Ketut Wiartini, Janda Beranak Satu Korban MH17
A
A
A
DENPASAR - Ketut Wiartini, salah satu korban pesawat Malaysia Airlines MH17, adalah janda beranak satu. Pada tahun 2007, dia bercerai dengan suaminya yang asli Belanda, Jhon Arga Jigel.
Wiartini bertemu dengan Jhon saat suaminya sedang berwisata di Bali. Saat itu, Wiartini bekerja di di Singaraja. Keduanya lalu menikah di Bali pada tahun 1998. "Setelah menikah, dia ikut suaminya dan setiap tahun dia balik ke Bali, tahun 2013 lalu dia pulang dua kali," kata juru bicara keluarga korban, Markus, Sabtu (19/7/2014).
Setelah bercerai, hak asuk anak jatuh pada Ketut Wiartini. Kini, anaknya sudah berumur 13 tahun. Menurut Markus, saat ini anak Jhon dan Wiartini ditinggal bersama ayahnya. "Setiap dia ke sini, anaknya selalu dititipkan sama suaminya. Meski dia sudah bercerai, komunikasi dengan mantan suaminya masih sangat baik," jelasnya.
Semenjak bercerai dengan suaminya, Wiartini belum menikah lagi. Sementara, mantan suaminya sudah menikah lagi dan memiliki dua anak. Menurut Markus, setiap tahun Ketut Wiartini selalu menjenguk keluarganya, terlebih lagi untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus. Biasanya, setelah 17 Agustusan, Wiartini kembali ke Belanda.
Wiartini bertemu dengan Jhon saat suaminya sedang berwisata di Bali. Saat itu, Wiartini bekerja di di Singaraja. Keduanya lalu menikah di Bali pada tahun 1998. "Setelah menikah, dia ikut suaminya dan setiap tahun dia balik ke Bali, tahun 2013 lalu dia pulang dua kali," kata juru bicara keluarga korban, Markus, Sabtu (19/7/2014).
Setelah bercerai, hak asuk anak jatuh pada Ketut Wiartini. Kini, anaknya sudah berumur 13 tahun. Menurut Markus, saat ini anak Jhon dan Wiartini ditinggal bersama ayahnya. "Setiap dia ke sini, anaknya selalu dititipkan sama suaminya. Meski dia sudah bercerai, komunikasi dengan mantan suaminya masih sangat baik," jelasnya.
Semenjak bercerai dengan suaminya, Wiartini belum menikah lagi. Sementara, mantan suaminya sudah menikah lagi dan memiliki dua anak. Menurut Markus, setiap tahun Ketut Wiartini selalu menjenguk keluarganya, terlebih lagi untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus. Biasanya, setelah 17 Agustusan, Wiartini kembali ke Belanda.
(zik)