Diparkir Dekat Pos Satpam, Mobil Boks Dibobol Pencuri
A
A
A
SEMARANG - Sebuah mobil boks bernopol K 1928 NL milik Bambang Maryanto (58), warga Jepara, dibobol komplotan pencuri saat diparkir di salah satu swalayan Kota Semarang. Akibat kejadian itu, Bambang mengalami kerugian hingga Rp23 juta.
Saat melaporkan kejadian tersebut ke Mapolrestabes Semarang, Bambang menceritakan peristiwa tersebut dialaminya Senin (14/7/2014) sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, ia datang ke swalayan tersebut untuk kepentingan belanja kebutuhan Lebaran. "Mobil saya parkir di dekat Pos Satpam. Sebelum masuk, kondisi mobil juga sudah aman terkunci," ujarnya, Selasa (15/7/2014).
Selain itu, lanjut dia, ia juga tenang saat meninggalkan mobil karena dekat dengan Pos Satpam. Sebab, petugasnya juga berjaga di lokasi itu. "Pak Satpam juga bilang parkir di situ aman. Saya percaya saja karena memang dekat dengan pos," imbuhnya.
Setelah memarkirkan mobilnya itu, Bambang dan istrinya langsung masuk berbelanja. Setelah dua jam berbelanja dan merasa cukup, keduanya berniat pulang. Namun, sesampainya di tempat parkir, Bambang terkejut mendapati kondisi gembok mobil boks bagian belakang sudah hilang. Selain itu, pintu boks juga sudah terbuka. "Padahal sebelum saya tinggal kondisi gemboknya masih utuh. Tapi ini gembok sudah tidak ada dan pintu terbuka," jelasnya.
Kepanikan mulai menyerang Bambang. Ia kemudian melakukan pengecekan ke dalam mobil boks. Betapa kagetnya dia saat mendapati tas miliknya sudah hilang. "Tas sudah tidak ada di tempat, isinya uang tunai Rp23,5 juta, handphone serta sejumlah barang berharga lainnya," keluhnya.
Bambang heran dengan aksi pembobolan itu. Sebab, kondisi parkiran ramai dan satpam pun berada di lokasi. Saat dirinya meminta penjelasan kepada petugas satpam, dirinya terkejut mendengar jawaban satpam mengaku melihat orang mengutak-atik mobil boksnya. "Mendengar itu saya jadi kecewa, kenapa ada orang asing mengutak-atik mobil saya dibiarkan saja. Mestinya satpam lebih sigap dalam mengamankan lokasi parkir," tegasnya.
Dengan perasaan kecewa Bambang kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi. Saat ini, kasus tersebut masih dalam penyelidikan Satreskrim Polrestabes Semarang. "Masih kami dalami, saksi-saksi akan kami panggil terkait laporan ini," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Wika Hardianto.
Saat melaporkan kejadian tersebut ke Mapolrestabes Semarang, Bambang menceritakan peristiwa tersebut dialaminya Senin (14/7/2014) sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, ia datang ke swalayan tersebut untuk kepentingan belanja kebutuhan Lebaran. "Mobil saya parkir di dekat Pos Satpam. Sebelum masuk, kondisi mobil juga sudah aman terkunci," ujarnya, Selasa (15/7/2014).
Selain itu, lanjut dia, ia juga tenang saat meninggalkan mobil karena dekat dengan Pos Satpam. Sebab, petugasnya juga berjaga di lokasi itu. "Pak Satpam juga bilang parkir di situ aman. Saya percaya saja karena memang dekat dengan pos," imbuhnya.
Setelah memarkirkan mobilnya itu, Bambang dan istrinya langsung masuk berbelanja. Setelah dua jam berbelanja dan merasa cukup, keduanya berniat pulang. Namun, sesampainya di tempat parkir, Bambang terkejut mendapati kondisi gembok mobil boks bagian belakang sudah hilang. Selain itu, pintu boks juga sudah terbuka. "Padahal sebelum saya tinggal kondisi gemboknya masih utuh. Tapi ini gembok sudah tidak ada dan pintu terbuka," jelasnya.
Kepanikan mulai menyerang Bambang. Ia kemudian melakukan pengecekan ke dalam mobil boks. Betapa kagetnya dia saat mendapati tas miliknya sudah hilang. "Tas sudah tidak ada di tempat, isinya uang tunai Rp23,5 juta, handphone serta sejumlah barang berharga lainnya," keluhnya.
Bambang heran dengan aksi pembobolan itu. Sebab, kondisi parkiran ramai dan satpam pun berada di lokasi. Saat dirinya meminta penjelasan kepada petugas satpam, dirinya terkejut mendengar jawaban satpam mengaku melihat orang mengutak-atik mobil boksnya. "Mendengar itu saya jadi kecewa, kenapa ada orang asing mengutak-atik mobil saya dibiarkan saja. Mestinya satpam lebih sigap dalam mengamankan lokasi parkir," tegasnya.
Dengan perasaan kecewa Bambang kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi. Saat ini, kasus tersebut masih dalam penyelidikan Satreskrim Polrestabes Semarang. "Masih kami dalami, saksi-saksi akan kami panggil terkait laporan ini," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Wika Hardianto.
(zik)