Aksi Perampas Motor di Semarang Makin Sadis
A
A
A
SEMARANG - Dua kasus perampasan sepeda motor disertai kekerasan kembali terjadi di Kota Semarang. Tak hanya merampas sepeda motor korban, para pelaku nekat melukai korban hingga mengalami luka cukup serius.
Kejadian pertama dialami Rois Salahudin (18), warga Demak. Saat itu, Rois yang mengendari sepeda motor Yamaha Jupiter bernopol H 2848 NN, berboncengan dengan rekannya Gilang Febriyani di Jalan Gajah Mada, Semarang, Kamis (7/8/2014) sekitar pukul 00.30 WIB, dipepet 12 orang tak dikenal.
"Saat itu saya sedang mau perjalanan pulang ke Demak. Namun di lokasi itu tiba-tiba kami dikejar 12 orang tak dikenal dan langsung memberhentikan kami. Tanpa basa-basi, mereka kemudian meminta motor yang saya kendarai," ujarnya saat melaporkan kejadian itu, Kamis (7/8/2014).
Rois tentu saja tidak mengabulkan permintaan 12 pelaku itu. Dirinya mencoba melakukan perlawanan. Namun hal itu membuat dirinya celaka karena dia dan Gilang langsung dikeroyok oleh para pelaku. "Kami dikeroyok mereka, bahkan saya dipukul menggunakan batako di bagian kepala sehingga membuat kepala saya bocor dan bersimbah darah. Setelah itu saya tidak dapat melawan dan para pelaku membawa kabur motor saya," imbuhnya.
Sekitar 30 menit setelah kejadian itu, kasus serupa menimpa Bahtiar Aditya dan rekannya Dendra di Kampung Kali, tepatnya di depan SMPN 3 Kota Semarang. Dua warga Pati ini menjadi korban perampasan oleh empat orang pelaku menggunakan senjata tajam jenis celurit.
"Saya baru pulang dari beli makan, tiba-tiba di daerah itu kami dipepet empat orang berboncengan motor Yamaha Mio. Kemudian salah satu dari pelaku langsung menendang kami hingga kami terjatuh dari motor," ujar Bahtiar.
Mendapati hal itu, Bahtiar dan Dendra berusaha bangkit. Namun, belum sempat melihat apa yang sebenarnya terjadi, keduanya dikejutkan dengan celurit yang sudah mengalung di lehernya.
"Dua pelaku langsung mengalungkan celurit ke leher kami. Jelas kami ketakutan dan tidak berani apa-apa. Apalagi pelaku bilang kalau saya melawan akan mati," imbuhnya.
Akhirnya, keduanya hanya diam saat keempat pelaku membawa kabur motor Honda Vario bernopol K 5581 WN milik Bahtiar. Keduanya hanya bisa pasrah dan hanya bisa melaporkan kejadian itu kepada polisi.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Wika Hardianto berjanji mengusut tuntas kasus tersebut. Selain itu, pihaknya akan terus meningkatkan pengamanan untuk mengantisipasi kejadian serupa. "Memang setelah Lebaran ini kejahatan jalanan kembali marak. Akan kami terus lakukan operasi rutin untuk menekan kejahatan ini," ujarnya.
Wika juga mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas keluar malam. Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak menjadi korban para pelaku ini. "Soalnya banyak dari pelaku ini yang beraksi pada dini hari. Lebih baik masyarakat menghindari keluar malam jika tidak ada urusan mendesak," pungkasnya.
Kejadian pertama dialami Rois Salahudin (18), warga Demak. Saat itu, Rois yang mengendari sepeda motor Yamaha Jupiter bernopol H 2848 NN, berboncengan dengan rekannya Gilang Febriyani di Jalan Gajah Mada, Semarang, Kamis (7/8/2014) sekitar pukul 00.30 WIB, dipepet 12 orang tak dikenal.
"Saat itu saya sedang mau perjalanan pulang ke Demak. Namun di lokasi itu tiba-tiba kami dikejar 12 orang tak dikenal dan langsung memberhentikan kami. Tanpa basa-basi, mereka kemudian meminta motor yang saya kendarai," ujarnya saat melaporkan kejadian itu, Kamis (7/8/2014).
Rois tentu saja tidak mengabulkan permintaan 12 pelaku itu. Dirinya mencoba melakukan perlawanan. Namun hal itu membuat dirinya celaka karena dia dan Gilang langsung dikeroyok oleh para pelaku. "Kami dikeroyok mereka, bahkan saya dipukul menggunakan batako di bagian kepala sehingga membuat kepala saya bocor dan bersimbah darah. Setelah itu saya tidak dapat melawan dan para pelaku membawa kabur motor saya," imbuhnya.
Sekitar 30 menit setelah kejadian itu, kasus serupa menimpa Bahtiar Aditya dan rekannya Dendra di Kampung Kali, tepatnya di depan SMPN 3 Kota Semarang. Dua warga Pati ini menjadi korban perampasan oleh empat orang pelaku menggunakan senjata tajam jenis celurit.
"Saya baru pulang dari beli makan, tiba-tiba di daerah itu kami dipepet empat orang berboncengan motor Yamaha Mio. Kemudian salah satu dari pelaku langsung menendang kami hingga kami terjatuh dari motor," ujar Bahtiar.
Mendapati hal itu, Bahtiar dan Dendra berusaha bangkit. Namun, belum sempat melihat apa yang sebenarnya terjadi, keduanya dikejutkan dengan celurit yang sudah mengalung di lehernya.
"Dua pelaku langsung mengalungkan celurit ke leher kami. Jelas kami ketakutan dan tidak berani apa-apa. Apalagi pelaku bilang kalau saya melawan akan mati," imbuhnya.
Akhirnya, keduanya hanya diam saat keempat pelaku membawa kabur motor Honda Vario bernopol K 5581 WN milik Bahtiar. Keduanya hanya bisa pasrah dan hanya bisa melaporkan kejadian itu kepada polisi.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Wika Hardianto berjanji mengusut tuntas kasus tersebut. Selain itu, pihaknya akan terus meningkatkan pengamanan untuk mengantisipasi kejadian serupa. "Memang setelah Lebaran ini kejahatan jalanan kembali marak. Akan kami terus lakukan operasi rutin untuk menekan kejahatan ini," ujarnya.
Wika juga mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas keluar malam. Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak menjadi korban para pelaku ini. "Soalnya banyak dari pelaku ini yang beraksi pada dini hari. Lebih baik masyarakat menghindari keluar malam jika tidak ada urusan mendesak," pungkasnya.
(zik)