Dianiaya Dua Pemuda, Erlambang Babak Belur
A
A
A
SEMARANG - Meski bulan puasa, aksi penganiayaan masih saja terjadi. Erlambang (24), warga Jalan Pamularsih IX Bojong Salaman, Kecamatan Semarang Barat, menjadi korbannya.
Erlambang menjadi korban penganiayaan dua pemuda tak dikenal saat melintas di depan SD Nasima, Jalan Pusponjolo, Kecamatan Semarang Barat, Jumat (4/7/2014) dini hari. Akibatnya, ia mengalami luka cukup serius di bagian kepala, hidung dan tangan akibat pukulan kedua pelaku.
Saat melaporkan aksi tersebut ke Mapolrestabes Semarang, Erlambang mengatakan kejadian bermula saat dirinya berpapasan dengan dua pemuda itu ketika melintas di jalan pukul 02.00 WIB dini hari. Tiba-tiba, dua pemuda tersebut membentak dirinya dengan suara keras. "Tiba-tiba mereka berdua membentak dan berteriak kepada saya, saya berhenti sesaat karena terkejut," kata dia.
Saat berhenti itulah, dua pemuda tersebut juga ikut berhenti. Erlambang berniat menanyakan maksud dari teriakannya itu. "Saya hanya ingin menanyakan saja, tidak ada niatan apa pun. Tapi malah berakhir seperti ini," imbuhnya.
Kedua pelaku, lanjut Erlambang, langsung turun dari motor untuk menyerangnya. Salah satu pelaku memukul wajah Erlambang dengan tangan kosong, sementara satu pelaku lain mengambil serok sampah dan memukulkannya ke tubuh Erlambang.
"Saya dipukuli berkali-kali oleh kedua orang itu, baik dengan tangan kosong juga dengan serok sampah itu. Akibatnya kepala saya memar, hidung terluka dan tangan bagian kanan memar karena saya gunakan untuk menangkis pukulan serok sampah itu," paparnya.
Erlambang mengaku tidak sepat melawan atau membela diri meladeni serangan dua pemuda itu. Puas melampiaskan amarahnya, kedua pelaku langsung meninggalkan Erlambang di lokasi kejadian. Setelah itu, keduanya pergi menggunakan sepeda motor.
"Saya ditinggal sendirian dengan kondisi babak belur, setelah itu saya mendatangi kantor polisi untuk melapor. Tapi karena harus membawa surat keterangan dokter, saya tunda laporannya dan baru kali ini sempat melapor," pungkasnya.
Laporan Erlambang atas kasus tersebut kini sudah diterima pihak kepolisian. Laporan itu masih didalami oleh tim penyidik Sat Reskrim Polrestabes Semarang. "Laporan sudah kami koordinasikan dengan petugas Sat Reskrim Polrestabes Semarang guna penyelidikan lebih lanjut," kata Kanit II SPKT Polrestabes Semarang AKP Sapari.
Erlambang menjadi korban penganiayaan dua pemuda tak dikenal saat melintas di depan SD Nasima, Jalan Pusponjolo, Kecamatan Semarang Barat, Jumat (4/7/2014) dini hari. Akibatnya, ia mengalami luka cukup serius di bagian kepala, hidung dan tangan akibat pukulan kedua pelaku.
Saat melaporkan aksi tersebut ke Mapolrestabes Semarang, Erlambang mengatakan kejadian bermula saat dirinya berpapasan dengan dua pemuda itu ketika melintas di jalan pukul 02.00 WIB dini hari. Tiba-tiba, dua pemuda tersebut membentak dirinya dengan suara keras. "Tiba-tiba mereka berdua membentak dan berteriak kepada saya, saya berhenti sesaat karena terkejut," kata dia.
Saat berhenti itulah, dua pemuda tersebut juga ikut berhenti. Erlambang berniat menanyakan maksud dari teriakannya itu. "Saya hanya ingin menanyakan saja, tidak ada niatan apa pun. Tapi malah berakhir seperti ini," imbuhnya.
Kedua pelaku, lanjut Erlambang, langsung turun dari motor untuk menyerangnya. Salah satu pelaku memukul wajah Erlambang dengan tangan kosong, sementara satu pelaku lain mengambil serok sampah dan memukulkannya ke tubuh Erlambang.
"Saya dipukuli berkali-kali oleh kedua orang itu, baik dengan tangan kosong juga dengan serok sampah itu. Akibatnya kepala saya memar, hidung terluka dan tangan bagian kanan memar karena saya gunakan untuk menangkis pukulan serok sampah itu," paparnya.
Erlambang mengaku tidak sepat melawan atau membela diri meladeni serangan dua pemuda itu. Puas melampiaskan amarahnya, kedua pelaku langsung meninggalkan Erlambang di lokasi kejadian. Setelah itu, keduanya pergi menggunakan sepeda motor.
"Saya ditinggal sendirian dengan kondisi babak belur, setelah itu saya mendatangi kantor polisi untuk melapor. Tapi karena harus membawa surat keterangan dokter, saya tunda laporannya dan baru kali ini sempat melapor," pungkasnya.
Laporan Erlambang atas kasus tersebut kini sudah diterima pihak kepolisian. Laporan itu masih didalami oleh tim penyidik Sat Reskrim Polrestabes Semarang. "Laporan sudah kami koordinasikan dengan petugas Sat Reskrim Polrestabes Semarang guna penyelidikan lebih lanjut," kata Kanit II SPKT Polrestabes Semarang AKP Sapari.
(zik)