Aksi Tawuran di Makassar Telan Korban Jiwa
A
A
A
MAKASSAR - Aksi tawuran di kota Makassar menelan korban jiwa. Syahrul (14), siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kartika VII Makassar, tewas setelah terlibat tawuran Minggu dini hari.
Korban tewas setelah dihantam benda keras seperti balok kayu, batu, dan benda tumpu lainnya. Dia mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Ibnu Sina, setelah mendapatkan perawatan intensif kurang lebih tujuh jam lamanya.
Informasi yang diperoleh, sekitar pukul 05.00, korban melihat rekannya sedang tawuran di bawah Fly Over Jalan Urip Sumoharjo. Korban lalu membantu rekannya. Namun nahas, saat menggunakan sepeda motor, dia dicegat oleh kelompok lawan di depan Graha Pena. Korban terkena lemparan batu di bagian kepala.
Akibat dari lemparan batu pada kepala, korban pun langsung terjatuh. Melihat korban terkapar bersimbah darah, kelompok lawan lantas menghampiri korban dan mengeroyok korban hingga tak sadarkan diri.
"Waktu korban terjatuh, kami juga tak sempat tolong dia, masalahnya ada yang mengancam menggunakan busur," ujar salah seorang rekan korban di Rumah Sakit Ibnu Sina, Minggu (29/6/2014).
Paman Korban, Syarifuddin, mengatakan Syahrul meninggal dunia setelah tujuh jam mengalami kondisi kritis di rumah sakit. Keponakannya itu mendapatkan luka bocor di bagian kepala, serta luka lebam di sekujur wajah "Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan kepergian Syahrul, karena sangat tersiksa saat dirawat," ujar Syarifuddin kepada wartawan.
Kapolsek Panakkukang Kompol Tri Hambodo mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus kematian Syahrul guna mengungkap siapa pelaku penganiayaan yang mengakibatkan siswa SMP kelas 3 itu meninggal dunia
"Dari pengumpulan bahan keterangan di lapangan kami sudah mengantongi ciri-ciri para pelaku pengeroyokan, sementara kami juga masih mengumpulkan bukti-bukti termasuk hasil visum korban," ujar Tri.
Tri menambahkan, pihaknya mengimbau kepada seluruh warga maupun keluarga agar tidak terpancing dengan situasi ini dan bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif.
Korban tewas setelah dihantam benda keras seperti balok kayu, batu, dan benda tumpu lainnya. Dia mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Ibnu Sina, setelah mendapatkan perawatan intensif kurang lebih tujuh jam lamanya.
Informasi yang diperoleh, sekitar pukul 05.00, korban melihat rekannya sedang tawuran di bawah Fly Over Jalan Urip Sumoharjo. Korban lalu membantu rekannya. Namun nahas, saat menggunakan sepeda motor, dia dicegat oleh kelompok lawan di depan Graha Pena. Korban terkena lemparan batu di bagian kepala.
Akibat dari lemparan batu pada kepala, korban pun langsung terjatuh. Melihat korban terkapar bersimbah darah, kelompok lawan lantas menghampiri korban dan mengeroyok korban hingga tak sadarkan diri.
"Waktu korban terjatuh, kami juga tak sempat tolong dia, masalahnya ada yang mengancam menggunakan busur," ujar salah seorang rekan korban di Rumah Sakit Ibnu Sina, Minggu (29/6/2014).
Paman Korban, Syarifuddin, mengatakan Syahrul meninggal dunia setelah tujuh jam mengalami kondisi kritis di rumah sakit. Keponakannya itu mendapatkan luka bocor di bagian kepala, serta luka lebam di sekujur wajah "Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan kepergian Syahrul, karena sangat tersiksa saat dirawat," ujar Syarifuddin kepada wartawan.
Kapolsek Panakkukang Kompol Tri Hambodo mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus kematian Syahrul guna mengungkap siapa pelaku penganiayaan yang mengakibatkan siswa SMP kelas 3 itu meninggal dunia
"Dari pengumpulan bahan keterangan di lapangan kami sudah mengantongi ciri-ciri para pelaku pengeroyokan, sementara kami juga masih mengumpulkan bukti-bukti termasuk hasil visum korban," ujar Tri.
Tri menambahkan, pihaknya mengimbau kepada seluruh warga maupun keluarga agar tidak terpancing dengan situasi ini dan bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif.
(zik)