Kredit 3 Bulan, Motor Pedagang Sayur Dibegal
A
A
A
MEDAN - Nahas menimpa Muhammad Syafriansyah (23), warga Jalan Perhubungan, Lau Dendang, Percut Seituan. Dia menjadi korban perampokan 10 anggota geng motor, di Jalan Krakatau Ujung, tadi subuh.
Akibat perampokan itu, motor Honda Beat yang baru dikreditnya tiga pekan lalu, satu unit handphone Samsung dan dompet berisi uang tunai Rp300 ribu, raib dibawa kabur. Korban pun melapor ke Polsekta Medan Timur.
Kepada petugas, korban menceritakan kisah hidupnya. "Setiap hari aku bang jualan sayur di Pajak Brayan. Mungkin nahasku lah nih bang. Tadi pagi pas menjelang subuh, aku seperti biasa, bawa sayur," katanya sedih, Selasa (12/8/2014).
Dia melanjutkan, setibanya di Jalan Krakatau Ujung, ada 10 orang anggota geng motor memberhentikan sepeda motornya. Di antaranya ada yang memegang pisau, dan double stick. Dia kemudian dipaksa turun dari motornya.
"Setelah itu, aku dipukul pakai double stick. Cemana mau melawan? Mereka 10 orang, aku cuma sendirian," sambungnya.
Dia menambahkan, sepeda motor itu baru saja dikreditnya tiga pekan lalu. "Ya, cemanalah bang. Aku pun teledor juga. Kurasa sudah diperhatikan gerak-gerik aku. Setelah sepeda motor dirampas, aku sempat ditolong tukang betor bang," terangnya.
Setelah diantar pulang, baru pada siang harinya dia melapor ke kantor polisi. Saat melapor, dia didampingi ibunya Ratna (44). Kepada petugas, dia berharap motornya segera ditemukan, dan anggota geng motor tersebut ditangkap.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Medan Timur Kompol Juliani P mengatakan, pihaknya masih memintai keterangan korban, apakah pelaku benar komplotan geng motor atau kejahatan jalanan.
Akibat perampokan itu, motor Honda Beat yang baru dikreditnya tiga pekan lalu, satu unit handphone Samsung dan dompet berisi uang tunai Rp300 ribu, raib dibawa kabur. Korban pun melapor ke Polsekta Medan Timur.
Kepada petugas, korban menceritakan kisah hidupnya. "Setiap hari aku bang jualan sayur di Pajak Brayan. Mungkin nahasku lah nih bang. Tadi pagi pas menjelang subuh, aku seperti biasa, bawa sayur," katanya sedih, Selasa (12/8/2014).
Dia melanjutkan, setibanya di Jalan Krakatau Ujung, ada 10 orang anggota geng motor memberhentikan sepeda motornya. Di antaranya ada yang memegang pisau, dan double stick. Dia kemudian dipaksa turun dari motornya.
"Setelah itu, aku dipukul pakai double stick. Cemana mau melawan? Mereka 10 orang, aku cuma sendirian," sambungnya.
Dia menambahkan, sepeda motor itu baru saja dikreditnya tiga pekan lalu. "Ya, cemanalah bang. Aku pun teledor juga. Kurasa sudah diperhatikan gerak-gerik aku. Setelah sepeda motor dirampas, aku sempat ditolong tukang betor bang," terangnya.
Setelah diantar pulang, baru pada siang harinya dia melapor ke kantor polisi. Saat melapor, dia didampingi ibunya Ratna (44). Kepada petugas, dia berharap motornya segera ditemukan, dan anggota geng motor tersebut ditangkap.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Medan Timur Kompol Juliani P mengatakan, pihaknya masih memintai keterangan korban, apakah pelaku benar komplotan geng motor atau kejahatan jalanan.
(san)