Sopir Tangki Pertamina Mogok, Polda DIY Siagakan Personel

Senin, 26 Mei 2014 - 11:32 WIB
Sopir Tangki Pertamina...
Sopir Tangki Pertamina Mogok, Polda DIY Siagakan Personel
A A A
BANTUL - Ratusan sopir tangki atau Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina Depo Rewulu, Argomulyo, Sedayu, Bantul, melakukan aksi mogok, Senin (26/5/2014) mulai pukul 06.00 WIB. Ratusan polisi disiagakan menggantikan peran sopir tangki melakukan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Satlantas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta AKBP Kristiono mengatakan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya mengerahkan sekitar 250 personel keamanan dari TNI/Polri. Selain itu, Polda DIY juga menyiagakan sekitar 50 personel driver dari jajaran kepolisian dan 10 lainnya dari aparat TNI.

"Kami akan stand by penuh di Rewulu, sewaktu-sewaktu dibutuhkan siap untuk operasional. Di samping itu, Polda juga siap mengamankan di lapangan. Kalau terjadi sesuatu maka harus diantisipasi jangan sampai kegiatan ini mengganggu distribusi BBM ke SPBU," ujarnya.

Kepala Sub Bagian Kerja Sama Operasional (Kasubag Kermaops) Polda DIY Kompol Surakhman mengungkapkan, aparat Polda akan disiagakan di Depo Rewulu hingga situasi kondusif. Meskipun pada aksi mogok ini pasokan BBM berjalan seperti biasa karena masih ada sopir lain, pihaknya tetap siaga penuh jangan sampai pasokan terhambat. "Hari ini sebetulnya sedikit ada keterlambatan. Tetapi penyebabnya bukan karena aksi mogok, itu akibat trafo Pertamina rusak," ujarnya.

Khusus untuk personel yang disiagakan untuk menjadi sopir tangki, pihaknya memang telah menyiapkan secara khusus. Karena mengemudikan mobil tangki memerlukan keahlian khusus. Pihaknya telah bekerja sama dengan Pertamina melakukan pelatihan.

Koordinator Paguyuban AMT Rewulu, Dahono mengatakan, mereka melakukan aksi mogok karena tuntutan pembayaran uang lembur selama dua tahun belum juga dipenuhi pihak Pertamina. Karena, selama ini kerja mereka selalu lebih lama dibanding dengan jam kerja pada jam normal seperti yang ditentukan oleh pemerintah. "Kami hanya menuntut hak yang belum dibayarkan," tuturnya.

Dahono mengungkapkan, beberapa waktu sebelumnya mereka bekerja mulai dari pukul 05.00 hingga 23.00 WIB. Namun, pihak perusahaan sama sekali tidak menghitung itu sebagai lembur. Pihak perusahaan beralasan, hal tersebut sudah termasuk dalam kontrak yang telah disepakati sebelumnya.

Para sopir tangki ini meminta Pertamina mematuhi perintah dari Menteri Tenaga Kerja (Menaker) yang keluar tiga bulan lalu. Pihak paguyuban sopir tidak mengetahui mengapa sampai tiga bulan lebih surat tersebut keluar, belum juga dipenuhi. "Aksi mogok ini juga serentak dilakukan di empat depo, masing-masing Boyolali, Madiun, Surabaya, dan Banyuwangi," ungkapnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1230 seconds (0.1#10.140)