalau enggak dihubungi rekan saya, Yudha. Karena dokter menghubungi handphone Yudha. Barulah saya dikabari oleh Yudha bahwa Iskandar berada di rumah sakit," kata Darmawan.
"Lukanya parah, Bang, di bagian wajah dan pahanya. Kata dokter, Iskandar meninggal karena banyak kehilangan darah. Geng motor yang merampoknya, Bang karena sasarannya sepeda motor kan," ujar Darmawan di Rumah Sakit Joko, Sabtu (23/8/2014) siang.
Aksi tragis itu bermula ketika korban, diketahui bernama Iskandar (20), yang bertempat tinggal di Jalan AH Nasution, Medan Johor bersama rekannya Marian (19), berada di Rumah Sakit Haji Medan menjenguk rekannya yang sakit, Jumat malam tadi. Namun, Marian mendapat telepon dari kakaknya yang berada di Jalan Saentis, Percut Sei Tuan untuk keperluan mengambil pelat sepeda motor Honda Beat warna putih yang baru dibeli. Akhirnya, keduanya pun beranjak dari Rumah Sakit Haji Medan menuju rumah kakak Marian.
Ketika hendak sampai ke rumah yang dituju, tiba-tiba sepeda motor yang dikendarai oleh Marian ditabrak pelaku yang menaiki sepeda motor Satria FU warna kuning. Sepeda motor yang ditunggangi korban terempas ke aspal, tepatnya di Sampali, Desa Saentis, Percut Sei Tuan pada Sabtu (23/8/2014) sekitar pukul 01.30 WIB, di bawah jalan tol.
Di saat bersamaan, pelaku lainnya datang menaiki sepeda motor Yamaha Mio untuk membantu menganiaya kedua korban. Kemudian, kedua korban dikeroyok pelaku yang diduga berjumlah lima orang. Iskandar yang mendapat bacokan senjata tajam tak kuasa melawan para pelaku. Sementara rekannya, Marian tak luput dari kekejaman pelaku. Namun, dia berhasil menyelamatkan diri meski bersimbah darah.
Setelah puas membacok Iskandar hingga banyak mengeluarkan darah, dengan leluasa para pelaku ini mengambil sepeda motor dan meninggalkannya. Sekitar pukul 03.00 WIB, Iskandar yang tergeletak di aspal langsung mendapatkan pertolongan warga. Warga pun membawa Iskandar ke Rumah Sakit Joko yang berada di Jalan Sudirman, Desa Saentis, Percut Sei Tuan.
Karena telah banyak kehilangan darah, Iskandar yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara ini mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 07.15 WIB. Sebelum Iskandar meninggal, ia sempat memberikan nomor handphone rekannya kepada salah seorang perawat. Anehnya, salah satu perawat di Rumah Sakit Joko itu tidak mengetahui siapa warga yang mengantarkan Iskandar.
Salah satu rekan korban, Darmawan (24), warga Jalan Kenanga, Padang Bulan, Medan Johor ketika berada di rumah sakit mengatakan ia mengetahui sahabatnya itu telah meninggal dunia dari Yudha. Karena dokter yang menangani Iskandar menghubungi ponsel Yudha untuk memberi kabar bahwa Iskandar meninggal dunia akibat luka bacokan.
"Saya sebenarnya enggak tahu kalau enggak dihubungi rekan saya, Yudha. Karena dokter menghubungi handphone Yudha. Barulah saya dikabari oleh Yudha bahwa Iskandar berada di rumah sakit," kata Darmawan.
"Lukanya parah, Bang, di bagian wajah dan pahanya. Kata dokter, Iskandar meninggal karena banyak kehilangan darah. Geng motor yang merampoknya, Bang karena sasarannya sepeda motor kan," ujar Darmawan di Rumah Sakit Joko, Sabtu (23/8/2014) siang.
(zik)