Pelaku Penembakan Polisi di Papua Diburu
A
A
A
SEMARANG - Kepolisian berusaha keras melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan di Distrik Pirime, Lanny Jaya, Provinsi Papua yang menewaskan dua orang anggotanya yakni Bripda Yoga Zethro Ginuny dan Bripda Zulkifly pada Senin 28 Juli 2014.
Selain menerjunkan pasukan khusus, polisi juga akan bekerjasama dengan Pemda setempat dan ketua adat untuk memudahkan penyelidikan terhadap kasus itu.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Sompie mengatakan, sinergi antara Pemda, TNI dan ketua adat setempat sangat penting untuk proses identifikasi pelaku penembakan.
"Pelaku penembakan itu kami sebut dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kami akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan ketua adat di sana (Papua). TNI juga siap membantu mengidentifikasi kelompok kriminal bersenjata yang menyerang rekan kami. Semoga bisa segera diungkap," ujarnya di Semarang.
Ronny menambahkan, hingga saat ini ada beberapa KKB di Papua dan identifikasinya sesuai dengan lokasi tempat kejadian.
Sementara masing-masing KKB memiliki kedekatan kelompok dengan masyarakat yang tidak bisa dibedakan sehingga diperlukan pendekatan kepada mereka.
"Dengan pendekatan yang dilakukan Kapolda Papua dan rekan di Papua, kita upayakan ungkap serangan-serangan kelompok kriminal bersenjata di sana. Kami akan terus kejar pelakunya," tegasnya.
Terkait tambahan personel untuk proses penyelidikan, Ronny mengaku masih belum memerlukan hal itu. Meski begitu, pihaknya siap mengirim tim yang memiliki keahliam di hutan dan pegunungan jika memang dibutuhkan.
"Sementara ini masih cukup. Bila nantinya membutuhkan tambahan, akan kami terjunkan tim yang punya keahlian khusus. Hal ini penting karena pedalaman di Papua butuh keahlian di hutan dan pegunungan, tidak semua anggota terlatih," pungkasnya.
Sementara itu, jenazah Bripda Yoga Zethro yang asli dari Kota Semarang telah tiba di rumah duka di Jalan Imam Bonjol No 102 Kota Semarang.
Selain menerjunkan pasukan khusus, polisi juga akan bekerjasama dengan Pemda setempat dan ketua adat untuk memudahkan penyelidikan terhadap kasus itu.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Sompie mengatakan, sinergi antara Pemda, TNI dan ketua adat setempat sangat penting untuk proses identifikasi pelaku penembakan.
"Pelaku penembakan itu kami sebut dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kami akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan ketua adat di sana (Papua). TNI juga siap membantu mengidentifikasi kelompok kriminal bersenjata yang menyerang rekan kami. Semoga bisa segera diungkap," ujarnya di Semarang.
Ronny menambahkan, hingga saat ini ada beberapa KKB di Papua dan identifikasinya sesuai dengan lokasi tempat kejadian.
Sementara masing-masing KKB memiliki kedekatan kelompok dengan masyarakat yang tidak bisa dibedakan sehingga diperlukan pendekatan kepada mereka.
"Dengan pendekatan yang dilakukan Kapolda Papua dan rekan di Papua, kita upayakan ungkap serangan-serangan kelompok kriminal bersenjata di sana. Kami akan terus kejar pelakunya," tegasnya.
Terkait tambahan personel untuk proses penyelidikan, Ronny mengaku masih belum memerlukan hal itu. Meski begitu, pihaknya siap mengirim tim yang memiliki keahliam di hutan dan pegunungan jika memang dibutuhkan.
"Sementara ini masih cukup. Bila nantinya membutuhkan tambahan, akan kami terjunkan tim yang punya keahlian khusus. Hal ini penting karena pedalaman di Papua butuh keahlian di hutan dan pegunungan, tidak semua anggota terlatih," pungkasnya.
Sementara itu, jenazah Bripda Yoga Zethro yang asli dari Kota Semarang telah tiba di rumah duka di Jalan Imam Bonjol No 102 Kota Semarang.
(sms)